TH 19

269 20 1
                                    

Setelah semua orang berkumpul di kontrakan afizal, mereka duduk lesehan di kontrakan afizal, marji lebih dulu bertanya karena penasaran apa yang sebenarnya terjadi sama temannya ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi zal, Kenap bisa sampai kaya gini?" Tanya marji penasaran

"4 hari yang lalu gue di culik pas mau masuk gerbang sekolah, gue nggk sadarkan diri saat diculi, gue baru sadar dan berada di kamar hotel dan yang culik gue itu fazo, musuh fafa, saat gue sadar, gue lihat fafa ada didepan mata gue dengan kondisi memprihatinkan, gue yakin Fafa disekap dan disiksa lebih dulu disana sampai tak sadarkan diri, saat Fafa sadar, fazo menyiksa fafa didepan mata gue, gue pun ikut disiksa, sampai..." Afizal menjeda, lalu melanjutkan perkataannya dengan pelan, mengepalkan tangan dan mata yang memerah menahan tangis "gue dan fafa dipaksa minum obat perangsang sampai gue hilang kendali dan hal itu terjadi begitu saja" afizal lemas saat melanjutkan perkataannya dan berkata lirih "gue bodoh, gue benar-benar bodoh".

Penjelasan afizal membuat faizal, marji dan coki syok, bagaimana bisa mereka kecolongan dengan musuh fafa sekaligus musuh afizal, mereka terdiam, membiarkan afizal menenangkan diri, terlihat sekali jika afizal merasa terpukul apalagi ia hidup sendiri, hidupnya saja sudah berat ditambah musibah ini yang membuat hidup afizal lebih berat lagi.

Setelah 5 menit afizal menenangkan diri, baru lah coki yang lebih dulu bertanya.

"Sekarang gimana keputusan Lo, apa langkah yang mau lo ambil" tanya coki menatap afizal.

"Tentu gue akan bertanggung jawab, gue siap menikahi fafa" jawab afizal menatap coki lalu menatap lantai kontrakan "tapi mereka nggk menerima gue" lanjut afizal.

"Kita-kita bakalan bantu lo zal" ucap faizal menatap afizal

"Lo udh nemu alamat fafa iz?" Tanya afizal menatap faizal.

"Gue udh share loc alamat rumah fafa, informasi yang gue dapet dari orang suruhan gue, orang tuanya sibuk di luar kota, dia tinggal sama kakanya, orang tuanya pemilik sorum mobil dan rental mobil, kaka nya seorang pengusaha, mungkin ini yang buat orang ngincer fafa, karena kakanya seorang pengusaha, itu menurut pandangan gue zal" jawab faizal.

"Oke thanks infonya, selebihnya gue bisa urus sendiri, gue cuma mau minta kalian bantuin gue nyari kerjaan yang gajinya lumayan, gue mau ngumpulin uang lebih lagi biar bisa biayain kehidupan Fafa nanti nya" ucap afizal penuh harap.

"Tenang aja zal, nanti gue cariin kerja buat lo" ucap faizal.

"Iya zal, siap" ucap coki.

"Lo tinggal minta aja sama si faiz, dia kan kaya" ucap marji terkekeh mencair kan suasana.

"Sialan lo" ucap faizal sambil mengumpat marji.

Hari semakin sore, ketiga teman afizal pamit pulang, tinggal lah afizal sendiri di kontrakan yang baru ditempatinya.

Afizal berjalan ke kamarnya, ia menatap gitarnya yang baru dibeli, sepertinya ia akan jarang mengamen karena harus mencari pekerjaan yang tetap, afizal merebahkan kan diri, mengecek ponselnya, berapa sisa saldo rekeningnya, untuk sekarang ia harus bisa mengumpulkan banyak uang untuk keperluan yang tak terduga kedepannya.

Minggu besok ia harus menemui fafa, apapun yang terjadi, azan maghrib berkumandang, afizal pun segera menunaikan kewajiban nya.

Malam harinya afizal duduk di ranjang dengan tangan yang sedang mengotak-atik layar handphone yang ditangannya, afizal ingin mencari tau no fafa dengan meminta bantuan teman-temannya, setelah mendapatkan no fafa, afrizal pun langsung sms ke no fafa, afizal berharap fafa membaca sms darinya.

***

Minggu ini afizal bersiap menuju rumah fafa menggunakan ojek online, sekitar jam 9 afizal sudah berada di alamat yang faizal kirim, alamat rumah fafa, rumah Fafa tergolong mewah seperti rumah faizal.

Saat sudah berada di depan rumah yang ia yakini rumah fafa, ia pun bertanya pada satpam rumah itu.

"Permisi pak, apakah benar ini rumah Zalifa Dinanti?" Tanya afizal kepada satpam dari balik pagar rumah itu.

"Iya benar, mas nya siapa ya, ada kepentingan apa?" Tanya satpam yang ber name tag "Samsu"

"Saya temannya pak, apakah fafa nya ada di rumah, saya ingin bertemu dengan fafa" jawab afizal.

"Baik, tunggu sebentar ya, saya lapor terlebih dulu ke dalam" ucap satpam itu dan bergegas masuk ke dalam rumah

Afizal menunggu diluar rumah fafa lebih dari 5 menit, panas terik matahari tak membuat afizal goyah, afizal tetap berdiri didepan rumah fafa dan berdoa di dalam hatinya semoga diperbolehkan bertemu fafa.

Tak lama satpam itu keluar dari balik pintu rumah fafa, dan berjalan ke arah afizal.

"Maaf mas, non fafa nya sedang tidak bisa diganggu, mungkin lain waktu mas bisa kembali lagi" setelah mengatakan itu satpam pun kembali ketempat penjaga satpam dan tak membukakan pintu pagar untuk afizal, afizal pun yang mengerti itu hanya diam, itu artinya afizal tak diperbolehkan bertemu ataupun masuk ke dalam ruamh fafa, namun afizal tetap bertekad ia akan disini sampai fafa mau menemuinya.

TITIPAN HATI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang