Hai semuanya! Aku update nih, btw kalian voter ke berapa?
Happy reading 🌼
"Lin, itu tangan lu beneran gapapa?"
"Gapapa kok Meg, gak ada luka kok tadi."
"Siapa sih yang iseng banget?!" gerutu Mega kesal.
Lintang hanya diam saja, sudah pasti pelakunya adalah Harun. Cowok itu selalu menginginkan dia agar segera pergi dari sekolah ini. Tapi Lintang lebih memilih untuk diam saja, toh itu juga urusannya. Lagian, kalau dibiarkan saja, nanti akan lelah sendiri pasti. "Kamu dulu suka sama kak Jaya, Meg?" tanya Lintang dengan hati-hati. Mengalihkan topik.
Mega mengangguk pelan, "Iya, tapi sekarang enggak." Gadis itu menatap lurus ke depan.
Lintang membulatkan matanya, tidak percaya. "Yang sabar ya Meg," Lintang merasa harus mengatakan hal itu. Apalagi Lintang tahu kalau Alea menyukai orang yang sama. Lintang jadi merasa agak bersalah sekarang. "Oh ya, kan ada kak... em, siapa ya namanya? Pokoknya kakak ganteng yang mengajar les di rumahmu itu loh," ujar Lintang sambil menaikkan turunkan kedua alisnya.
"Apa sih, jangan ngawur!" Mega tersipu malu-malu.
"Aduh, yang sedang dimabuk asmara nih!" Lintang meledek.
"Udah ah, jangan gitu!"
Lintang menghabiskan tawanya terlebih dahulu, lalu menghela napas. "Hah, kapan bisnya dateng? Kok kagak ada yang lewat, udah mau maghrib padahal," keluh Lintang. Tiba-tiba angin kencang menerpa membuat mereka berdua merinding seketika.
Mega spontan mengusap tengkuknya, "Lin, lu ngerasa ada sesuatu disini?"
Lintang memejamkan matanya sejenak, lalu menatap Mega dengan serius. "Aku ngeliat energi hitam yang sangat kuat disini." Lintang terus memperhatikan kabut hitam itu, lalu menunjuk gerbang sekolah. "Arahnya ke sana," imbuhnya kemudian. Mega sudah tahu kemampuan khusus Lintang, karena dia sendiri juga seorang indigo. Namun Mega lebih memilih untuk menutup mata batinnya, sebab banyak sekali arwah yang mengikuti Mega untuk meminta bantuan.
"Eh, Lin siapa tuh yang balik lagi ke sekolah?"
Lintang memusatkan perhatiannya kepada objek yang ditunjukkan Mega. Kedua gadis itu melihat seorang siswa berseragam kembali masuk ke dalam SMA yang sudah nampak sepi, lalu berbelok ke arah koridor kelas X.
"Bukannya itu...,"
"Radit? Ngapain dia kembali ke SMA kita?" tanya Mega penasaran. "Apa mungkin kita harus ikutin dia?"
"Kayaknya jangan deh, kalau nanti ketangkap pak satpam kan nggak lucu. Biarin aja, kan ada pak satpam yang jaga."
Mega mengangguk setuju, "Iya juga sih, gue harap kali ini nggak ada korban."
Lintang langsung menoleh, "Korban apa?"
Mega menggeser posisi lebih dekat. "Disini tuh setiap satu semester, atau kadang dua bulan lah, sering ada murid yang hilang. Gue juga nggak tahu kenapa tapi katanya---,"
Sebuah suara mesin tiba-tiba mengudara sayup-sayup, mendekati mereka. Tampak sebuah motor berhenti di depan kedua gadis itu. Pengendara motor tersebut membuka helmnya.
"Eh, Kak Aji?"
Ternyata itu adalah Aji, pria itu sehabis pulang dari kuliahnya. "Kalian belum pulang?" tanyanya.
Mega dan Lintang menggeleng. Mega dengan jahilnya memberi kode kepada Aji dengan melirik Lintang. Aji yang paham akan hal itu hanya tersenyum, "Lin, mau gue antar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Soul ✓
Terror"Lo nggak akan pernah bisa nyelamatin temen-temen yang nggak berguna itu." "Mungkin, tapi setidaknya mereka bisa pergi dengan tenang ke alam mereka." ___________________________ "Lu beneran bisa liat?" "Jelaslah! Orang aku punya mata, ya buat liat!"...