Happy Reading ✨️
***
Sudah sejak setengah jam yang lalu, suasana kelas XII-IPS 3 tampak sunyi dan tenteram, tidak seperti hari-hari biasanya. Seluruh murid kelas tersebut tengah khusyuk mencoret-coret lembaran buku tulis mereka dengan huruf-huruf dan kalimat yang tidak ada ujungnya. Sesekali teriakan salah satu dari mereka terdengar di saat tangannya salah menuliskan sebuah kata, meminjam tipex pada yang punya untuk mengganti kata yang salah tersebut.
Bahkan mereka selalu menggerutu melihat sekretaris yang bertugas untuk menulis di papan tulis tidak berhenti menorehkan tinta spidol di papan putih berukuran besar itu.
“Coba yang di depan minggir sedikit dong. Gue nggak kelihatan itu tulisannya apaan.” Suara murid perempuan menginterupsi, menyuruh sekretaris itu menyingkir sedikit.
Karena baik hati, sekretaris itu sedikit bergeser ke kanan agar temannya dapat melihat dengan jelas apa yang ia tulis di depan. Selanjutnya, sang sekretaris kembali menggerakkan tangannya di papan tulis tersebut. Baru beberapa kata yang ditulisnya di sana, suara temannya kembali terdengar.
Suara itu berasal dari murid laki-laki yang memakai kacamata. “Heh! Udah betul posisi lo kayak sebelumnya. Sekarang malah gue yang nggak kelihatan gara-gara ketutupan badan lo itu. Geser lagi deh ke kiri.”
“Nggak ada, nggak ada! Udah betul posisi lo kayak tadi, nggak usah dengerin mulut si Ketu,” sahut murid perempuan yang sebelumnya menyuruh sekretaris itu bergeser.
Si murid laki-laki tidak terima dengan yang dikatakan oleh murid perempuan tadi, lantas ia langsung membalasnya. “Ya nggak bisa gitu dong, Beha. Gue juga pengen nulis, dan selesai cepet ini catetan.”
Seluruh isi kelas sudah tidak bisa fokus kembali pada buku tulis dan papan tulis yang ada di depan, kini atensi kelas XII-IPS 3 teralih pada murid perempuan dan laki-laki yang terus berdebat mengubah posisi berdirinya sang sekretaris yang mengganggu keduanya menulis.
Bahkan saking kesalnya dengan murid laki-laki yang dijuluki ‘si Ketu’, murid perempuan itu melempar tipex temannya—yang tadi dia pinjam ke arah laki-laki itu. Lemparan yang diberikannya sungguh tepat sasaran mengenai kepala si Ketu itu, yang membuat sang empunya dengan refleks mengusap bagian kepala yang terkena lemparan tipex.
“Kepala gue sakit, Beha sialan!” hardik si Ketu.
“Itu salah lo sendiri! Makan tuh tipex si Cira!” ketus murid perempuan yang dipanggil ‘Beha’ tadi.
Kelas mulai ribut, sekretaris yang masih berdiri di depan dengan buku paket yang ada di tangannya menatap tajam Beha—murid perempuan yang melempar tipex ke kepala si Ketu. “Itu tipex gue, geblek! Ngapain lo lempar-lempar ke si Akmal?! Nanti kalau hilang gimana, Nis?!” murka Cira, bahkan gadis itu sampai membanting buku paket saking kesalnya pada Anisa.
Cira dalam keadaan tidak sadar saat melempar buku paket itu, dan kini si pemilik barang tersebut membelalakkan matanya dari arah pintu kelas. Ketika di jalan menuju kelas XII-IPS 3, Pak Herman dengan pendengaran tajamnya dapat mendengar suara ribut-ribut dari kelas tersebut, bahkan saat itu posisi beliau cukup jauh dari kelas Cira.
Karena rasa penasaran yang melambung tinggi, Pak Herman segera mempercepat langkahnya. Seharusnya tadi dia tidak perlu meninggalkan kelas pasar itu dengan alasan bosan hanya duduk manis di sana, dan malah berakibat seperti ini saat ditinggal lama maupun sebentar. Sebenarnya saat tadi sebelum ia meninggalkan kelas itu, firasatnya sudah mengatakan bahwa kejadian seperti ini pasti akan terjadi.
“CIRA!!! KENAPA KAMU JATUHIN BUKU SAYA, ANAK PINTAR!” murka Pak Herman.
Murid-murid di dalam sudah mengetahui jika Pak Herman saat ini benar-benar marah. Selain perkara buku paket yang tidak sengaja Cira banting, alasan keduanya sudah pasti suasana gaduh yang tidak pernah lenyap barang sebentar pun di kelas itu. Kepala sekolah pernah mewasiatkan kepada guru-guru di Alzero, lebih tepatnya untuk guru yang mengajar di kelas XII-IPS 3 agar tidak keluar kelas selama jam pelajaran berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angry Husband [Completed - Revisi]
Romans[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Sequel 'Gavin Is My Husband' * Disarankan untuk membaca 'Gavin Is My Husband' terlebih dahulu. 📢 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁�...