27. Anggap Saja Begitu

430 52 37
                                    

🤡🤡🤡

.

.

.

.

.

Setelah pertemuan dua keluarga malam itu, mereka segera menyiapkan acara pernikahan Taavi dan Ardan. Karena tidak ingin perut Ardan terlihat membesar nantinya saat berada di pelaminan jika terus menundanya.

Dan berkat koneksi yang dimiliki oleh kedua keluarga besar mereka, tepat seminggu setelahnya, acara pernikahan mereka dapat berjalan dengan lancar, sukses dan sangat meriah.

Hampir semua mantan pacar Ardan yang diundang, datang hanya untuk mencibir Ardan yang dulunya menentang keras, ketika ada pacarnya yang mengatakan kalau Taavi mencintai dirinya. Namun ternyata kini Ardan malah terjatuh ke dalam pelukan Taavi dan menjadi suaminya.

Tapi ya gitu. Mereka yang awalnya datang dengan perasaan angkuh ingin mengolok-olok Ardan, menjadi sangat tercengang saat melihat perubahan yang terjadi pada diri Taavi dan Ardan.

 Mereka yang awalnya datang dengan perasaan angkuh ingin mengolok-olok Ardan, menjadi sangat tercengang saat melihat perubahan yang terjadi pada diri Taavi dan Ardan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by: @_VOOJWAN

Di hari pernikahan mereka ini, Taavi terlihat sangat tampan dan maskulin. Sedangkan Ardan terlihat sangat tampan tapi ada manis-manisnya gitu. Mereka sungguh tak ingin mempercayai penglihatannya saat ini.

"Haaaaaah... Apa benar itu Taavi dan Ardan?" Meski Jenni sudah berulang kali mengedipkan matanya dengan cepat, otaknya masih menolak untuk mempercayai penglihatannya.

Dia ingin menyangkal dengan tegas kalau ada orang yang bilang saat ini Ardan terlihat sangat cantik. Tapi... Ah sudahlah. Apanya yang mau di sangkal coba?

Karena Jenni sendiri pun saat pertama kali melihat Ardan masuk kedalam aula pesta itu dengan pakaian pengantinnya, mulutnya sampai menganga lebar karena terlalu terpesona dengan keindahannya.

"Hnngg..." Tubuh Jenni sampai melemas di kursinya saat melihat adegan ciuman Taavi dan Ardan yang berkat ketegasan dari Daddy-nya Ardan dan juga Papanya Taavi, ciuman itu bisa dibilang masih dalam batas kewajaran.

Mungkin kalau beberapa hari yang lalu beliau berdua tidak memperingatkan Taavi agar jangan sampai berlebihan saat berciuman dengan Ardan, pasti Taavi tidak mau melepaskan pagutannya sampai dia mendengar Ardan mendesahkan namanya.

Seperti yang selalu mereka dengar selama seminggu terakhir ini tiap kali Taavi menemani Ardan lembur di ruang kerja di rumahnya. Karena ruangan itu memang tidak kedap suara seperti kamar Ardan.

.

.

.

.

Topeng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang