(SEMI ADULT 18+)
"Sayang, bilang sama aku kalo kamu gak tau soal pernikahan aku dan Aneta. Bilang sama aku kalo kamu masih ada rasa dan hubungan kita masih bisa diteruskan," Kenneth menatap Sara nanar, ia berharap Sara menggelengkan kepalanya dan be...
"Aduh gue kebelet!" pekik Aneta seraya berdiri dan pergi meninggalkan meja Kenneth.
Belinda terkekeh geli begitupun dengan Noah dan Liam. Hanya Kenneth yang menunjukkan ekspresi lelah.
Aneta pergi ke toilet siswi sendirian. Dulu di sekolah sebelumnya, setiap kali Aneta pergi kemanapun, ia selalu ditemani keenam temannya.
Aneta sangat populer di sekolahnya dan ia sering melakukan bully sampai menginjak bangku kelas 11, karena tahun terakhir ia bersekolah Damian dan Evelyn memintanya untuk pindah ke sekolah Kenneth.
Prinsip hidup Aneta adalah menindas sebelum tertindas. Lagi pula orang-orang yang ia bully adalah mereka yang sering mencari masalah juga di belakangnya.
Lalu, saat pertama kali mendengar jika Damian berencana menjodohkan dirinya dengan seorang lelaki yang merupakan anak dari temannya tersebut Aneta tidak langsung setuju.
Ia masih memiliki 3 kekasih dan 8 cadangan yang harus diputuskannya satu-satu. Memuakkan bukan? Tentu saja.
Tapi begitu Evelyn menuturkan jika Kenneth adalah ketua OSIS yang disiplin di sekolahnya, Aneta berubah pikiran. Ia senang mengambil tantangan baru selama ia hidup.
Alhasil, Aneta sendiri yang meminta Mama dan Papahnya untuk segera melakukan pertemuan rutin antara 2 keluarga.
4 kali pertemuan di restoran saat makan malam bersama dan pertemuan terakhir di rumah Carlos. Damian dan Samuel langsung menunjuk satu tanggal cantik untuk hari pernikahan anak mereka.
Aneta merasa lega saat hajatnya tertuntaskan.
Kriet
Brak
"Bangsat lo!"
Aneta tersentak kaget ketika ia membuka pintunya ia langsung mendengar suara sesuatu yang menabrak tembok dan ucapan kasar dari seorang siswi pun terdengar segera setelah suara benturan tadi.
"Heh, lo bangsat. Gue lagi di toilet bikin gaduh," gumam Aneta tenang. Ia dengan sengaja membasuh kedua tangannya pada wastafel yang bersampingan dengan kelima siswi yang tidak ia ketahui mereka kelas berapa.
Toh, Aneta saja baru pindah sekolah di sana.
"Oh liat, ada si pembela gak tau diri! Kelas berapa lo?!"
Aneta meringis ketika rambutnya dijambak.
'Duh, dasar cewek sialan! Mereka gak tau kalo bully itu hobi gue yang terpendam.'