Keesokan harinya seperti biasa afizal bersekolah dan bekerja paruh waktu di toko sembako, semenjak afizal bekerja setelah sekolah, dia bahkan tak punya waktu untuk ngobrol atau berbalas chat karena terlalu sibuk, afizal hanya memiliki waktu berbincang dengan ketiga temannya saat di sekolah saja dan di libur sekolah.
Setelah kejadian kemarin, ia tak lagi melihat fafa disekolah atau memang afizal yang memang jarang keluar kelas jadi tak pernah melihat Fafa lagi.
Tepat sebulan afizal bekerja di pasar induk, hari ini adalah hari yang afizal tunggu, karena ia bisa mendapatkan gaji selama bekerja di toko sembako bu tiwi, afizal datang masih menggunakan seragam sekolah, ia langsung bekerja seperti biasa, setelah semua nya sudah selesai, afizal pun menghampiri bu tiwi.
"Bu, pekerjaan afizal sudah selesai" ucap afizal
"Oh iya afizal, tunggu sebentar ya" ibu tiwi membuka tasnya dan mengeluarkan uang merah 6 lembar atau bernilai 600 rb, lalu memberikan uang itu ke afizal, afizal pun menerima nya.
"Terimakasih bu" ucap afizal tersenyum dengan hati yang sangat senang, karena ia bs membayar uang sekolah.
"Iya sama-sama dan ini bonus buat afizal, sembako dari ibu buat nak afizal dan keluarga ya" ibu tiwi memberikan bonus berbentuk sembako ke afizal.
"Terimakasih Bu, tapi saya hidup sendiri bu maksudnya saya seorang Yatim piatu" ucap afizal.
"Astaghfirullah, maaf ya nak afizal, ibu nggk tau" ibu tiwi merasa bersalah karena selama ini tidak mengetahui jika afizal seorang yatim piatu yang notabennya karyawan ditoko nya.
"Tidak papa bu" ucap afizal santai, karena memang dirinya tidak merasa tersinggung jika ada yg bertanya perihal keluarga, toh memang benar dirinya seorang yatim piatu.
"Kalo begitu ibu ganti bonus sembako dengan ini saja ya" ibu tiwi mengeluarkan uang 150 rb sebagai bonus afizal karena bekerja keras dan rajin, afizal pun menerima uang itu.
"Terimakasih bu, kalo begitu saya pamit ya bu" ucap afizal bersemangat, salim tangan bu tiwi dan bergegas pulang, karena ingin menghitung berapa uang yang sudah terkumpul di celengan tabung.
***
Percakapan antara bu tiwi dan afizal terdengar oleh seseorang yang memang sedang melewati toko itu dan bersembunyi di dekat toko tersebut, dia adalah fafa, fafa hari ini ke pasar demi menghindar dari fazo, karena hanya pasar yang dipastikan banyak orang berlalu lalang dan ramai, hingga ia bisa bersembunyi dari laki-laki yang terobsesi dengan nya itu, hingga ia terlantar hingga tak sengaja melihat afizal yg sedang bekerja dan mendengar percakapan antara pemilik toko dan karyawan nya yang tak lain afizal, setelah dirasa afizal pergi, fafa pun mengikuti afizal hingga ke jalanan besar, fafa terus membututi afizal tanpa sadar dirinya sedang di incar dan dibuntuti juga, fafa tak menyadari itu hingga saat ia ingin menyebar, tangannya di cekal seseorang dan di tarik paksa, ia meronta dan meringis karena tangannya sakit dan perih akibat perbuatan seseorang itu, saat ia mendongak, baru lah fafa menyadari jika ia dalam masalah besar, karena ternyata fazo yang menarik lengannya.
"Tolong..... " fafa berteriak sekeras mungkin agar afizal yang ada di depan sana mendengar.
Namun afizal tetap tak mendengar dan fazo menarik fafa ke tempat yang sepi karena sudah menjelang malam hari, sehingga banyak toko atau warung yang sudah tutup.
Fafa tak kehabisan cara, ia menggigit tangan fazo dan berlari ke arah afizal, namun sebelum lari fazo memukul keras punggung fafa.
"Aaaaaah.... " fafa berteriak kesakitan karena pukulan fazo, teriakan fafa kali ini membuat afizal membalikkan badan dan menghampiri fafa, sedangkan fafa terjatuh dan menunduk, pukulan fazo benar-benar menyakitkan, hingga badannya terasa kaku sesaat, setelah ia mengatur nafas, ia pun mendongak dan melihat fazo yang sedang bergulat dengan afi-zal... fafa lega karena ternyata afizal menolongnya.
