TH 17

288 19 0
                                    

Sedangkan diruang inap afizal, marji, coki dan faizal masih menunggu afizal sadar, marji dan coki tertidur di sofa, karena faizal yang berjaga malam ini, faizal bermain game agar tak mengantuk, sekitar jam 11 malam afizal siuman.

"iz" ucap afizal pelan, faizal yang tak menyadari jika afizal sudah sadar, saat mendengar namanya disebut barulah faizal menoleh dan mendekat ke arah afizal.

"Ada yang bisa gue bantu?" Tanya faizal.

"Gimana keadaan fafa, apa dia sudah sadar?"  Tanya afizal dan tak menjawab pertanyaan faizal.

"Gue nggk tau, di sana ada Kalanya, sekarang lo sembuh aja dulu baru ke ruangan dia" jawab faizal yang duduk dikursi dekat brankar.

Afizal mencoba mendudukkan diri dibantu faizal, ia merasa keadaan nya sudah membaik tak merasakan lagi sesak, hanya sedikit nyeri di sekujur tubuhnya.

"Gue udah mendingan iz, gue pengen ketemu dia" ucap afizal pelan.

"Nanti gimana dokter zal, sekarang lo istirahat aja" ucap faizal dengan nada memerintah.

***

Keesokkan nya kondisi afizal sudah membaik, ia pun memaksa dokter agar melepas infusan nya hari ini, karena afizal sudah tidak sabar ingin menemui fafa, dokter pun terpaksa menuruti keinginan afizal dan tak bertanggung jawab jika nanti mendadak kondisi afizal kembali seperti kemarin.

Setelah infusan nya terlepas, afizal membersihkan diri, makan dan meminum obatnya lalu keluar ruangan di susul faizal, marji dan coki.

Saat afizal sampai didepan pintu ruang inap fafa, ia melihat dari kaca pintu jika fafa sedang makan disuapi kakanya, afizal pun urung untuk masuk, ia akan menunggu fafa selesai makan dan minum obat, karena afizal takut fafa tak berselera makan jika melihatnya, teman-temannya yang dibelakang melihat itu pun ikut berhenti dan melirik kearah kaca di pintu ruang inap fafa, mereka faham dan memberi ruang untuk afizal.

"Gue sama yang lain pulang dulu ya zal, kalo ada apa-apa hubungi gue" faizal berinisiatif membuka suara karena ia tahu nanti pembicaraan afizal dan fafa sesuatu yang pribadi.

"Thanks ya" afizal mengangguk tanpa  menatap teman-temannya yang di belakang

Faizal, marji, coki menepuk pundak afizal bergantian, setelahnya mereka pulang, sedangkan afizal melangkahkan kakinya ke kursi tunggu yang tepat berada di ruang inap fafa.

***

Setelah makan dan minum obat, fafa kembali berbaring, badannya terasa sakit apalagi di daerah kewanitaannya, sangat perih dan terasa ngilu, fafa termenung mengingat kejadian tempo hari dirinya disiksa, sedikit demi sediki air mata fafa berjatuhan tanpa di iringi isakan, fafa merasa dirinya sudah tak berarti dan berguna lagi, ia menatap kosong langit-langit plafon rumah sakit.

Alif yang melihat kondisi fafa saat ini sungguh membuat dirinya sesak dan ikut menetes kan air mata.

"Fafa mau pulang ka" ucap fafa tanpa mengalihkan tatapannya dari langit-langit plafon.

"Hm besok kita pulang, nanti fafa di rawat dirumah ya" ucap alif pelan dengan mengusap air matanya yang menetes, lalu mengelus lembut dahi fafa hingga fafa menutup mata dan tertidur.

***

Selama 15 menit afizal menunggu di depan ruang inap fafa, ia menguatkan tekadnya dan beranjak melangka ke depan ruang inap fafa, membuka pintu dengan pelan agar tak mengganggu orang yang berada didalamnya,

Saat afizal ingin melangkah masuk kedalam ruangan itu, alif menengok ke belakang saat mendengar suara pintu terbuka, ia melihat afizal yang akan masuk, namun ia segera mengusir afizal dengan gerakan mengibas tangannya, afizal yang mengerti pun berbalik keluar ruangan itu, namun sebelum berbalik afizal menyampaikan niatnya ingin berbicara baik-baik dengan alif-kaka fafa.

"Tolong izinkan saya berbicara dan menjelaskan dari sudut pandang saya ka" ucap afizal lalu berbalik dari ruangan itu dan menutup pintu.

TITIPAN HATI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang