{Prologue}

1.1K 173 77
                                    

Vote dulu ya sebelum baca🖤Hope u guys enjoy reading Kenneta!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca🖤
Hope u guys enjoy reading Kenneta!





~¤~

"Bagaimana, Kenneth? Aneta? Apa kalian setuju dengan perjodohan ini?"

"Tentu saja Tante!" seru Aneta cepat mewakili.

Kenneth menatap Aneta tajam tapi si empunya tidak peduli. Ia justru menyeringai saat Kenneth terlihat mendelik tidak suka padanya.

"Syukurlah. Tante udah bilang banyak hal soal perjodohan ini sama Ken saat di rumah, jadi dia pasti setuju dengan keputusan kami. Benar begitu kan Ken?" Brianna menatap puteranya dengan tatapan menekan.

"Iya."

Hanya gumaman singkat yang diberikan Ken tapi sanggup membuat orang-orang di ruang tamu rumah Damian itu menjadi girang.

Memang, Brianna sudah mengatakan banyak hal termasuk memaksa agar Kenneth menerima perjodohannya demi orang tua mereka atau mendiang Kakeknya yang berpesan ingin menjadi besan dengan keluarga Carlos.

"Jadi kita tentukan kapan pernikahannya," usul Samuel, suami Brianna.

"Bagaimana dengan bulan depan?" tanya Damian memastikan.

"Aku rasa juga bulan depan adalah waktu yang pas," seru Evelyn, istri Damian.

Aneta tersenyum berbanding terbalik dengan calon suaminya yang bermuka masam. Jika sebelumnya Kenneth datang dengan ekspresi yang datar, maka saat ini wajahnya terlihat masam.

"Baiklah, kita tentukan pada tanggal tujuh belas Agustus bertepatan dengan hari kemerdekaan, kami akan menikahkan kalian, Kenneth dan Aneta."

Ucapan Samuel terdengar mutlak.

Suasana menjadi lebih hidup dari sebelumnya. Tawa riang dan perasaan bahagia saling mereka berikan karena akan menjadi besan. Namun hal itu tidak terjadi pada Kenneth.

Ia hanya berdiri dan melengos pergi begitu saja meninggalkan area ruang tamu rumah Damian Carlos.

Grep

"Lepas."

"Gak mau."

"Gue bilang lepas ya lepas!" nada Kenneth sedikit meninggi.

"Gue bilang gak mau ya gak mau!" goda Aneta lagi. Ia melirikan matanya menatap ke arah wajah Kenneth yang sebal.

"Apa sih motif lo semangat dijodohin sama gue?" tanya lelaki itu diikuti dengusan nafas kasar.

"Gak ada. Tapi yang jelas, semakin lo tolak gue, semakin semangat buat gue tinggal satu atap sama lo."

"Lo gil -"

KennetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang