13. Tiga Belas

366 47 20
                                    

🤡🤡🤡

.

.

.

.

.

Kesal boleh. Benci jangan. Oke? 🥺 Ini hanyalah Fiktif.

Terima kasih Support-nya. 💜

.

.

.

.

.

Ceklek...

Namun saat pintu itu terbuka, Ardan kembali mengerutkan dahinya, karena dia melihat Taavi keluar dari kamar mandi seorang diri.

Kemudian Ardan langsung menghampirinya. "Kemana Jonas, kenapa kau sendirian?" Tanyanya sambil mulai memapah tubuh Taavi untuk kembali ke ranjangnya.

Seulas senyum cerah, secerah cahaya jingga mentari yang baru saja menampakkan dirinya dari ufuk timur di pagi hari langsung tersungging dari belah bibir Taavi, begitu dia merasakan tubuh hangat Ardan melingkupi tubuh dinginnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulas senyum cerah, secerah cahaya jingga mentari yang baru saja menampakkan dirinya dari ufuk timur di pagi hari langsung tersungging dari belah bibir Taavi, begitu dia merasakan tubuh hangat Ardan melingkupi tubuh dinginnya.

"Aku memintanya untuk membelikan sarapan. Karena kata kak Jonas, kak Ardan sudah berjanji akan sarapan bersamaku disini." Jawabnya dengan tatapan mata yang tak terlepas untuk memperhatikan raut wajah indah Ardan di sampingnya.

"Harusnya dia pergi setelah kau selesai dari kamar mandi saja kan? Kalau terjadi sesuatu padamu saat dia tidak ada bagaimana?"

"Ini bukan salahnya kakak. Akulah yang memaksanya untuk segera pergi." Taavi menghentikan langkahnya, dan menahan pundak Ardan agar dia juga berhenti berjalan.

Kemudian dia menatap lurus pada manik mata kecoklatan milik Ardan dengan intens. "Lagipula, yang terluka hanyalah kepala bagian belakangku. Aku masih bisa melakukan semuanya sendirian kak Ardan."

Tangan Taavi yang semula berada di pundak Ardan meluncur turun dan menyusuri punggung Ardan dari luar setelan jas kerjanya.

Hingga akhirnya tangan besar itu bermuara pada pinggang ramping Ardan, kemudian menariknya agar semakin merapatkan tubuh mereka.

Hingga akhirnya tangan besar itu bermuara pada pinggang ramping Ardan, kemudian menariknya agar semakin merapatkan tubuh mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Topeng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang