Happy Reading ✨️
***
Pintu kamar terbuka setelah beberapa detik mulut Zaky dibekap oleh Vian. Adam membuka pintu dengan kondisi wajah yang menahan kantuk, rambut acak-acakan, dan tangannya yang sibuk mengusap-usap bokong. Mendengar pintu yang diketuk secara tidak manusiawi, serta teriakan yang seperti tarzan, membuat Cira dengan cepat membuka matanya, karena merasa tidurnya terganggu dengan itu semua.
Alhasil karena masih ingin melanjutkan tidurnya dan tidak ingin melihat siapa gerangan yang mengetuk pintu, Cira membangunkan Adam. Seperti yang suaminya itu katakan sebelumnya, pria itu memang kebo, susah sekali untuk dibangunkan. Sudah beberapa kali Cira menggoyang-goyangkan tubuh Adam, dari yang pelan hingga kencang, tapi pria itu bagai orang mati yang tidak terusik sama sekali.
Karena benar-benar terganggu dengan ketukan pintu, serta si suami yang sulit untuk dibangunkan, Cira memilih cara yang mungkin dapat menambahkan dosanya. Gadis itu mendorong tubuh Adam menggunakan kakinya dengan kuat. Begitu Adam terjatuh, Cira mengubah posisinya menjadi telentang. Tidak memedulikan suaminya yang mengaduh kesakitan, terutama bagian bokong.
“Itu ada yang ngetok-ngetok pintu. Om aja yang ngelihat orangnya, aku masih ngantuk,” gumam Cira saat itu, dan dengan sedikit kesal, Adam berjalan menuju pintu lalu membukanya.
“Apa?” tanya Adam pada orang yang ada di hadapannya. Walau pandangannya sedikit buram, ia dapat melihat orang itu adalah Vian—adiknya.
“Daddy,” panggil Zaky begitu ceria melihat Adam.
Pria itu menurunkan tatapannya, melihat Zaky yang tersenyum dengan memeluk kakinya. “Ada apa, hmm?” Tangannya terulur untuk mengusap rambut lebat milik anak itu.
“Cuman kangen doang sama Daddy,” jawab Zaky yang masih memeluk Adam.
“Udah, ya, cil. Tugas gue nganterin lo ketemu si Daddy udah kelar. Gue mau balik ke ruang tengah dulu.” Usai mengatakan itu, Vian mendekati Adam dan membisikkan sesuatu pada abangnya.
“Gimana? Enak?” bisik Vian yang dibalas dengan kernyitan di dahi oleh Adam.
“Enak nggak?” Sekali lagi pria itu bertanya pada abangnya.
Sedangkan Adam dengan wajah datarnya semakin bingung mendengar pertanyaan Vian. “Mungkin,” jawabnya asal dan itu membuat Vian begitu syok.
Abangnya ini sudah mencoblos daun muda ternyata, batin pria itu.
“Kenapa?” Kini Adam menatap heran adiknya yang terlihat terkejut mendengar jawabannya.
“Nggak. Kalau gitu gue balik dulu, Bang.”
Vian yang masih memasang wajah terkejutnya berlalu dari sana. Ia kira Adam tidak akan menyentuh Cira, karena terlihat jelas bahwa abangnya itu dengan terpaksa menerima pernikahan ini. Tapi jika diingatkan kembali, seorang pria dapat menyentuh wanita tanpa melibatkan cinta di dalamnya. Begitu pun dengan teman-temannya dan—mungkin saja dirinya juga termasuk.
“Daddy.” Zaky memanggil Adam dan menarik-narik tangan pria itu. “Aku mau lihat Mommy,” katanya seraya menunjuk ke dalam kamar—lebih tepatnya menunjuk Cira yang sedang tidur dalam posisi telentang.
Adam menoleh ke arah yang ditunjuk anaknya. “Mommy?” ulangnya. Pria itu merasa aneh ketika Zaky memanggil Cira dengan sebutan ‘Mommy’.
“Iya, yang tidur di sana itu sekarang udah jadi mommy-nya aku,” ujar Zaky menjelaskan pada Adam, tapi daddy-nya itu masih terlihat bingung. “Kata Jaja, Daddy itu pasangannya Mommy, sedangkan Papa pasangannya Mama.”
Jadi begitu? Adam paham sekarang.
“Ayo,” ajak Adam membawa Zaky masuk ke dalam.
Mata bulat milik anak berusia lima tahun itu menatap Cira dengan geli. Gadis yang sudah menjadi mommy-nya itu tertidur dengan posisi telentang, mulut terbuka, dan kedua kaki yang dilebarkan. Terlihat sekali bahwa kasur itu sedang dikuasai oleh sang pemilik, seolah-olah berkata ‘kasur gue, lo semua nggak boleh nempatin’.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angry Husband [Completed - Revisi]
Romance[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Sequel 'Gavin Is My Husband' * Disarankan untuk membaca 'Gavin Is My Husband' terlebih dahulu. 📢 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁�...