19 - Papanya Askary!

8.5K 746 2
                                    

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴


***

Seorang bocah lelaki berumur 2 Tahun sedang berguling kesana kemari diatas karpet didalam ruangan yang luas dilengkapi oleh Fasilitas mewah yang harganya diatas jutaan ribu rupiah.

Disampingnya ada seorang wanita paru baya sedang duduk santai menonton TV ditemani cemilan-cemilan manis dan lezat yang ia santap.

mereka berdua adalah Askary dan Ratna, Mommy nya Gyan dan Ryan. saat ini hanya mereka lah yang ada dirumah, eh, para Maid dan Bodyguard juga sih. Dion sedang berangkat bekerja kekantor, begitupun dengan Ryan, sedangkan Gyan sedang bersekolah dan belum pulang.

"Oma~~~" rengek bocah laki-laki itu sambil menggoyang- goyangkan kaki Ratna yang menjuntai kebawa karna saat ini wanita paru baya itu sedang duduk disofa.

Ratna menghentikan kunyahan cemilan dimulutnya lalu menoleh kearah bocah kecil yang terlihat imut karna saat ini Askary sedang mengembungkan pipinya dengan raut wajah kesal yang jatuhnya malah menggemaskan dimata Ratna.

"Kenapa sayang ?" Tanya Ratna lembut sembari mengusap rambut Askary sayang.

"Aska au main, Aska bocan Oma..." rengek bocah itu dengan merenggut kesal. masa sedari tadi dia harus memerhatikan Oma nya yang sedang menonton film yang tokoh wanita nya terus terus an menangis karna dijahatin oleh laki-laki dewasa.

Ratna terkekeh lalu mencium kedua pipi gembul Askary "Askary mau main ? Okey kita akan bermain ditaman seberang Mansion. Disana seru lho, banyak anak-anak seumuran Askary, jadi Askary nanti pasti dapat teman baru" ajak Ratna yang dihadiahi tatapan berbinar dari anak disampingnya itu.

"yyoooo!!!" Semangat Askary sambil menarik tangan Ratna

"Hahhaha... jangan terlalu semangat Aska. Yaudah yuk, kita berangkat, Cuuuussss"

Mereka berjalan keluar menuju ke taman yang terletak diseberang Mansion Baskaraja. Biasanya taman itu dipenuhi oleh anak-anak kecil sebaya Askary, dan disana juga dilengkapi oleh permainan- permainan anak kecil.

Mereka tidak perlu menggunakan kendaraan untuk kesana karna lokasinya cukup dekat, walaupun harus berjalan agak lama karna luasnya halaman depan Mansion Baskaraja.

Akhirnya mereka sampai dengan Askary yang berada dalam gendongan Ratna.

Askary menampakkan raut wajah datar saat melihat banyaknya anak-anak disana. Bukannya dia tidak senang, tetapi ia ingin terlihat Cool dimata orang-orang seperti yang pernah dilakukan oleh Papanya, Gyan.

"kok mukanya kaya gitu ? Askary ngak seneng main sama mereka disini ?" Tanya Ratna bingung melihat raut wajah Askary yang datar.


"Ceneng" balas Askary yang sekarang sudah dengan raut senangnya.

Ratna tersenyum kecil lalu menurunkan Askary dari gendongannya "yaudah sana main sama teman-teman barunya, kenalan dulu sama mereka biar merekanya ngak bingung mau manggil Askary apa. Oma pantau Askary dari bangku ini" ucap Ratna panjang lebar sambil menunjuk bangku taman yang berada disampingnya.

Askary mengangguk singkat lalu berjalan pelan kearah segerombolan bocah laki-laki seumuran dengannya yang sedang bermain bola sepak.

"Eheem... Aska au kut main" ucap Askary sok Cool dengan gaya berdiri tegaknya dan memandang sekitaran 4 bocah laki-laki didepannya bergantian.

keempat bocah itu menghentikan permainannya lalu menoleh kearah anak asing yang baru mereka lihat "kamu ciapa ?" tanya salah satu dari mereka.

