Epilog

13.4K 682 64
                                    

PRANKKK HEHEH

Vote dan Komen
Thankyou

HAPPY READING

***


Lala langsung mematikan sambungan telpon keduanya. Gadis itu memegang dadanya yang tiba-tiba bergetar dengan hebat.

"Gak mungkin, Al gak mungkin ninggalin Lala." Tekadnya berusaha menepis pikiran buruk itu.

"Tapi, Pandu bilang,.."

Sungguh bimbang hatinya, disatu sisi ia tak ingin dengan mudahnya percaya kepada Pandu. Namun disisi lain, harus kah ia percaya.

"Lala harus, minta tolong papa."

Kaki mungilnya berjalan dengan cepat, untuk menuju ruang kerja pria paruh baya itu. Saat tiba di depan pintu, tak lupa ia mengetuk terlebih dahulu.

Tok Tok Tok

"Papa?" Panggil Lala memastikan keberadaan Lucifer.

"Masuk aja sayang, pintunya gak dikunci."

Setelah mendapat sahutan dari Lucifer, segera Lala membuka pintu besar itu dengan perlahan.

"Papa sibuk ya?" Tanya Lala saat melihat keadaan Lucifer, yang dikelilingi dengan setumpuk berkas.

Lucifer ternsenyum tipis mendengarny, "Engga sayang, kenapa hm?"

"Nanti aja deh, nunggu papa gak sibuk." Cetus Lala merasa tak enak, karna sudah mengganggu waktu pria paruh baya itu.

"Gapapa sayang, Lala lebih penting dari berkas murahan ini." Ucap Lucifer meyakinkan.

Lala sedikit meringis, kala Lucifer mengucapkan kata 'murahan' jelas itu, bukanlah kertas biasa. Kertas itu pasti, berisi tentang kerja sama antar perusahaan, yang bisa mendapatkan jumlah nominal yang besar.

"Gini pa, Lala mau minta tolong." Ujar Lala, setelah duduk di sofa yang tak jauh dari Lucifer.

"Minta tolong apa sayang?"

Lala sedikit ragu, untuk berucap. Namun, demi mencari kebenaran ia harus berani, "Papa bisa gak, cari keberadaan Al."

"Al? kekasihmu?" Lala hanya mengangguk sebagai balasan.

"Gampang. Sebentar ya sayang, papa bakal perintah orang suruhan papa, buat cari keberadaan kekasihmu."

Senyum Lala merekah mendengarnya, segera gadis itu menghampiri Lucifer, lalu memeluknya dengan erat.

"Thank you, papa."

Lucifer terkekeh mendengarnya, "Bukan masalah besar."

"Nunggu, dua menit ya. Lala tunggu disana bentar." Tunjuknya kearah sofa, yang gadis itu duduki.

Lala menurut dan kembali ketempatnya, sambil menunggu mata cantiknya meliht tempat yang menjadi ruangan kerja Lucifer. Sederhan, namun terkesan elegan.
Dan jangan lupa, foto keluarga mereka yang terpampang dengan sangat besar, saat itu ia masih bayi dan berada digendongan mama-nya.
Berbicara tentang wanita paruh baya itu, membuat ia rindu seketika.

Mungkin, itu adalah foto terakhir mereka sebelum ia dititipkan oleh sang bibi dan paman, yang mempunyai sifat jahat.

"Sudah, ketemu sayang." Lamunan Lala terbuyar akan ucapan Lucifer.

"Dimana pa?" Tanya Lala antusias.

"R.A.P Corps, Italia."

***

CHILDISH GIRL [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang