Happy Reading ✨️
***
Mobil Adam tepat berhenti di depan gerbang TK ter-elite se-Jakarta, bangunan yang begitu luas dan dilengkapi berbagai fasilitas termasuk permainan anak-anak yang begitu lengkap di dalamnya. Tidak heran jika biaya SPP di TK tersebut tak main-main, bahkan biaya satu tahunnya mencapai ratusan juta, hanya orang dari kalangan ataslah yang mampu menyekolahkan anaknya di TK itu.
“Ayo, Mom, anterin aku masuk ke dalem,” ujar Zaky seraya memakai tas ranselnya.
Hari ini anak itu duduk di jok belakang, tidak lagi duduk di pangkuan Cira, sebab sang Daddy telah melarangnya dengan alasan bahwa Zaky semakin hari semakin berat dan itu akan membuat mommy-nya merasa pegal jika harus memangkunya. Zaky yang tidak ingin merepotkan Cira pun, pada akhirnya menuruti ucapan daddy-nya meski dengan berat hati.
“Sama Daddy aja,” ucap Adam setelah melepas sabuk pengamannya. Pria berusia 28 tahun itu bersiap membuka pintu mobil sebelum matanya menangkap Zaky yang bergeming di tempatnya lewat cermin mobil.
“Ayo, Za. Kalau kamu masih diem aja kayak gitu, yang ada kamu malah telat nantinya.”
Bibir Zaky mencebik, ia mendekati Cira dan Adam, memosisikan dirinya di tengah-tengah antara daddy dan mommy-nya. Kepalanya menoleh ke kanan, menatap Adam dengan raut memohon. “Aku maunya Mommy yang anterin ke dalem, nggak mau Daddy. Aku bosen kalau harus Daddy yang anter.”
“Kenapa harus Mommy? Biasanya ‘kan kamu sama Daddy,” tanya Adam, matanya melihat Cira yang baru saja memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam.
“Dad, aku ‘kan udah bilang ... kalau aku itu bosen dianter sama Daddy terus.”
Adam menggeleng tegas, kemudian berkata, “Nggak, Daddy yang bakal anterin kamu ke dalem. Kalau Mommy yang anter—“ Pria itu berhenti berkata saat melihat sang istri sedang membuka sabuk pengaman. “Mau ngapain kamu?” tanyanya pada Cira.
Cira menoleh dan tersenyum kepada suaminya, ia memajukan wajahnya untuk mengecup pipi Zaky yang membuat anak itu segera menatapnya. Zaky tersenyum malu-malu ketika mendapat kecupan dari sang Mommy, ia pun membalasnya saat Cira menyodorkan pipi gadis itu ke arahnya.
“Mau dianter sama Mommy ‘kan? Ayok kalau gitu, Mommy juga penasaran sama dalemnya sekolah kamu,” ucap Cira. Tanpa memedulikan Adam, ia segera keluar dari mobil dan membuka pintu belakang untuk anak sambungnya.
“Cira, kamu—“
“Kenapa sih, Om? Aku ‘kan cuman pengen nganterin Zaky ke dalem, kok kayak nggak ngizinin banget,” gerutu Cira. Gadis itu sengaja mengecilkan suaranya agar Zaky tidak mendengar ketika ia memanggil Adam dengan sebutan ‘Om’.
“Biar saya yang anterin dia. Kamu diem aja di dalem mobil tunggu saya,” balas Adam dingin.
“Ngotot banget sih mau nganterin Zaky ke dalem! Oh, atau jangan-jangan ... di TK ini ada guru muda, mangkanya Om keukeuh mau nganterin Zaky? Ck, pagi-pagi udah mau ngapel. Lupa kalau udah punya istri?!”
“Pagi-pagi nggak usah ngajak ribut! Lagian kamu ngomong apa sih? Saya nggak ngerti bahasa kamu, udah sana cepetan anterin Zaky ke dalem, nanti anak itu keburu telat!” Kini malah Adam yang terlihat kesal akibat ucapan istrinya.
Pemikiran gadis itu memang selalu negatif, alasan Adam tidak mengizinkan Cira untuk mengantar Zaky karena ia takut gadis itu tersesat di dalam sekolah yang begitu luas. Sedangkan Zaky tidak bisa diandalkan, anak itu nantinya akan asyik berbicara jika sudah berada di dekat Cira dan tentu akan melupakan segala hal.
Cira kembali berdecak dan menatap garang sang suami sebelum mengajak Zaky masuk ke dalam pekarangan sekolahnya. Adam yang berada di dalam mobil memilih cuek dan tidak menghiraukan Cira dengan segala tingkah laku gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angry Husband [Completed - Revisi]
Romansa[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Sequel 'Gavin Is My Husband' * Disarankan untuk membaca 'Gavin Is My Husband' terlebih dahulu. 📢 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁�...