Bugh
Bugh
Bugh
"Sialan" fazo sesekali mengumpat karena lagi-lagi usaha nya gagal dan lagi-lagi cowok ini yang membantu fafa.
Afizal merasa kesakitan di seluruh badannya, namun ia bertekad untuk mengalahkan laki-laki yang menurutnya brengsek karena lagi-lagi berlaku kasar pada perempuan dan ternyata perempuan itu fafa.
Hingga terdengar suara warga yang melihat perkelahian mereka pun ikut melerai, fazo lebih dulu melarikan diri karena takut di amuk warga, sedangkan afizal terduduk dan mengontrol pernafasan karena kelelahan sekaligus kesakitan di seluruh badannya.
"Ada apa ini mas?" Tanya salah satu warga yang menghampiri afizal
"Tidak apa-apa, terimakasih" hanya itu jawaban yang diberikan afizal.
Wargapun membubarkan diri, fafa masih terduduk tak jauh dari tempat afizal berada, lebih tepatnya ia bersembunyi karena merasa takut, ia pun bernafas lega kala kedatangan warga mampu melerai mereka, fafa pun ke luar dari persembunyiannya dan menghampiri afizal.
Afizal berdiri tanpa berniat menyeka darah di wajahnya atau tangannya, ia memfokuskan diri melihat ke arah fafa yang berjalan ke arahnya, karena menurut afizal keselamatan perempuan itu penting, agap ini balas budi karena afizal waktu itu membuat fafa masuk rumah sakit karena nya.
"Ngapain sih lu segala nolongin gue, gue nggk butuh bantuan lu, jauh-jauh sana, jijik gue deket sama pengamen kek lu" bukannya berterima kasih, fafa justru memaki afizal, selain gengsi karena tertangkap basah berada di tempat yang sama, ia pun malu karena telah ditolong oleh afizal, hingga fafa meninggikan ego nya dan tak berniat berterimakasih.
"lain kali kalo di tolongin itu bilang makasih, bukannya maki-maki" ucap afizal santai.
"Lagian siapa yang mau ditolongin sama lu, udah jelek, miskin, sebatang kara, hidup sendirinya juga susah malah sok-sok an nolongin gue" ucap fafa ceplas-ceplos.
"Dasar gak tau terimakasih" desis afizal sambil berlalu untuk pulang, afizal berjalan dengan pelan dan kakinya sedikit pincang, ia harus cepat-cepat pulang untuk membersihkan diri, mengisi perut dan menghitung uang untuk pembayaran sekolah besok.
Fafa yang melihat itu sedikit merasa kasian, namun egonya mengatakan bahwa itu salahnya karena menolong nya, fafa pun pulang tanpa memperdulikan afizal, fafa bahkan lupa bahwa ia mengikuti afizal karena penasaran akan tempat tinggal nya.
Afizal sampai di dalam kontrakan dan bersiap membersihkan diri dan mengobati lukanya dengan air hangat, setelahnya afizal memasak dan segera menyantap makanan yang baru saja dimasaknya, afizal benar-benar tak memperdulikan rasa sakit di lukanya, menurutnya ini tidak ada apa-apa nya dengan kehidupan nya yang jauh lebih sakit dan perih, padahal jelas-jelas mukanya bonyok, tangannya luka-luka dan badannya pun memar-memar, bayangkan saja hampir 1 jam ia bergulat dengan laki-laki brengsek itu.
Afizal sedang merasa senang karena uangnya terkumpul 1,5 juta itu belum termasuk gaji dari Gor Guna Faizal, afizal pun menyimpan kembali uang nya dan hanya mengambil uang untuk biaya sekolah saja, karena afizal termasuk yang hemat, jadi pengeluaran untuk kebutuhan nya pun terbilang sedikit, karena bagi afizal yang penting bisa membeli beras, untuk lauknya tak masalah apapun itu, bahkan makan dengan garam tak jadi masalah bagi afizal.
Walaupun afizal memiliki m-banking, namun afizal memilih menabung di celengan agar uangnya tak sering di dipakai , karena jika ditabung di m-banking akan membuat afizal merasa leluasa membeli ini itu.
***
Next?! Jangan lupa follow dan vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN HATI (END)
Teen Fiction"Ngapain sih lu segala nolongin gue, gue nggk butuh bantuan lu, jauh-jauh sana, jijik gue deket sama pengamen kek lu" ~Zalifa Dinanti~ "lain kali kalo di tolongin itu bilang makasih, bukannya malah di maki-maki" ~Muhammad Afizal~ "Lagian siapa yang...