Senin ini afizal masuk sekolah setelah 1 minggu izin tidak sekolah karena kejadian tempo hari, hari ini afizal merasa kurang enak badan, mungkin karena semalem kehujanan, tapi afizal tetap berangkat sekolah.
Afizal sampai dikelas agak siang, jadi sekolah sudah agak ramai, afizal duduk di bangkunya dan bersiap belajar, karena takut ada ulangan dadakan, selang beberapa menit ketiga temannya datang dan duduk di bangkunya.
"Gue denger-denger sebentar lagi ulang semester, gak sabar gue pen cepat-cepat lulus sekolah, pusing gue sekolah terus" celetuk marji saat sudah duduk di kursinya.
"Emang kapan ulangan semester nya ji?" Tanya coki menatap marji.
"Denger-denger sih 1 minggu lagi" jawab marji.
Afizal dan faizal hanya menyimak obrolan marji dan coki, hingga bel menandakan jam belajar dimulai pun berbunyi.
Hari ini ada ulangan dadakan matematika, hal itu membuat afizal bersemangat dalam mengerjakan tugasnya, agar ia bisa meraih juara kelas seperti tahun-tahun sebelumnya setelah menyelesaikan ulangan, afizal lebih dulu keluar kelas dan di izinkan istirahat, karena sudah mengerjakan soal ulangan.
Sesampainya di kantin afizal duduk dan makan seorang diri, karena teman-temannya belum ke kantin, mungkin karena belum menyelesaikan soal ulangan, selesai makan afizal berniat ke taman belakang sekolah selama masih jam istirahat, ia pun mengirim pesan kepada temannya jika ia akan ke taman belakang sekolah, saat afizal berjalan menuju taman belakang sekolah ia melihat fafa yang sedang berjalan menuju ke kantin bersama teman-temannya, afizal berniat menghampiri, namun niatnya ia urung karena takut mengganggu waktunya bersama teman-temannya, mungkin jika nanti fafa sedang sendiri ia akan menghampiri, yang terpenting sekarang kondisi fafa membaik, afizal pun melanjutkan langkahnya ke taman belakang sekolah.
Afizal duduk lesehan di taman belakang sekolah, afizal menikmati suasana tenang di taman ini, beberapa menit kemudian teman-temannya datang
"Gimana zal, udah selesai urusan lo?" Tanya marji yang sudah duduk disamping afizal, namun afizal menjawab dengan gelengan kepala, pertanda urusannya belum selesai.
"Nih gelang yang lo pesan, karena dia cewek, jadi gue inisiatif pake bandul warna pink" ucap marji terkekeh dan memberikan gelang itu kepada afizal.
"Thanks" ucap afizal menerima gelang dari Marji.
"Zal, gue dapet info tentang cowok yang bernama fazo itu, dia ternyata saingan kakanya sekaligus teman kakanya fafa" ucap faizal menatap afizal.
"Bentar-bentar, maksudnya fafa dijadiin kambing hitam gitu?" Tanya coki menyuarakan asumsinya setelah mendengar perkataan faizal.
"Bisa jadi sih" sambung marji mengiyakan pertanyaan afizal.
"Iya, Menurut gue, fazo terobsesi sama kerjaan sampai dia berniat merusak keluarga temannya, tentu lewat adiknya, ya si fafa" jawab faizal menyuarakan pendapatnya.
Afizal yang menyimak itu hanya diam, fokusnya sekarang bagaimana Fafa akan memaafkan perbuatannya.
"Yang terpenting sekarang keselamatan fafa" ucap afizal menatap danau yang ada di taman belakang sekolah itu.
***
Bel pulang sekolah berbunyi, ketiga temannya pulang menggunakan sepeda motor, memang mayoritas di sekolah ini menggunakan sepeda motor karena tidak di ijinkan membawa mobil, sedangkan sebagian diantar-jemput atau berjalan kaki, walau afizal kerap ditawari tumpangan oleh temannya, afizal tetap ingin berjalan kaki, karena selain terbiasa ia juga bisa sekalian berjalan-jalan mencari lowongan pekerjaan di sekitarnya.
Afizal berjalan menyusuri jalanan dengan melihat-lihat disekelilingnya, namun saat afizal melihat mini market di pertigaan jalan matanya berbinar karena disana ia bisa melihat fafa dan teman-temannya sedang duduk didepan mini market itu, afizal pun menghampiri Fafa, karena ini diluar jam sekolah afizal lebih berani untuk leluasa mengobrol dengan fafa, afizal menyebrang dan melangkah ke arah fafa dan teman-temannya.
"Fa... Bisa ngobrol sebentar?" Tanya afizal pelan menatap Fafa, namun fafa hanya diam, sedangkan teman-teman fafa yang melihat itu terkejut, apakah mereka akan berantem atau sebaliknya.
"Fa di tanya tuh" aca yang disampai fafa pun menyenggol lengan fafa, karena fafa hanya diam saja.
"Apaan sih" ucap fafa menatap aca garang.
"Itu di tanya sama tuh orang" aca menatap fafa dan menunjuk afizal dengan dagunya.
"Itu bukan orang tapi setan" ucapan fafa sontak membuat afizal menghela nafas, itu artinya fafa masih sangat marah padanya.
"OMG fafa, dia real orang" ucap safya menatap fafa, namun fafa mengabaikan ucapan safya, fafa tetap diam.
"Lo siapa sih? fafa keknya lagi gak mood" tanya aca kepada afizal.
"Gue afizal, IPS 2" Jawab afizal menatap satu persatu teman-teman fafa.
"Ada kepentingan apa lo sama teman gue?" Tanya Safya menatap afizal.
"Gue nggk bisa ngasih tau ada kepentingan apa" jawab afizal, lalu menatap Fafa dengan sendu "fa gue mohon kasih gue waktu buat ngobrol sama Lo".
Fafa menatap teman-temannya yang menganggukkan kepala pertanda menyetujui mereka untuk mengobrol.
"Gue tinggal sebentar, awas aja lo, lo pada pergi" ucap Fafa kepada teman-temannya.
"Santuy lah fa, kita tungguin qo" ucap aca dan di angguki yang lainnya.
"10 menit" ucap fafa menatap afizal, lalu mereka pergi ke taman yang berada tak jauh dari mini market itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN HATI (END)
Teen Fiction"Ngapain sih lu segala nolongin gue, gue nggk butuh bantuan lu, jauh-jauh sana, jijik gue deket sama pengamen kek lu" ~Zalifa Dinanti~ "lain kali kalo di tolongin itu bilang makasih, bukannya malah di maki-maki" ~Muhammad Afizal~ "Lagian siapa yang...