HAI-HAI!
Mungkin pada kaget tiba-tiba liat notifikasi up, soalnya baru bisa update sekarang.
Kemarin masih ada acara jadi nggak sempet update, maafin ya semua!😭🙏
Untuk nebus kali ini chapternya aku panjangin, lebih panjang dari chapter sebelumnya.So, without any further ado, let's go to the story!
Happy reading 🦋
"Lo masih gak ada niatan buat laporin dia ke polisi?"Lintang menggeleng, "Polisi ndak bakal percaya sama apa yang aku omongin Wan, itu semua sia-sia." Gadis itu harus sedikit berteriak karena posisi mereka saat ini ada di jalan raya.
"Tapi setidaknya ada peluang buat nemuin dimana keberadaan Seina," ujar Awan masih kekeh dengan pendiriannya.
"Kalau mereka malah curiga sama kita gimana? Kita ndak ada bukti apapun buat diserahin ke polisi," jelas Lintang. "Itu bisa jadi boomerang bagi kita, sama aja dengan masuk ke kandang singa. Dan itulah yang diharapkan oleh mereka, agar kita nyerahin semua info ke polisi lalu memutar balikkan fakta seolah kita udah nuduh mereka."
Awan terdiam mendengarkan penjelasan dari Lintang, "Aku tau kamu pengen cepat-cepat membantu Seina, tapi kita jangan gegabah dulu. Mereka lebih hati-hati kali ini, karena kita udah mengetahui sebagian besar dari rahasia." Lintang maklum jika Awan bersikeras untuk segera melapor ke polisi, mayat Seina ada di rumah Jojo. Dan hal itu sudah jelas dikatakan oleh si pelaku sendiri. Lintang yakin itu hanya sebuah pancingan, agar mereka masuk ke dalam rencana yang Jojo buat.
"Gua tau," Awan hanya menjawab singkat. "Gua cuma gak sabar aja pengen bawa Seina pulang ke keluarganya."
Lintang mengelus-elus pundak cowok itu, "Sabar dulu sebentar, kita pasti bakal bawa Seina pulang."
Awan mengangguk, ia memarkirkan sepeda motornya di parkiran rumah sakit. Sore ini mereka memang berniat mengunjungi Harun lagi. Lintang masih penasaran siapa sebenarnya Langsuri itu, dan apa hubungannya dengan Harun.
"Kalau kata Harun, Langsuri itu kakaknya."
Ucapan Hasim masih terngiang-ngiang. Tapi hal yang membuat Lintang jadi tidak bisa mempercayai, kenapa Langsuri malah berusaha mencelakai adiknya sendiri? Memangnya apa yang pernah dilakukan Harun sampai Langsuri mengincar nyawanya. Seburuk itukah?
"Wan, kamu heran ndak sih, kalau ada kakak yang berusaha nyelakain adiknya sendiri?"
Awan menoleh kala mendengar pertanyaan yang mendadak dari Lintang. "Kenapa Lo tiba-tiba tanya gitu?"
"Jawab aja udah!"
Awan tampak diam berpikir.
"Tergantung," ujarnya sambil menjingkatkan bahu.
"Tergantung apa?"
"Tergantung apa kakaknya itu sayang atau enggak," Awan berjalan mendahului Lintang. "Tapi menurut gue, bencinya seorang kakak pasti gak akan tega buat ngelukain adiknya sendiri, pasti ada alasan dia ngelakuin hal itu. Gangguan jiwa contohnya. Kalau dia nggak waras kan, pasti bisa ngelakuin apa aja."
"Ya, kamu bener juga sih." Lintang mengubah wajahnya menjadi poker face, mengingat sifat manusia kadang tidak bisa ditebak. Sebenarnya mereka yang sampai membunuh keluarga sendiri itu waras atau enggak sih? Meskipun dulu buruknya perlakuan yang diterima dari keluarga ataupun orang terdekat, Lintang tidak pernah terbesit dalam pikirannya untuk membunuh—melukai saja tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Soul ✓
Horror"Lo nggak akan pernah bisa nyelamatin temen-temen yang nggak berguna itu." "Mungkin, tapi setidaknya mereka bisa pergi dengan tenang ke alam mereka." ___________________________ "Lu beneran bisa liat?" "Jelaslah! Orang aku punya mata, ya buat liat!"...