#Part 7, Akhir kisah Sandrinna.

705 63 14
                                    

Bismillah.. story Absurd balik lagi.
Yuk kita baca lagi, ets masih banyak typonya.

Happy Readings.

Story on.

"San, lo bertahan ya?" Ucap Laura,  "Clay buruan!" pinta Laura, sesekali menatap Sandrinna, yang berada di pangkuannya, yang terus-terusan mengeluarkan banyak darah di kepalanya.

"Bentar lagi, kita sampai Laura, lo yang tenang ya" ucap Clay, semakin mengencangkan laju mobilnya.

**
"Rey, are you oke bro?" Tanya Rassya, sembari menepuk pelan pundak Rey.

"Rey, lo gak papa?" Tanya Aqeela, ikut berjongkok.

"Tolong anterin gue kerumah sakit!" Pinta Rey, serak.

"Rey, lo serius?" Tanya Rassya, kaget atau lebih tepatnya memastikan.

"Aca!" Tegur Aqeela, memintanya untuk diam.

"Oke, kita anterin lo kerumah sakit. Ayo!" Ucap Rassya, menuruti permintaan Aqeela, yang mengkode padanya, lalu membantu Rey untuk berdiri.

"Sandrinna" lirih Rey, dan kembali teringat kejadian dimana Sandrinna, tertabrak mobil, karena menyelamatkannya.

Skipp Rumah Sakit.

"Dokter, gimana ke adaan teman saya dok? Dia gak papa kan?" Tanya Clay saat Dokter yang menolong Sandrinna, keluar dari ruangan (ICU).

"Pasein dalam ke adaan kritis! Apa saudara adalah keluarganya?" Tanya Dokter.

"Saya kakaknya dok?" Sahut seseorang dari belakang Clay. Dan refleks saja Clay, langsung menoleh ke arah Bintang.

Ya, sebelum Clay dan Laura, sampai dirumah sakit. Clay, lebih dulu menghubungi Bintang, dan memberi tahu kondisi Sandrinna.

"Gimana ke adaan adik saya dok?" Tanya Bintang to the point.

"Pasein dalam ke adaan kritis dan harus segera di operasi, ada penggumpalan darah di dalam otaknya, akibat dari benturan keras yang di alami pasein" jelas Dokter itu lagi.

"Tolong selamatkan adik saya dok, apapun akan saya lakukan, asal dokter bisa menyelamatkan adik saya" mohon Bintang, yang kini sudah berderai air matanya.

Hobi amat lo thor, bikin cerita yang ada bawang²nya.. *Rey.

Lah mau gimana lagi, alurnya emang kayak gini *author.

Back to story.

"Dok, tolong selamatkan calon adik ipar saya dok. Berapapun akan saya bayar, asal dokter bisa menyelamatkannya" tambah Ratu, sembari merangkul Bintang.

"Clay!" Ucap Laura, menepuk pundak Clay, yang tertunduk sedih.

"Gua gak apa-apa kok Lau!" Ucap Clay berusaha untuk tegar.

"Saya akan berusaha sebisa saya, Suster tolong siapkan ruang operasi" ucap dokter itu memerintahkan seorang suster.

"Baik dok!" Angguk sang suster.

Dendam Dan Cinta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang