16. Terluka

195 38 2
                                    

Malam ini, Lintang memutuskan untuk mengunjungi SMA untuk mencari tahu perkara misteri itu. Tapi tenang saja, ia tidak sendiri tentunya. Bayangkan saja jika dia disana sendiri, bersama dengan makhluk-makhluk yang usil itu. Bahkan Lintang saja tidak pernah ingin memikirkannya. Ia mengajak Mega dan Alea, oh jangan lupa Awan juga memaksa untuk ikut.

Untuk konten channel Youtubenya.

Lintang melangkah keluar dari pintu rumahnya. Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Tenang saja, mereka tidak berani pergi ke sana malam-malam di atas jam 9. Jadi waktu mereka kurang lebih dua jam untuk menyelidiki sebelum ibu Lintang pulang bekerja.

Tampak Mega dan Alea sudah menunggu di depan rumahnya.

Ditemani oleh beberapa orang juga. Tunggu dulu, siapa mereka?

"Kak Yolla?"

Lintang terkejut bukan main, melihat presensi Yolla yang berdiri menjulang tinggi di sebelah Mega. Cowok itu hanya menggaruk tengkuknya, "Gue boleh ikut kan Lin?"

Tapi bukannya menjawab pertanyaan yang dilemparkan Lintang malah melirik ke gadis disebelah cowok itu. "Meg, kamu yang ajak kak Yolla?" tanyanya yang hanya dijawab dengan anggukan dan sedikit senyuman manis.

"Tau tuh, Mega maunya nempel kak Yolla terus." Alea mencibir.

"Alah, Lo juga sering deket-deket sama kak Jaya aja gak usah komen!"

"Udah-udah, kok malah berantem sih?" lerai Lintang. "Kak Yolla serius mau ikut? Tapi kita ndak punya jasa BPJS loh kalau nanti kenapa-kenapa."

"Gak apa-apa Lin, Lo percaya aja sama gue. Seratus persen berani," ujarnya penuh percaya diri.

"Oke kalau gitu, tapi kita ke kosan Awan dulu."

Yolla mengangguk, "Pakai mobil gua aja."

Lintang semakin bersyukur, ia tidak perlu repot-repot menunggu bis lewat. Tapi agak sedikit masih tidak percaya juga jika mahasiswa modern seperti Yolla masih percaya dengan klenik demikian. Hal itu membuat Lintang penasaran, ia tak tahan untuk bertanya kepada cowok yang sedang menyetir mobilnya itu.

"Kak, kamu percaya dengan hal-hal berbau mistis kayak gituan?"

"Tentu aja, kenapa nggak?"

"Anak-anak kompleks Miradi aja gak ada yang percaya. Bahkan ngejek Lintang pas lagi ngeluarin arwah yang ngerasukin kak Jiwo," terang Mega seolah menyadari rasa penasaran Lintang.

"Alah, anak-anak di kompleks itu emang sok berani aja. Padahal aslinya penakut banget," Yolla berkomentar. "Gue udah denger dari adik sepupu gue, kalau Lintang bisa liat. Ternyata bener ya," imbuhnya lagi.

Lintang yang mendengar hal itu lantas mengernyit heran, "Adik sepupu? Siapa Kak?" perasaan Lintang tidak pernah memberitahu siapapun kecuali Awan, Mega dan Alea saja. Bagaimana Yolla bisa tahu? Padahal mereka juga jarang bertemu. Tidak mungkin Awan menyebarkan informasi tentangnya kepada yang lain.

"Iya, gua punya adik sepupu namanya Theo. Dia bisa liat kayak Lo," ujar Yolla masih dalam keadaan menyetir. "Katanya ada orang yang nunjukin foto Lo ke dia, terus tanya dia bisa liat apa nggak. Ya, adik gua jawab dong, soalnya kemampuan Lo berdua itu hampir sama. Cuma dia skillnya emang lebih tinggi sih."

Oke, sekarang Lintang semakin menjadi overthinking. Apa ada stalker yang berusaha mengorek informasi tentangnya? Tapi untuk apa? Apakah ia diincar?

"Ah ada lagi, adik kandung gua juga termasuk."

"Siapa adik kandung Kak Yolla?"

"Si Jaya."

No Soul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang