5. Lima

370 51 12
                                    

🤡🤡🤡

.

.

.

.

.

Seketika Taavi membeku, karena saat dia baru melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan kerja Ardan, dia langsung di suguhi dengan pemandangan syurgawi yang sungguh terlihat sangat indah baginya.

Ardan dengan setelan baju kerjanya, yang di rangkai dengan postur tubuh tegap sempurna itu, serta di padukan dengan wajah tampan yang alih-alih terlihat tegas, namun justru malah terlihat lembut dan cantik di matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardan dengan setelan baju kerjanya, yang di rangkai dengan postur tubuh tegap sempurna itu, serta di padukan dengan wajah tampan yang alih-alih terlihat tegas, namun justru malah terlihat lembut dan cantik di matanya. Sedang menyandarkan tubuhnya pada sisi meja kerjanya.

Uuuuugghhh... Lagi-lagi darah Taavi serasa berdesir menghangat, tatkala dirinya kembali jatuh cinta pada Ardan untuk yang ke sekian kalinya.

Tak terhitung sudah, entah berapa kali jantungnya terasa seolah akan melompat keluar dari dadanya, tatkala Ardan berada sangat dekat dengannya.

"Kenapa kau hanya diam disana? Kau tidak mau masuk?"

Suara berintonasi lembut milik Ardan pun, nyatanya mampu menyadarkan Taavi dari segenap perasaan kekagumannya pada keindahan Ardan itu.

Taavi hanya tersenyum untuk menanggapi pertanyaan dari Ardan, kemudian dia segera melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat lagi pada Ardan, dan mendudukkan dirinya di kursi depan meja kerjanya.

"Ada apa kau kesini? Biasanya kan kau selalu mengeluh, yang bosan lah, di kacangin lah, tak di anggap lah, setiap kali kau di suruh mampir kesini."

Ardan menoleh ke arah Taavi yang sedang menatapnya sambil memutar-mutar kursi yang sedang di dudukinya.

"Jadi sekarang aku tidak boleh mampir kesini lagi? Apa karena sekretaris baru kak Ardan yang cantik itu? Kau tidak ingin aku mengganggu waktu pacaran mu dengannya?"

Taavi menghentikan putaran kursinya sambil menatap tajam ke arah Ardan. Dia dapat melihat dengan jelas, kini telinga Ardan mulai memerah padam. Yang artinya saat ini Ardan sedang merasa malu.

Nyuuuttt.....

Lagi-lagi dada Taavi berdenyut nyeri, tatkala dia mengetahui kenyataan, bahwa kini Ardan sedang menyukai orang lain lagi.

Padahal tadinya dia hanya berniat untuk menggoda Ardan, karena mempunyai sekretaris yang masih muda dan cantik, dia tak pernah menyangka, kalau ternyata Ardan benar-benar menyukai sekretarisnya itu.

Topeng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang