28.

9.2K 647 25
                                    

Vote dan Komen biasakan!

Makasih yang sudah Vote dan Komen
dan juga yang udah mau mampir ke ceritaku

HAPPY READING

***

Kini, keduanya sudah tiba di kursi taman yang mereka inginkan. Lala dengan semangat nya berjalan menuju kursi tersebut tanpa memperdulikan bokongnya yang masih terasa sakit.

"Dio cepat sini!" Panggil Lala tak sabaran.

Dio hanya berjalan santai, tanpa memperdulikan panggilan Lala. Melihat itu Lala mendengus malas melihatnya.

"Cepetan Dio! Lama banget kaya keong!" Ujar Lala ketika Dio sudah duduk dengan nyaman disamping nya.

Dio mendengus malas mendengar nya "Udah gak usah berisik."

Lala mengerucutkan bibirnya sebal "Oke sekarang, kita mulai dengan buka buku ini." Lala memandang buku itu dengan tatapan berbinar.

"Ini kunci nya." Tunjuknya kearah kalung yang sedang ia pakai.

"Lo yakin ini kuncinya?" Tanya Dio memastikan.

Lala mengangguk antuias sebagai jawaban "Lala yakin Dio ini kuncinya." Dio hanya membalas dengan anggukan mengeti.

"Bismillah semoga gak mengecewakan." Gumam Lala berdoa dengan suara pelan, yang masih bisa Dio dengar.

Kita sekarang lagi deket banget La, tapi kenapa gue ngerasa kalau kita itu jauh Batin Dio melihat Lala yang sedang berdoa.

Dio mengalihkan pandangan nya dari Lala yang sedang berdoa. Entah, kenapa Dio meraskan sesak di dadanya.

"Kita se amin. Tapi, kita tak seiman." Ucap Dio dengan lirih.

"Oke kita buka!" Pandangan Dio kembali mengarah kearah Lala. Wajah gadis itu tampak polos, seolah tidak ada masalah didalam nya. Dio bertekad untuk mempertahankan senyuman gadis itu.

"Dio ini susah dibuka." Dio tersadar dari lamunan nya. Kembali fokus terhadap Lala.

"Mana? Sini coba gue yang buka." Lala langsung saja memberikan kedua benda yang saling berhubungan itu.

Lala memandang Dio yang sedang membuka buku berknci itu dengan serius. Lala tidak melihat kesusahan saat Dio membuka buku itu.

"Nih." Lala menerima buku itu yang sudah dibuka Dio.

Lalu, Lala kembali menatap Dio dengan raut gugup "Dio, Lala gak berani." 

"Lo harus berani. Inikan waktu yang udah lo nantikan dari lama. Gue yakin lo pasti bisa." Balas Dio menyemangati.

Dengan gugup, Lala mulai membuka buku itu.

Mata Lala terpejam saat tangan mungil nya sudah berada di awal lembar kertas usang itu.

Diraba nya kertas usang itu dengan mata terpejam. Saat, dirasa dirinya sudah tidak gugup lagi, barulah Lala membuka kedua matanya itu.

"Kosong?" Tanya nya bingung, saat melihat kertas kosong itu.

Dio yang berada disebelahnya pun menatap bingung kertas kosong itu.

"Coba buka halaman selanjutnya." Lala menuruti ucapan Dio.

Dilembar selanjutnya, hanya  ada sebuah foto bayi perempuan yang menggemaskan. Foto tersebut seperti dikoyak, yang membuat Lala tidak bisa melihat keseluruhan gambar itu.

"Dio kita harus cari potongan sebelahnya lagi."Ujar Lala menatap Dio dengan tatapan memohon.

Dio menatap Lala dengan tatapan teduhnya "La kita harus nyari dimana potongan sebelah nya lagi? Sejauh ini, kita udah ngelakuin yang terbaik."

CHILDISH GIRL [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang