Sesampainya afizal di dalam kontrakan, ia terkejut luar biasa, karena kontrakannya dalam keadaan berantakan, ia pun mengeluarkan handphone dan memotret semua kekacauan itu sebagai bukti bahwa kontrak nya kebobolan.
Afizal berjalan ke arah kamarnya dan seketika nafasnya memburu, kamarnya berantakan, gitarnya juga rusak, ia memeriksa celengan di meja belajarnya dan ternyata uangnya masih utuh, itu artinya ini bukan kemalingan melainkan sengaja bermain-main dengan cara merusak tempat yang ditinggalinya.
Afizal sudah melaporkan kejadian didalam kontrakan nya kepada pemilik kontrakan, afizal juga memberi tahu teman-temannya, ibu kontrakan melaporkan hal ini ke pengurus setempat dan satpam yang bertugas di daerah ini, pasalnya hanya kontrakan afizal yang mengalami kebobolan, sedangkan kontrakan yang lain aman-aman aja, akhirnya ibu kontrakan meminta afizal untuk berpindah kontrakan terlebih dahulu ke lantai dasar, karena kontrakan yang ia tinggali saat ini ingin di renovasi, akhirnya afizal berpindah kontrakan di lantai dasar didekat rumah ibu kontrakan.
Teman-teman afizal yang mengetahui itu sontak bergegas menemui afizal dan membantu afizal memindahkan barang-barang yang masih tersisa untuk dipindahkan ke kontrakan lantai dasar, setelah semuanya sudah dipindahkan, afizal pamit karena ingin membersihkan diri, setelahnya mereka berkumpul di kontrakan baru afizal itu untuk menyelidiki kekacauan yang terjadi pada afizal
"qo bisa sampai kebobolan zal?" Tanya marji dengan nada khawatir
"Gue juga nggk tau, gue baru pulang udah kaya gitu kontrakan" jawab afizal
"Gue yakin pasti orang yang kemarin tuh zal" sahut coki dan diangguki faizal.
"Gue juga yakin, tuh orang udah nunjukin bendera perang sama Lo zal, lu harus lebih hati-hati" ucap faizal.
"Hm" afizal menjawab dengan bergumam sambil menunduk memijat keningnya, ia pusing dengan keadaan yang sudah seperti ini.
"Lu tau siapa orang itu zal?" tanya faizal.
"Cowok itu namanya fazo, itu kata fafa, fafa juga memperingati gue supaya hati-hati karena udah nolongin dia" jawab afizal.
"Gue akan cari tau info tentang fazo, lu hanya perlu waspada, hubungi kita-kita kalo dalam keadaan yang berbahan" ucap faizal.
"Gue akan cari orang yang bisa bikin GPS buat kita-kita, karena sekarang kita harus tau dimanapun posisi kita-kita berada" ucap marji serius.
"Jangan sampe kecolongan" ucap coki
"Thanks, tapi gue bisa jaga diri, lu semua juga harus jaga diri, kalo ada apa-apa sama gue, gak masalah, tapi lu, lu, lu pada punya keluarga, jadi lu semua harus yang lebih berhati-hati" ucap afizal yang jauh lebih mengkhawatirkan temannya ketimbang dirinya sendiri
"Kita sama-sama udah dari SMA zal, lu udh kita anggap sebagai keluarga ya" ucap marji, diangguki coki dan faizal.
"Intinya kita harus waspada, jangan sampai lengah" ucap coki.
"Kalo gitu kita-kita pamit ya zal" ucap faizal.
"Hm thanks" ucap afizal.
Teman-temannya pun pulang ke rumah masing-masing, sedangkan afizal bersiap menunaikan kewajiban karena sebentar lagi menjelang ashar.
Tak terasa matahari sudah tenggelam dan digantikan bulan, bintang-bintang bertaburan, sungguh malam ini pemandangan di langit hari ini begitu menakjubkan, afizal sedang dikamar dan melihat pemandangan langit dari tempat duduk meja belajar nya, hingga terdengar bunyi dering dari hp nya, ternyata sebuah pesan, pertama masih di abaikan oleh afizal, namun kesekian kalinya hp nya terus berbunyi, ternyata tertera no tanpa nama mengirimkan pesan sebanyak 5 kali
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN HATI (END)
Teen Fiction"Ngapain sih lu segala nolongin gue, gue nggk butuh bantuan lu, jauh-jauh sana, jijik gue deket sama pengamen kek lu" ~Zalifa Dinanti~ "lain kali kalo di tolongin itu bilang makasih, bukannya malah di maki-maki" ~Muhammad Afizal~ "Lagian siapa yang...