TH 18

296 16 0
                                    

Di ruang inap fafa, afizal duduk bersampingan agak jauh dengan alif-kaka fafa.

"Sebelum saya berangkat sekolah, saya diculik dengan keadaan tak sadarkan diri, saya saat sadar, saya sudah ada di ruangan yang saya yakini sebuah kamar hotel, saya melihat fafa sudah ada di sana tak sadarkan diri dengan keadaan tangan kakinya terikat dan banyak luka di seluruh tubuhnya, yang saya yakini fafa lebih dulu disiksa sehari sebelum saya diculik, saya dan fafa dicengkoki obat perangsang hingga saya melakukan hal yang tak senonoh kepada fafa, saya yang bertanggung jawab dengan apa yang terjadi dengan fafa saat ini, saya mohon maaf dan saya siap menerima konsekuensi nya karena merenggut sesuatu yang berharga dari diri Fafa" jelas afizal sambil menundukkan kepalanya, ia merasa malu dan bersalah dengan kebodohan dirinya sendiri.

"Gue yang akan urus fafa, lo jauh-jauh dari kehidupan fafa dan silahkan pergi dengan rasa bersalah lo" Alif beranjak dari duduknya dan melangkah masuk ke ruangan.

Afizal yang mendengar itu merasakan dadanya bergemuruh hebat, ia merasakan sakit hingga ke ulu hatinya saat mendengar perkataan alif, afizal meneteskan air matanya tanpa bisa dicegah, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis hingga terisak.

Hingga malam hari afizal tak beranjak sedikit dari duduknya, ia akan tetap pada pendiriannya untuk bisa mendapatkan maaf dan diterima niat baiknya.

Hingga pagi tiba, ia melihat alif keluar ruangan tanpa menghiraukan afizal, tak lama alif kembali ke ruangan inap dengan dokter dan suster, afizal yang melihat itu was-was, karena khawatir dengan kondisi fafa, apakah kondisi fafa memburuk.

Tak berselang lama dokter, suster keluar ruangan tanpa alif, afizal pun beranjak dan bertanya kepada dokter itu.

"Apa yang terjadi di dalam dok? Tanya afizal dengan khawatir kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan fafa

"Pasien akan pulang hari ini, jadi sebelum pulang saya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, permisi" jawab dokter lalu melanjutkan langkahnya.

Afizal yang mendengar itu pun sontak masuk ke dalam ruangan inap, ia bisa melihat jika alif sedang membantu fafa duduk.

Afizal mendekat ke arah fafa, namun fafa hanya diam tak menghiraukan kehadiran afizal, begitupun dengan alif, ia mengabaikan afizal yang berada di ruangan ini.

"Fa.. " ucap afizal pelan sambil mendekat ke arah fafa, namun Fafa hanya diam.

Alif menggendong fafa dan berjalan keluar tanpa memperdulikan afizal, begitupun dengan fafa, saat ini fafa tak memperdulikan apapun, pikiran nya sedang kosong.

Afizal dibelakang mengikuti langkah alif yang membawa fafa, afizal dirundung rasa sakit dan gelisah karena dihiraukan oleh fafa.

Sampai di mobil alif yang terletak didepan RS, alif mendudukan Fafa di samping pengemudi, sebelum alif menutup pintu mobil untuk Fafa, pernyataan dari afizal membuat fafa dan alif membeku

"Saya mohon izinkan aku bertanggung jawab ga, bagaimana jika nanti ada nyawa yang hidup rahimmu, saya mohon pikiran kembali keputusan ini"

Alif menengok ke arah belakang, dimana afizal berdiri, fafa pun sontak menatap ke arah afizal, fafa dengan pikiran yang kosong kembali berkecamuk dengan ucapan afizal, namun perkataan fafa membuat afizal membeku

"Aku akan menggugurkan nya" fafa mengatakan itu dengan menatap afizal, lalu menoleh lagi ke depan

Afizal yang mendengar itu membeku dan merasa dadanya sesak, ia tak menyangka fafa akan mengambil keputusan secepat ini.

Alif menutup pintu mobil Fafa berjalan ke arah tempat pengemudi dan pergi begitu saja tak menghiraukan afizal, sedangkan afizal yang tersadar jika mobil melaju pun ikut berlari mengejar mobil  itu, sembari berteriak.

"Gue mohon jangan lakuin itu fa" afizal berteriak sambil berlari mengejar mobil itu

"Fafa...." Teriak afizal jatuh terduduk saat melihat mobil sudah sangat jauh dan menghilang dari pandangannya, ia tak memperdulikan orang-orang yang melihat ia seperti orang gila.

***

afizal berjalan ke taman RS, ia menelpon faizal untuk meminta bantuan.

"iz"

"Ada apa zal?"

"Gue minta tolong lo cari alamat rumah fafa"

"Oke, nanti gue share loc, sekarang lo dimana?

"Gue di taman RS"

"Gue kesana"

Afizal memutuskan sambungan telponnya, afizal termenung memikirkan perkataan fafa, jika nanti fafa hamil, ia siap menikahi nya, ia akan menerima konsekuensi apapun asalkan bisa menikahi fafa, hingga faizal datang dan membuyarkan lamunannya.

"Gimana keadaan lo?" tanya Faizal.

"Baik" jawab afizal.

"Gimana dengan permasalahan lo sama fafa?" Tanya Faizal.

"Gue akan menjelaskan semua apa yang terjadi antara gue sama dia nanti di kontrakan" afizal beranjak berdiri, faizal pun mengekori afizal, mereka pulang ke kontrakan afizal.

Afizal membersihkan diri terlebih dahulu, sedangkan faizal menelpon marji dan coki untuk datang ke kontrakan afizal sekarang.

TITIPAN HATI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang