#Part 21, "Merelakan?"

692 85 44
                                    

Bismillah, Welback my story absurd.
Yang nggak suka, silahkan skipp aja ya!
Real dari pemikiran sendiri🙂
Not plagiat!

Happy Readings.

Story On.

"Tumben lo ngajak kita kesini Rey, ada apa sih?" Tanya Liyan, to the point pada Rey, saat ia baru tiba di Cafe.

"Oke! Sebelumnya, gue minta maaf! Karena sudah ngajak kalian berdua kesini, secara tiba-tiba. Tapi gue nggak tahu lagi, harus nanya kesiapa? Selain kalian berdua. Kalian tahu nggak sih Sandy, kenapa? Em, maksud gue kalian tahu nggak dia ada masalah apa?" Tanya Rey

"Setahu gue sih, dia nggak ada masalah apa-apa, ia kan Liyan?" Jelas Alin.

"Ia Rey, setahu kita Sandy, nggak kenapa-napa deh. Emm...??" Ucap Liyan, seraya berusaha mengingat-ngingat sesuatu

Rey, mengerutkan keningnya bingung, seraya menunggu ucapan Liyan, berikutnya.

"Eh, kalian kalau mau pesan? pesan aja, biar gue yang bayarin"

"Ialah, lo harus bayarin. Secara lo udah buang waktu kita" sentak Alin, tanpa dosa

"Ya maka dari itu, gue traktir lo berdua" balas Rey

"Nah gue baru ingat Rey!" sentak Liyan, tiba-tiba membuat Rey, kaget.

"Ingat apaan?" Tanya Rey

"Lin, lo ingat nggak kemarin waktu kita latihan karate?" Ujar dan tanya Liyan, pada Alin

"Ingat! Emang kenapa Liyan?" Tanya balik Alin.

"Dia kan ngajak kita makan di cafe yang dekat tempat kita latihan? Nah dia kan masuk duluan kan ke Cafe itu?" Jelas Liyan, yang di balas anggukkan oleh Alin. Sedangkan Rey, masih menunggu Liyan, melanjutkan perkataannya

"Tapi waktu kita mau nyusul dia, dia malah keluar dari cafe itu dan lo perhatiin nggak raut wajahnya itu berubah" ucap Liyan

"Nah ia, benar. Habis itu sikap Sandy, kayak berubah nggak semangat gitu, pas kita tanya kenapa? Dia malah ngalihin pembicaraan dengan ngajak kita makan di pinggir jalan" jelas Alin, menambahkan

"Tunggu, apa Cafe yang kalian maksud itu Cafe Jolan?" Tanya Rey, memastikan

Alin dan Liyan, pun mengangguk.

"Jam berapa kalian kesana?" Tanya Rey, lagi membuat Alin dan Liyan, menatapnya penuh selidik

"Ya sore, sekitar jam limaan deh, kalau nggak salah! Ia kan Lin?" Ucap dan tanya Liyan

"Ia, kayaknya sih gitu" ucap Alin, membenarkan

"Jangan-jangan..?" Ucap Rey, panik "Lin, Liyan, ini uang buat bayar makanan kalian, kalau ada sisanya terserah kalian aja" ucap Rey, seraya meletakkan lima lembar uang ratusan di atas meja, lalu pergi begitu saja.

"Jangan-jangan apa Rey? Woii tunggu?" Teriak Liyan, namun nihil teriakannya hanya angin lalu untuk Rey.

"Lah, tuh anak kenapa dah?" Bingung Alin

"Tahu, gue juga bingung. Tiba-tiba pergi gitu aja" sahut Liyan

======

Dendam Dan Cinta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang