#Part 15, Sisa Rasa.

668 79 33
                                    

Bismillah, Welcome back to my story absurd, dimana masih banyak typo-typo nya.

Warning, mengandung unsur bawang, jadi kalau di perlukan, sediakan tisue :v

Happy Readings.

Story On.

"R-rey?" Ucap Sandy, tercekat.

"Rey?" Kaget Bintang dan Ratu, bersamaan.

"Ia, ini gue Bin, Ratu" ucap Rey, sembari masuk kedalam rumah Bintang, dan melirik Sandy, sekilas. "Awalnya gue mau ngambil jaket gue yang ketinggalan di mobil, tapi gue justru mendengar hal yang selama ini gak gue sangka-sangka" sinis Rey.

"Rey, gue bisa jelasin semuanya" ucap Bintang.

"Gue nggak perlu penjelasan dari lo Bintang. Karena gue udah dengar semuanya. Makasih karena sudah ngasih suport dan masukkan buat gue" ucap Rey, tersenyum tulus.

"Re.. rey?" Ucap Sandy, terbata.

"Makasih ya San, selama ini lo sudah berhasil mainin perasaan gue. Lo keren San, lo keren banget. Lo juga hebat, dalam bersandiwara dan gue nggak nyangka, orang yang gue sayang, selama ini dan yang terus gue harapin, bisa hadir kembali dihidup gue, ternyata malah bohongin gue. San, gue sayang banget sama lo, sayang banget San. gue tahu San. Gue tahu, gue salah, udah mainin perasaan lo tapi..." Rey tak mampu lagi melanjutkan kata-katanya hanya ada isakan dan air mata kecewa yang mengalir di wajah tampan Rey.

"Rey.." ucap Sandy, hendak menghampiri Rey, namun dihentikan oleh Rey.

"Jangan San. Gue nggak sanggup ngelihat wajah lo" tolak Rey.

"Tapi Rey, gue bisa jelasin. Ma.." ucap Sandy, lagi-lagi terhenti.

"Bintang, Ratu, gue minta maaf! Sudah ngerusak suasa dirumah kalian. Gue pamit" ucap Rey.

"Rey?" Panggil Bintang.

"Bintang, biarin Rey, pergi. Mungkin dia perlu waktu untuk sendiri" ucap Ratu.

"Tapi sayang, aku ingin menjelaskan semuanya" ucap Bintang, merasa tak enak dengan Rey.

***
"Liyan, kita harus bagaimana?" Tanya Alin, yang menyaksikan kejadian pilu itu dari lantai atas.

"Sebaiknya kita diam aja Lin. Biarin Sandy, menyelesaikan masalahnya. Gue yakin, dia pasti bisa." Ucap Liyan, menatap iba Sandy, yang menangis.

"Rey..!" Teriak Sandy, lalu mengejar Rey keluar.

***

"Bin, Sandy?" Ucap Ratu, tak tega.

"Sudah! Biarkan dia menyelasaikan masalahnya sendiri. Bukankah sejak awal kita sudah mengingatkannya, dan inilah hasilnya. Bukan aku tak sayang padanya, namun biarkan dia belajar, dia sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri" ucap Bintang, memberi nasehat pada istrinya.

"Bintang? Sandy gimana?" Tanya Liyan.

"Ia Bintang, di luar sedang hujan. Gue takut terjadi apa-apa sama Sandy?" Cemas Alin.

"Kalian berdua nggak perlu khawatir. Gue tahu benar, Sandy tidak selemah itu. Jadi lebih baik kalian kembali ke kamar dan istirahat" perintah Bintang.

"Tapi?" Ucap Liyan, terhenti.

"Liyan!" Tegur Ratu, lalu di balas anggukkan oleh Liyan.

****
"Rey? Hiks.. maafin aku!" Ucap Sandy, sembari memeluk erat Rey, dari belakang.

Dendam Dan Cinta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang