TAH - 9

7K 476 4
                                    

Happy Reading ✨️

***

Sudah hampir jam sembilan malam, suaminya itu belum pulang-pulang dan tidak memberi kabar apa pun padanya. Tangan Cira mengelus kepala Zaky yang sedang memeluknya. Cira berdecak, harus berapa lama lagi ia menunggu Adam?!

“Mom, aku ngantuk,” ujar Zaky mendongak menatap Cira.

“Tidur duluan sana, nanti Mommy nyusul kalau daddymu udah pulang.” Cira jadi tidak tega melihat wajah mengantuk Zaky, dirinya pun sama seperti anak itu. Tapi Cira harus menunggu Adam pulang, agar ia terlihat seperti seorang istri yang lain saat menunggu sang suami pulang kerja.

Bukan karena apa-apa, Cira melakukan ini juga untuk belajar bagaimana caranya agar menjadi istri yang baik. Gadis itu menghela napas di saat Zaky menggeleng. Cira mengambil segelas susu yang masih tersisa setengah lagi dan memberikannya pada Zaky.

“Habisin dulu susunya, nanti kita ke kamar,” ucapnya.

Zaky yang memang dasarnya anak penurut, tanpa berlama-lama langsung mengambil gelas susu yang disodorkan oleh Cira dan meminumnya hingga tandas. “Udah habis, Mommy.”

“Yaudah, ayo kita ke atas. Tapi Mommy mau taruh gelas ini dulu ke dapur.”

Ketika akan beranjak dari duduknya, Cira mendengar suara Erza yang terdengar meledeknya. “Ck, baru nikah udah punya anak aja.”

Cira terdiam, mata gadis itu melirik Erza sebentar. Sebelum benar-benar beranjak dari ruang tengah, Cira membalas ucapan Erza dengan santai dan tidak ingin terbawa emosi saat ini, sebab ada Zaky di sebelahnya. Ia tidak mau Zaky melihat sifat asli dari mommy-nya. “Yaaa, namanya juga kawin sama duda. Mau diapain lagi?”

“Duda?” bisik Erza selepas Cira pergi bersama Zaky.

Zaky memeluk Cira dengan erat, menandakan bahwa mommy-nya tidak boleh pergi ketika nanti ia telah tertidur. Cira membalas pelukan anak itu, sesekali tangannya menepuk-nepuk bokong semok Zaky. Rutinitas ini akan selalu Zaky lakukan ketika hendak tidur, hanya pada Cira anak itu akan bermanja ria.

Sebelum ada Cira, Zaky selalu bermanja-manja dengan Adam—daddy-nya. Tapi ketika Cira datang ke kehidupan ayah dan anak itu, membuat Zaky lebih memilih bermanja dengan Cira ketimbang Adam. Kadang, Adam yang selalu direcoki oleh Zaky merasa kehilangan di saat anak itu lebih memilih Cira. Tapi Adam juga bersyukur dengan kehadiran gadis itu, dengan adanya Cira maka ia dapat fokus untuk menyelesaikan pekerjaan kantor.

Adam tiba di rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Di ruang tengah, pria itu menemui adiknya yang sedang fokus menonton film barat. Adam mendekati Erza yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.

“Belum tidur?” tanya Adam dan ikut mendudukkan dirinya bersama Erza.

“Belum, soalnya bentar lagi kelar nih film,” jawab Erza tanpa mengalihkan pandangannya.

“Tidur. Besok lo sekolah.”

“Hmm.” Erza hanya bergumam tak jelas. “Lo udah punya istri, Bang, kurang-kurangin lemburnya. Jangan mentang-mentang Zaky ada yang ngurus, jadi lo bisa seenaknya aja. Kasihan si Cira kecapekan, belum punya anak tapi udah ngurusin anak orang.”

“Zaky juga anaknya,” sahut Adam singkat.

“Lo juga daddy-nya!”

The Angry Husband [Completed - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang