10 Menit berlalu, akhirnya El datang menjemput Bucky. El melihat Bucky sedang duduk di lobby apartemen dengan posisi duduk layaknya anak kecil yang menunggu di jemput ibunya. "Ayo, Pria Tua." ucap El dari dalam mobil. Bucky pun beranjak dari duduknya dan menuju mobil. Bucky berpakaian serba hitam dengan kacamata hitamnya dan juga memakai topi.
"Kau bisa menyetir? Aku ingin bertanya pada ibuku apa saja untuk kebutuhan malam." kata El. "Sungguh? Kau akan berbelanja tetapi tidak tahu apa yang akan dibeli? Ya, aku bisa menyetir." ucap Bucky dengan wajah malas. "Aku tidak tahu semua yang aku butuhkan, Buck! Tolong, kau saja yang menyetir. Akan kuberi upah." ucap El beranjak dari duduknya dan berpindah duduk.
"Hei! Jaga ucapanmu, anak muda!"
"Bercanda. Ayo cepat berangkat. Hei, tunggu. Kenapa kau menutup semua tubuhmu dengan serba hitam?" El mengangkat sebelah alisnya. "Karena pasti akan mengenalku. Secara aku juga pahlawan dan juga... Aku seorang pria tampan. Jadi... harus menyamar." Bucky menyeringai.
"Apa?! PFTT.... HAHAHA"
"Apa yang lucu?"
"Sudahlah, ayo jalan."
•••
Sesampainya di supermarket, Bucky memarkirkan mobilnya lalu masuk ke dalam supermarket dan mengambil troli. "Kau terlihat konyol berpenampilan seperti itu." El menertawai Bucky. "Apa? Aku terlihat ✨tAmpHAn✨ Kau tahu?" kata Bucky menyisir rambutnya dengan tangannya.
"IDIH"
Mereka mulai mencari barang yang dibutuhkan. El didepan untuk melihat barang, sedangkan Bucky membawa troli dibelakang. "Apa saja daftar belanjaanmu?" tanya Bucky. "Ibuku menyuruh membeli 5 botol tequila, 3 pak tissue, 2 kotak sereal untuk adikku. Itu saja, tidak banyak. Lainnya sudah dibeli ibuku. Dan ada tambahan, kebutuhan mu masuk ke daftar belanjaku." ucap El sambil melihat handphonenya. "Kau serius?"
"Ya, tentu. Aku serius. Apapun yang kau perlukan." ucap El mengangguk.
"Baiklah. Terimakasih, btw."
"Hei, kapan terakhir kali kau berbelanja?" kata El sambil memasukkan 5 botol tequila ke dalam troli yang ada didepannya dengan Bucky. "Tahun 2016 saat di Wina. Entah aku membeli apa, aku lupa. Itu pun bukan di supermarket. Penjual di pinggir jalan. Sudah lama sekali. Kapan terakhir kali kau berbelanja, El?" tanya Bucky. "Oh, saat ayahku masih hidup."
"Apa yang kau beli?"
"Pesawat." ucap El dengan mudahnya dia ucapkan. Bucky langsung melihat El dengan wajah terkejut. "Apa? Dia yang meminta aku memilih dan dia yang membayarnya. Maksudmu di supermarket?" El menyeringai. Bucky langsung buang muka. "Aku terakhir berbelanja di supermarket bersama ibuku setahun yang lalu. Setelah itu aku ada kesibukan. Aku tidak bertanya belanja di supermarket, Buck. Kau pun tidak bertanya seperti itu." El tertawa. "Kau sedang sombong. Kau sedang sombong. Kau sedang sombong. Anak Tony Stark sedang menyombongkan diri." Bucky berjalan sambil membawa trolinya dan meninggalkan El.
"Jika kau marah, takkan ku belikan keperluan mu. Terserah kau."
"Gadis tahun 45 dengan gadis tahun sekarang sama saja. Selalu menggunakan kata 'terserah'." ucap Bucky yang diikuti El di belakang. "Aku berbeda, Buck. Aku anak Tony Stark, kekasih Penyihir, partner seorang veteran ✨ tAmpHAn✨" El sambil menyisir rambutnya seperti yang dilakukan Bucky. "ANJAYYYY AHAHAHAHA... Gimana? Impresifnya?" El tersenyum dan mengangkat alisnya berkali-kali. "Improvisasi? Beda arti, El. Haha, dasar kau ini!" Bucky hanya menggeleng kepala melihat kelakuan El seperti anak kecil.
"Sudahlah, ayo belanja kebutuhanmu. Setelah itu kita pulang ke rumahku."
-•-
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
Fanfiction[Bahasa Indonesia] Seorang gadis yang bisa masuk Marvel Universe berkat Infinity Gauntlet. Ia diberi misi oleh seseorang untuk menyelamatkan pahlawan yang sudah mati di film Endgame. Ia diberi peran karakter sebagai keluarga Stark atau lebih tepatny...