"Aku Askali Baskalaja, panggil aja Aska" ucap Askary cadel. Biasalah, namanya anak kecil.

"Aku Leo Jopanka, panggil Leo"

"Hai Aska... Nama Aku Ken Alfandla"

"Aku Athala Abiputra, panggil aja Athala" Athala ini walaupun masih kecil, tetapi dia sudah bisa menyebutkan huruf R, dia tidak cadel.

"Aranza King Nugraha, panggil Anza, atau King" ucap bocah terakhir yang memperkenalkan diri. dia juga sudah tidak cadel seperti Askary, Ken, dan Leo.

"boyeh Aska kut ?" Tanya Askary memastikan bahwa ia diperbolehkan ikut bermain dengan mereka atau tidak.

Dari jarak yang tak terlalu jauh, Ratna tersenyum kecil, akhirnya Askary memiliki teman bermain.

"Boyeh... anggota kami kulang catu oyang tuk jadi kipel" sahut Ken sambil mengangguk diikuti persetujuan dari bocah lainnya.

"Ote... capa takut" ucap Askary sambil tersenyum meremehkan dan berjalan kearah gawang dengan gaya angkuh.

"Ote, cemua Ciap ?" Ucap Ken yang menjadi wasit.

"Pllliiiiiittttt!" Teriak Ken seolah-olah suaranya adalah peluit.

Athala lah yang pertama menendang bola. Bocah itu menendangnya cukup kuat kearah gawang yang dimana Askary sedang ber ancang-ancang ingin menangkap bola dengan gaya agar dipuji oleh teman-teman barunya.

Bukannya masuk kedalam gawang, Bola itu malah melesat kearah kepala Askary yang membuat bocah itu terduduk diatas tanah lapangan dengan tangan mungilnya yang memegang kepala.

Semua teman-teman baru Askary menghampirinya.

"kepayanya cakit ?" Tanya Leo.

Askary menggeleng linglung "nda cakit, Papa biyang Askali tu Kuat yak Hulk" ucap Askary sambil mengerjab-ngerjab.

"Beneran ?" Tanya King, Askary mengangguk.

Ratna yang melihat dari kejauhan segera menghampiri Askary dengan raut wajah khawatir.

"kamu ngakpapa sayang ?" Tanya Ratna sambil menggendong Askary dan mengusap kepala belakang Askary.

"Hikkss... Cakit Oma..." cicit Askary terdengar seperti bisikan, ia hanya tak mau teman-teman barunya menganggap ia adalah anak yang cengeng.

"yaudah kita pulang ke Mansion aja yah ?" Ucap Ratna yang diangguki oleh Askary.

"anak-anak, Askary nya mau pulang dulu yah ? Kapan-kapan kalian bisa main lagi kok sama Askary" ucap Ratna yang dibalas senyuman lalu anggukaa dari keempat anak itu.

"Hikksss... Oma, kepaya Askali cakit, yo puyang" bisik Askary sambil terisak dan menyembunyikan kepalanya diceruk leher Ratna.

"ssuuuttt... jangan nangis" ucap Ratna menenangkan Askary sambil menyeberang jalan untuk pergi ke Mansion Baskaraja.

"kita obatin dulu yah ?" Ucap Ratna sambil mengangkat handuk kecil yang sudah dibasahi kearah kening Askary yang sudah memerah dan benjol.

"jan ampe cakit"

"iya, ngak sakit kok. Ini juga biar kepala Askary sembuh kan ?"

"iya, Ote Oma"

***

𝗔𝗸𝘂 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝗶𝗻𝗶 𝗽𝗲𝗻𝗱𝗲𝗸 𝗸𝗵𝘂𝘀𝘂𝘀 𝗔𝘀𝗸𝗮𝗿𝘆🧒🏻
😘💙💎🐬✨

𝗦𝗲𝗲 𝘆𝗼𝘂💗

𝗔𝘀𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺𝘂'𝗮𝗹𝗮𝗶𝗸𝘂𝗺🙏🏻

Papanya Askary! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang