TAH - 16

5.7K 404 7
                                    

Aku mau kasih voucher diskon PDF The Angry Husband di KaryaKarsa, silakan cek wall yak.

Happy Reading ✨️

***

Cira berlari bersisian dengan Anisa menuju ke mana arah bola menggelinding. Kedua gadis itu berlari dengan sangat santainya, tidak seperti teman-temannya yang lain, yang berlari dengan semangat untuk mengambil alih bola dari pemain lawan. Ke mana bola menggelinding, di situlah Cira dan Anisa berlari sembari bergosip.

“Dih, nggak percaya banget lo sama gue.” Anisa mencibir.

Ck, bukan gitu, Nis. Omongan lo itu nggak masuk akal, buat apa si Hadi ke kelas kita, dan lo bilang kalau dia dateng buat nyariin gue? Makin nggak masuk akal tahu nggak,” ucap Cira.

“Apa lo punya hutang sama dia? Mangkanya cowok itu nyamperin lo sampe ke kelas?” tanya Anisa, kemudian menarik tangan Cira untuk mengubah arah lari mereka.

“Hutang?” Cira membeo.

“Nggak, gue nggak punya hutang sama si Hadi. Alesannya apa sampe gue ngutang ke dia? Lo tahu sendiri ‘kan kalau gue itu sama sekali nggak kenal si Hadi sebelum gue pacaran sama Erza, Nis?”

“Lah? Terus tujuan Hadi ke kelas buat apa? Dia juga tadi nggak ngomong apa-apa pas habis diledekin sama Arif,” gumam Anisa yang mendapatkan gidikkan bahu dari Cira.

“CIRA! TENDANG BOLANYA SEKARANG!” teriak Desi—teman satu timnya.

Alis Cira terangkat sebelah, matanya menatap Desi bingung. “Apa?” tanyanya tanpa suara.

“BOLA YANG ADA DI DEPAN KAKI LO, NJIR! BURUAN TENDANG!” Desi kembali berteriak. Gadis itu tampaknya sedang menahan gemas pada Cira yang hanya berdiri linglung ketika mendapat perintah darinya.

Cira menurunkan pandangannya pada sebuah bola yang tepat berada di depan kakinya. Cira menyempatkan melirik Desi sebentar, yang dapat ia lihat kini gadis itu sedang mengepalkan kedua tangannya dan mulutnya yang tiada henti menyuruh ia untuk segera menendang bola ke gawang lawan.

“Sekarang?”

“Iya, Buset,” geram Desi tidak sabar.

Suasana di lapangan tampak tegang, menunggu Cira yang akan menendang bola itu. Hanya Cira yang dapat diandalkan oleh anggota timnya, karena ini adalah babak terakhir dari permainan sepak bola antar murid perempuan kelasnya. Sebelumnya kedua tim perempuan mendapatkan skor yang sama, jadi Ciralah yang dapat menentukan siapa tim yang akan menang nantinya.

Gadis itu terkesiap ketika bola yang tadi ada di depannya bergerak akibat sebuah kaki yang menggiring bola tersebut menjauhinya. Umpatan keras yang berasal dari Desi terdengar, gadis berambut sebahu itu menatap kesal Cira. Padahal sedikit lagi tim mereka akan menang, tapi Cira malah mengacaukan semuanya.

“Nggak usah cemberut lo, Des. Gue pastiin tim kita yang bakal menang,” ucap Cira penuh keyakinan.

Sedangkan Desi membalasnya ketus, “Pokoknya itu wajib, Cira.”

Cira memutar tubuh mengejar bola yang sedang digiring menuju gawang timnya. Tidak boleh dibiar bola itu masuk ke dalam gawangnya. Semua anggota timnya ikut berlari, mengejar dan merebut kembali bola yang sedang berada di tim lawan.

“Biadab lo, Nis! Bisa-bisanya lo ngambil kesempatan dalam kesempitan!” teriak Cira tepat di sebelah Anisa yang ternyata memang sahabatnya itulah tersangkanya.

“Bagus dong, kalau gitu,” sahut Anisa acuh tak acuh karena fokusnya hanya pada bola yang tengah ia giring menuju gawang tim Cira.

Beberapa saat kemudian Anisa mengumpat ketika bola itu berpindah pada Cira. Mantannya Erza itu berlari cepat membawa bola ke arah gawang tim Anisa, yang memang sudah seharusnya bola tersebut masuk ke sana. Hingga jarak yang sudah lumayan dekat dengan gawang lawan, Cira menarik keluar semua kekuatan yang ada di dalam tubuhnya, lalu kakinya terayun menendang bola dengan sekuat tenaga.

The Angry Husband [Completed - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang