3. Tiga

482 69 31
                                    

🤡🤡🤡

.

.

.

.

.

Minggu siang di rumah Ardan. Seperti biasa, begitu sampai di rumah Ardan, Taavi langsung masuk kedalam tanpa permisi terlebih dahulu. Kemudian dia tersenyum cerah ke arah Mommy-nya Ardan begitu melihatnya.

"Siang Mommy..." Ucapnya sambil berjalan mendekati Mommy Ardan.

"Eh sayangku... Waaah semakin hari kau semakin cantik saja."

Mommy-nya Ardan yang melihat kehadiran Taavi di rumahnya pun turut berjalan mendekatinya dan mencubit gemas pipinya.

"Terima kasih Mommy... Tapi masih tak lebih cantik daripada Mommy. Mommy adalah wanita yang tercantik." Taavi pun mencium tangannya begitu tangan itu terlepas dari pipinya.

"Oh jadi gitu. Jadi ucapanmu yang bilang kalau Mama adalah wanita tercantik itu hanya bualan?"

Mama Taavi yang baru saja masuk ke rumah Ardan pun menyahuti omongan Taavi dengan mata yang meliriknya tajam.

"Aissshh... Kan aku sudah bilang, Mama itu wanita tercantik di rumah. Dan yang tercantik kedua setelah Mommy tentunya." Taavi berujar tanpa rasa dosa sedikitpun.

"Dasar anak kurang ajar. Kalau gitu kau jadi anaknya Mommy aja sana. Kau pasti senang kan kalau bisa tinggal sama Mommy dan Ardan. Biarin aja, kakakmu itu akan jadi anak tunggal kami."

"Issshhh... Mama iiihh... Ngambekan." Taavi melangkah untuk mendekati Mamanya. "Gak mau. Pokoknya, selamanya aku adalah anak Mama tersayang." Taavi pun memeluk Mamanya dan menciumi kedua pipinya dengan gemas.

Mommy-nya Ardan hanya tersenyum gemas saat melihat tingkah absurd dari pasangan ibu dan anak itu. Kemudian dia menginterupsi kegiatan mereka setelah melihat jam di pergelangan tangannya.

"Sayang... Bukankah kau kesini karena mau main sama Ardan? Cepat kau bangunkan dia. Dia itu jadi pemalas sekali kalau hari libur seperti ini. Tadi Aku sudah membangunkannya berulang kali, tapi dia tetap tidak mau bangun juga. Padahal aku sudah menyiapkan makanan kesukaannya sejak pagi buta."

"Mommy tenang saja. Aku pasti akan membangunkannya. Serahkan saja itu padaku. Aku jamin, kak Ardan pasti akan langsung bangun begitu aku masuk ke kamarnya." Taavi melepaskan pelukannya dari Mamanya dan menghadap kepada Mommy Ardan.

"Baiklah Sayang... Aku percaya itu. Karena aku tahu, Ardan tidak akan bisa menolakmu." Lagi, Mommy Ardan kembali mencubit kecil pipi Taavi.

"Kalau begitu sekarang kami pergi arisan dulu ya, kalian jaga rumah baik-baik. Kalau kalian lapar, minta tolong saja pada bibi untuk menghangatkan makanan yang sudah aku siapkan tadi."-Mommy

"Siap Mommy... Bye... Jangan lupa oleh-olehnya ya."

Keluar suara kekehan di akhir kalimat yang Taavi lontarkan, saat dia melihat Mamanya langsung menatapnya tajam akibat ucapannya barusan.

"Jangan nakal ya sayang... Jangan buat rumah Mommy berantakan. Dan yang paling penting, jangan terus-terusan merepotkan Ardan. Kamu sudah besar Sayang." Mamanya mengecup lembut pipi Taavi. "Sekarang Kami pergi dulu ya."

Topeng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang