🤡🤡🤡
.
.
.
.
.
Begitu selesai memarkirkan mobilnya dengan sempurna, Ardan tak ingin membuang-buang waktu. Meski dia tidak tahu Taavi ada dimana, Ardan langsung berlari ke arah terminal penerbangan luar negeri.
Yang penting dia sampai di tempat itu dulu. Ketemu atau tidaknya Taavi, itu urusan nanti. Ardan benar-benar kalap, sampai-sampai dia berulang kali di marahi oleh orang-orang karena tak sengaja menabrak mereka.
Tapi dia tak perduli. Bahkan ucapan maaf atau sekedar menoleh ke arah mereka saja, dia tidak melakukannya. Ardan hanya fokus untuk mencari sosok lelaki tampan yang sudah dia kenal dari luar sampai dalam (?) Nya sedari kecil itu.
Dan ketika Ardan sampai di depan pintu masuk terminal pemberangkatan, dia jadi semakin panik. Pasalnya dia tidak mungkin bisa masuk kedalam sana karena tidak memiliki tiket.
"Aaarrgghhh... Sial!! Dasar bodoh!!!" Gumamnya lirih sambil menjambak kecil rambutnya sendiri.
Ardan terus berjalan mondar-mandir dengan jari-jemari yang tak terlepas dari gigitan bibirnya. Dan juga tatapan matanya tak pernah terlepas untuk mematai tiap pria jangkung yang berlalu lalang di dalam sana.
"Hah!!! Sebenarnya dimana si brengsek itu?!! Kenapa aku belum bisa menemukannya?!! Taavi brengsek!!!"
Ardan berharap, semoga diantara sekian banyaknya orang-orang itu, dia bisa menemukan sosok Taavi. Dengan demikian, dia akan meneriakkan nama Taavi dengan sekencang-kencangnya. Agar calon ayah (?) dari anak-anaknya itu bisa menyadari keberadaannya.
Namun meski dia sudah berada di lokasi itu selama hampir seperempat jam, dia masih tidak bisa menemukan keberadaan Taavi, walaupun hanya seujung hidung mancungnya saja.
Ardan semakin gusar. Perasaan cemas juga kian menghantui dirinya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu saat Taavi menuju ke bandara? Kecelakaan mungkin? Atau kebocoran ban? Atau bagaimana jika sebenarnya Taavi sudah berangkat sebelum dia sampai disana? Ah tidak, jangan sampai itu yang terjadi.
"Dasar bodoh!!!" Lalu Ardan memukul kepalanya lagi. Namun kali ini dengan cukup kencang. "Aku harus menelponnya sekarang juga!!! Persetan dengan kata gengsi!!!"
Setelah mengatakan itu, dia langsung mengambil handphone yang sedari tadi bersemayam dengan damai di kantong celananya.
Dan dengan kecepatan cahaya, Ardan terus menggulirkan jari-jari lincahnya di atas layar ponselnya untuk mendial nomor Taavi.
Tuut...
Begitu terdengar nada sambung di seberang telepon sana, Ardan langsung menghembuskan nafasnya panjang karena merasa lega. Setidaknya itu berarti sekarang Taavi tidak sedang berada di dalam pesawat. Buktinya nomernya masih aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng (End)
FanfictionBACANYA URUT SESUAI ANGKA YA YEOROBUN 😭 BOOK INI CHAPTER NYA BERANTAKAN 😭 MESKI BEGITU, JANGAN LUPA DI VOTING YA ☺️ "Mungkin karena sudah terbiasa, aku nyaman seperti ini." -Taavi TaeJin Lokal BxB M-Preg Tae ♂️ Top Jin 🍑 Bott 🔞🔞🔞 NO PLAGIAT...