(SEMI ADULT 18+)
"Sayang, bilang sama aku kalo kamu gak tau soal pernikahan aku dan Aneta. Bilang sama aku kalo kamu masih ada rasa dan hubungan kita masih bisa diteruskan," Kenneth menatap Sara nanar, ia berharap Sara menggelengkan kepalanya dan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote nya duluu sebelum baca💕 Gabole kelewat pokonya😚
Hope u guys enjoy reading Kenneta❤
● ● ● ● ●
~¤~
Sinar mentari menyilaukan pandangan Aneta dari celah pentilasi udara yang tidak tertutupi gorden, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menyadari dimana ia tengah terbangun sekarang.
"Selamat pagi Kenneth." Bisik Aneta dengan tersenyum ketika melihat Kenneth yang masih terlelap di sampingnya.
Lelaki itu tidur tanpa menutupi tubuh bagian atasnya, raut terlelapnya pun terlihat sangat tenang dan tidak ada beban.
Aneta mencium pipi Kenneth yang menggemaskan, tanpa sedikitpun takut membuat si empunya terbangun.
Lenguhan dari Kenneth saat merasakan sesuatu menyentuh permukaan kulit wajahnya membuat Aneta terkekeh geli.
"Bangun bodoh, lo ini gak berguna banget, udah pagi lo masih gak mau nyari sarapan buat gue?"
Umpatan Aneta yang tidak etis membuat Kenneth mengerjap, ia tidak menjawab karena kesadarannya yang belum terkumpul penuh.
"Jam berapa sekarang?" tanyanya parau.
Aneta mengambil ponsel Kenneth dan menyalakan layarnya. "Baru jam setengah tujuh sih. Apa kita mau cari sarapan sekarang?"
"Bentar lagi aja," gumam Kenneth seraya ia menarik Aneta untuk kembali berbaring di sampingnya. "Tidur gue nyenyak gak kayak biasanya."
"Karena ada gue kan? Atau karena lo capek?"
"Karena ada lo kali." Jawab lelaki itu asal.
Tapi jawabannya mampu membuat Aneta tersenyum simpul. Ia memeluk Kenneth dengan hati-hati karena takut menyentuh area lukanya yang kembali basah.
"Apa nanti kalo kita udah tinggal tinggal serumah lo bakalan bangun siang mulu?" Aneta tertawa saat melihat Kenneth mendenguskan nafasnya.
"Setiap weekend, gue emang gak pake alarm."
"Kalo lo bangun siang apalagi gue?" Aneta mengerucutkan bibirnya. "Lo kan alarm alami gue."
"Trus kenapa lo bisa kebangun?"
"Matahari sialan bikin mata gue silau!"
Kenneth mendengus geli, "Seumur hidup gue baru nemu orang yang berani nyalahin matahari," kekehnya. "Ayo, kita cari sarapan."
Aneta mengangguk setuju, mereka berdua kini bersiap untuk meninggalkan penginapan.
"Tunggu Ken, apa Bokap gue gak akan marah karena gue gak pulang ke rumah?"