#Part 14, Luluh?

671 70 37
                                    

Bismillah, balik sama cerita ini lagi.
Masih banyak typo-nya.

Happy Readings.

Story On.

"Sandy?" Ucap Rey, saat Sandy, jatuh tak sadarkan diri tepat di pelukkannya. "Jefan!!!" Geram Rey, lalu membenarkan posisi Sandy, yang tengah pinsan.

Tanpa babibu lagi. Rey, langsung menghajar Jefan, habis-habisan.

"Pergi lo dari sini!" Usir Rey, saat melihat Jefan, tak berdaya lagi "San, hey bangun?" Ucap Rey, parau lalu menggendong Sandy.

"Rey-Jefan" Panggil Saskia, saat ia keluar dari ruang rawatnya

"Sorry Sas. Gue harus balik! Semoga lo cepat sembuh ya!" Do'a Rey, lalu membawa Sandy, pulang.

*Apa sekarang dihati Rey, benar-benar nggak ada lagi gue? Sampai-sampai dia begitu cuek sama gue* batin Saskia, sembari menatap langit-langit rumah sakit, agar air matanya tak jatuh.

"Sas?" Panggil Jefan, membuat Saskia, tersadar.

"Eh ia Jef?" Saskia buru-buru menghapus air matanya, lalu beralih menolong Jefan. "Biar gue bantu Jef!" Saskia, langsung membantu Jefan, berdiri "Sus, tolongin teman saya" pinta Saskia, saat seorang suster melewatinya.

"Ia mbak!" Angguk Suster itu, lalu memapah Jefan.

"Makasih ya sus!" Ucap Saskia, tulus.

"Ia sama-sama mbak. Kalau begitu saya permisi dulu, mari mbak-mas" pamit suster itu.

"Sas.. lo lihatkan? Bagaimana sikap Rey, sekarang? Dia bahkan nggak... Aww" rintih Jefan, sembari memegang sudut bibirnya yang lebam.

"Udah lo nggak usah banyak bicara dulu Jef. Biar gue obatin luka lo" Saskia, langsung mengambil kotak P3k yang ia minta sebelumnya pada suster yang tadi membantunya.

"Thanks! Sas.. aw.. pelan-pelan" ucap Jefan, meringis.

"Maaf! Jef.. gue nggak sengaja" sesal Saskia.

***
"Emm.. gue dimana?" Tanya Aqeela, mengerjab-ngerjabkan matanya.

"Lo di Kamar. Tadi lo pinsan saat Rassya, mau mukul gue. Tapi malah elo yang ngalangin" jelas Suheil, merasa bersalah.

"Thanks! Ya Suheil, lo udah bawa gue pulang." Tulus Aqeela.

"Sama-sama Qeela. Itu sudah jadi kewajiban gue, buat jaga dan melindungi lo. Dan harusnya gue yang menerima pukulan itu, bukan elo! Maaf, gue nggak bisa jagain elo dengan baik" sesal Suheil.

"Lo nggak perlu minta maaf, Suheil. Lo nggak salah, ini murni gue sendiri. Dan harusnya gue yang minta maaf! Karena sampai saat ini gue masih belum bisa balas perasaan lo" sesal Aqeela, menunduk.

"Hey.. hey.. dengar!" Suheil, mengangkat dagu Aqeela dan menangkup wajahnya lalu menatapnya "lo nggak salah kok Aqeela dan elo juga nggak perlu minta maaf. Gue nggak masalah, kalau lo belum bisa balas perasaan gue. Karena cinta itu nggak bisa dipaksakan, gue akan selalu menunggu lo bisa membalas perasaan gue, Qeela" ucap Suheil tulus.

"Suheil.. hiks!" Isak Aqeela, langsung memeluk Suheil.

"It's oke! Aqeela. Gue baik-baik aja kok. Lo jangan nangis ya, kalau lo nangis ntar tambah jelek" canda Suheil.

Dendam Dan Cinta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang