(SEMI ADULT 18+)
"Sayang, bilang sama aku kalo kamu gak tau soal pernikahan aku dan Aneta. Bilang sama aku kalo kamu masih ada rasa dan hubungan kita masih bisa diteruskan," Kenneth menatap Sara nanar, ia berharap Sara menggelengkan kepalanya dan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Voteeeeee sebelum scroll ceritanya! Wkwk Hope u guys seneng baca Kenneta nya aku🖤
● ● ● ● ●
~¤~
"Aku udah selesai makan malamnya Ma, Pah."
"Apa kamu ada rencana keluar malam ini Ken?" tanya Samuel menghentikan langkah puterinya di anak tangga teratas.
"Gak ada, aku ngantuk mau tidur aja."
"Baguslah. Papah senang kalo waktu kamu banyak dihabiskan di rumah."
Kenneth hanya sebatas menganggukan kepalanya lalu kembali berjalan menuju ke arah kamarnya.
"Pah."
"Hm?"
"Menurut Papah, apa Kenneth udah bisa menerima Aneta sepenuhnya?"
"Entahlah. Beberapa waktu kemaren dia jawab pertanyaan Papah katanya masih belum ada perasaan apa-apa sama Aneta."
"Benarkah?"
Samuel mengangguk yakin.
"Astaga anak itu.. susah-susah kita membujuk Aneta agar mau menerima Ken, justru dia sendiri yang sulit membuka diri pada gadis secantik Aneta."
"Mungkin dia masih mengingat mantannya."
"Mantannya yang menderita kanker itu ya?"
"Iya."
"Apa Ken tau?" Brianna menatap suaminya serius.
"Sepertinya belum atau dia gak akan tau sama sekali."
Helaan nafas Brianna terdengar lelah. "Jika saja anak itu sehat pasti kita menghargai keputusan Ken, tapi Sara meminta kita untuk merahasiakan semuanya bahkan dia juga sangat setuju atas perjodohan ini."
"Beruntungnya Aneta bisa mengendalikan situasi sehingga Kenneth akan bergantung padanya."
"Papah yakin?"
"Tentu. Papah seorang lelaki, sama seperti Kenneth. Papah memahami Kenneth dengan sangat baik."
Brianna manggut-manggut, benar, meskipun ia merupakan Ibu kandung Kenneth, tapi hal itu tidak akan membuatnya benar-benar mengerti Kenneth sepenuhnya.
"Eh? Katanya tadi mau bobo, Ken mau kemana?" Brianna menghalangi jalan Kenneth yang menuju pintu utama.
"Aneta butuh aku sekarang."
"Oh," Brianna langsung menarik diri seolah mempersilahkan Kenneth untuk pergi keluar menemui calon menantunya.
"Kunci pintu aku yang bawa aja ya? Takut pulang di atas jam sembilan."
"Bawa aja bawa," seloroh Samuel dengan tersenyum penuh arti. Sementara Kenneth yang melihatnya hanya berdecak pelan.
Ia lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang menatap Kenneth dengan pandangan yang berbeda. Brianna harap-harap cemas mengingat Aneta membutuhkan anaknya, apa yang terjadi pada gadis itu? Sedangkan Samuel sudah menduga hal yang tidak bisa ia bicarakan sebelum itu menjadi sebuah fakta.
