POV afizal.
Afizal sampai dirumah sore hari, afizal bergegas membersihkan diri, untuk sekarang afizal hanya bekerja di Gor Guna Faizal,
1 minggu berlalu, tibalah hari ulangan semester 1 ini, dikelas afizal selalu yang utama menyelesaikan ulangan hingga ulangan semester 1 pun berakhir, afizal merasa senang dengan hasil yang ia dapatkan di semester 1 ini, kedepannya afizal harus bisa mempertahankan nilainya agar tetap menduduki peringkat pertama di kelas.
Setelah ulang semester, sekolah meliburkan siswa/siswinya selama 2 minggu untuk mempersiapkan diri di semester ke 2 dan ujian nasional.
Tak terasa afizal sebentar lagi akan lulus sekolah, hanya tinggal 3 bulan lagi dirinya akan lulus.
***
POV Fafa
Setelah selesai ulang semester satu, fafa menghabiskan waktu liburan nya dengan teman-temannya, selama beberapa minggu ini fafa tak merasa di ikuti oleh ka fazo, fafa bisa bernafas lega akan hal itu, semoga saja ka fazo sudah tidak terobsesi lagi dengannya.
Fafa dan teman-temannya berlibur ke vila yang berada di dekat perkebunan teh, masih di kota nanas.
Selama 2 minggu fafa menghabiskan liburannya dengan teman-temannya tanpa ketiga kembar (fisa, fina dan fiza), karena ketiga kembar itu sudah mulai sibuk les ini itu karena akan bersekolah diluar negeri.
Di pagi hari 7 fafa berada di vila, Fafa merasa mudah lelah dan pusing, hal itu membuat teman-teman fafa bingung karena tak biasanya fafa mudah lelah seperti ini, apalagi lemas seperti orang tak bertenaga
"Lo kenapa sih fa, nggk biasanya Lo begini?" Tanya Safya heboh memijat kening fafa.
"Apa lo salah makan?" Tanya aca sembari mengolesi minyak kayu putih di kaki fafa.
"Gue nggk tau" lirih fafa.
"Gue bikin air jahe+madu dulu" aca beranjak dan pergi ke dapur untuk membuat air jahe+madu.
"Nih minum biar mendingan badan lo" aca menyodorkan air jahe+madu itu kepada Fafa, namun saat Fafa menghirup asap air jahe+madu itu, perutnya terasa mual, fafa berlari ke toilet dapur dan memuntahkan semua yang ada diperutnya.
Huek
Huek
Berulang kali fafa memuntahkan isi perutnya, hingga fafa lemas, fafa menangis lirih, tak kuat lagi dengan apa yang dirasakannya, disisa kesadarannya, fafa tak sengaja menekan bandul gelangnya dan tak sadarkan diri.
Aca dan safya pun semakin kalang kabut, akhirnya aca memanggil penjaga vila untuk menggendong fafa hingga ke kamar nya, sesampainya di kamar, safya bergegas mengubungi dokter terdekat, sedangkan aca mengusap dahi fafa dengan minyak kayu putih.
Tak lama dokter perempuan datang dan memeriksa Fafa, dokter yang bernama tag "Qisya" melakukan pemeriksaan dengan serius, lalu bertanya pada teman fafa.
"Apakah dia sudah menikah?" Tanya dokter Qisya yang dijawab gelengan oleh aca dan safya.
"Kalo begitu jika dia sudah sadar, tolong beri dia ini dan segera memeriksanya, prediksi saya dia sedang hamil" dokter Qisya memberikan 3 tespect dengan merek yang berbeda di meja nakas dan pamit undur diri.
Aca dan safya yang mendengar itu syok, lalu melirik satu sama lain dan diam.
Selanv beberapa menit dokter Qisya pergi, fafa sadarkan diri, Safya membantu fafa duduk dan aca memberikan air putih untuk Fafa.
"Gue kenapa ya, rasanya lemes banget" ucap fafa dengan lirih.
"Fa lo harus coba ini, semoga apa yang dikatakan dokter barusan salah" aca memberikan tespect itu kepada fafa, fafa yang melihat itu bingung.
"Kenapa harus, gue cuma pusing, lagian kenapa harus tespect" ucap Fafa yang merasa masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Coba dulu ya fa, gue anter" ajak safya membantu fafa ke kamar mandi untuk melakukan tespect yang diberikan oleh dokter.
Fafa masuk ke kamar mandi, sedangkan safya menunggu didepan pintu kamar mandi itu.
Sampai fafa di dalam kamar mandi, ia mencoba tespect itu dan melihat dua garis merah, fafa mencoba lagi hingga tespect ke tiga namun hasilnya sama, ia menangis dalam diam, hingga pintu kamar mandi diketok oleh safya.
"Udah fa? Gue buka ya pintunya" ucapannya tersela karena fafa sudah membuka pintu kamar mandi dan memperlihatkan hasilnya kepada safya.
"Ini nggk mungkin kan sa, gue takut" fafa menangis didepan safya, safya yang melihat itu memeluk temannya dan menenangkan
"Tenang ya, kita balik ke kamar lagi ya" Safya pun menuntut fafa ke kamarnya, aca yang melihat fafa dan Safya kembali ke kamar pun langsung bertanya.
"Gimana hasilnya?" Tanya aca.
"Positif" jawab safya berbisik ke aca, aca pun memeluk Fafa dan ikut menuntun fafa duduk di ranjang.
Fafa menagis di pelukan aca dan safya, aca dan safya hanya bisa menenangkan karena tak ingin banyak bertanya untuk saat ini.
Hingga ketukan pintu rumah terdengar, aca pun beranjak dari duduknya dan membuka kan pintu.
POV Fafa end
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN HATI (END)
Teen Fiction"Ngapain sih lu segala nolongin gue, gue nggk butuh bantuan lu, jauh-jauh sana, jijik gue deket sama pengamen kek lu" ~Zalifa Dinanti~ "lain kali kalo di tolongin itu bilang makasih, bukannya malah di maki-maki" ~Muhammad Afizal~ "Lagian siapa yang...