TAH - 19

5.2K 417 3
                                    

Happy Reading ✨️

***

“Cira, apa kabar?” Bani yang pertama kali menyapa mantannya Erza. Sorot mata laki-laki itu menatap geli pada Hadi dan Cira, pasalnya gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangan Hadi dan saat begitu terlepas malah Hadi beralih merangkul bahu Cira dengan erat.

Cira tampak tak nyaman atas semua perlakuan Hadi padanya, ia kembali berusaha untuk melepas rangkulan Hadi di bahunya. Akan tetapi laki-laki siluman buaya itu tetap kukuh tidak ingin melepaskannya.

“Ada orang nanya tuh dibales dong, Ci, jangan diem aja,” ujar Hadi sembari menertawakan Cira yang sedang berusaha keras agar terlepas darinya.

Gadis itu mengembuskan napasnya lelah, kemudian menjawab pertanyaan Bani, “Kabar gue nggak baik, Ban. Lo nggak lihat nih, gue lagi dikekepin sama predator ganas.” Matanya melirik tajam pada Hadi yang kini malah tertawa keras.

Rupanya Hadi tidak tertawa sendirian, keempat sahabatnya termasuk Erza ikut tertawa setelah mendengar jawaban Cira. Karena kesal ditertawakan, Cira dengan kekuatan tersembunyinya segera menyentak tangan Hadi yang melingkar di bahunya. Tendangan maut milik Cira mengenai perut laki-laki itu yang membuat Hadi langsung terjatuh dengan tangan yang memegangi perutnya.

Hadi menatap Cira dengan raut wajah kesakitan, dan untuk keempat laki-laki lainnya mengamati Cira serta Hadi secara bergantian dengan mulut menganga. Mereka tidak habis pikir, Cira mampu berbuat seperti itu kepada Hadi yang notabenenya seorang lelaki.

Sedangkan satu orang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka tersenyum miring melihat kejadian itu.

“Hadi, lo nggak apa-apa?” tanya Sandi seraya mengulurkan tangan guna membantu Hadi kembali berdiri.

Hadi tak mengindahkan pertanyaan dari Sandi, laki-laki itu menatap tak percaya kepada Cira yang acuh tak acuh saat ini. “Anjir, gue nggak nyangka lo bisa kayak tadi, Ci.”

“Kadang, kemampuan bela diri sangat dibutuhkan ketika seseorang sedang dalam keadaan terancam. Contohnya gue,” papar Cira yang membuat Hadi mendengus.

“Lagian salah lo juga, Di. Jadi cowok genit amat, sampe si Cira mantannya Erza, lo targetin juga,” ucap Arif memutar kedua bola mata malas.

Astagfirullahaladzim.” Hadi segera saja menyebut dan mengusap dadanya agar tidak terlihat sedang salah tingkah akibat ucapan Arif. “Ah, ya kali. Nggaklah, gitu-gitu gue masih sayang sahabat, siapa tahu habis ini Erza minta balikan.”

“Gue yang nggak mau!” seru Erza dan Cira bersamaan yang mengundang dengusan geli dari keempat laki-laki itu.

“Nggak mau tapi kompak banget ngomongnya,” goda Arif sembari menunjuk kedua mantan sejoli.

“Nggak ada, ya! Sekali lagi lo ngomong kek gitu, gue sumpel mulut lo pake ini,” ancam Erza mengangkat bungkus kotak ke hadapan wajah Arif yang membuat laki-laki itu mengibaskan kedua tangannya.

“Ah, nggak ada apanya. Beberapa menit yang lalu si Cira ngomong sendiri ke gue,” ujar Hadi santai.

“Gue nggak ngomong apa-apa ke lo, Di. Jangan fitnah lo, wahai crocodile stealth.” Cira membulatkan matanya, mengancam Hadi untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang nanti akan membuatnya malu di hadapan sang mantan sekaligus adik ipar.

Akan tetapi Erza begitu penasaran dengan apa yang diucapkan Cira pada Hadi. Ia mengamati Hadi yang sibuk menggoda Cira lewat mimik wajahnya. Decakan kesal terdengar lirih keluar dari mulut Erza, laki-laki itu bukan cemburu atau sebagainya ketika melihat sahabat dan mantannya yang sedang bertukar pesan lewat batin. Erza merasa kalau Hadi mulai menaruh hati kepada Cira.

The Angry Husband [Completed - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang