Happy reading
Di pagi yang sejuk dengan hembusan angin menerpa, di sebuah tempat yang terdapat banyak batu nisan. Riki dan Jake terduduk di depan salah batu nisan, yang bahkan Riki pun tak tahu batu nisan itu milik siapa.
Jake menatap lekat batu nisan itu dengan sesekali menitihkan air mata, Riki yang melihat itu ia memberi ketenangan pada kakak nya ia memeluk kakak nya
" Kakak yang sabar ya, jangan di tangisin kasian dia nanti, yang Riki tau kakak itu kuat loh ga cengeng kayak gini, jangan nangis ya kak "
" Kakak kangen dia Ki , kakak bodoh harusnya Kakak ga ninggalin dia, kakak ini cuma seorang pengecut " lirih Jake
" Kakak ga salah ini semua takdir, semua udah di tentuin sama yang di atas, jangan nyalahin diri kakak ya, Riki ga suka " ucap Riki yang bahkan dia pun tak tahu apa permasalahan dari semua ini.
" Kita berdoa bareng aja ya kak, biar dia tenang di sana " ajak Riki yang di balas anggukan oleh Jake mereka pun mulai berdoa.
Tak selang beberapa lama awan mulai mendung, ternyata awan pun bener bener mendukung suasana hati Jake yang menyedihkan.
" Ki kamu duluan aja ke mobil nanti kakak nyusul takut keburu hujan "
" Jangan lama ya nanti kakak kehujanan " ucap Riki yang di balas anggukan Jake
Riki meninggalkan Jake di sana membiarkan kakak nya itu mencurahkan isi hati nya pada orang tersebut agar hati kakak nya merasa lebih tenang
Ketika ia akan memasuki mobil tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan yang tampak tak asing tak jauh dari dirinya, dan ternyata perempuan itu Azsya
" Ngapain dia Disini " batin Riki
Riki berjalan untuk menghampiri Azsya dan berniat menenangkannya namun tiba tiba
" Mamah yang tenang ya di sana, tenang aja sya bakal lakuin apapun untuk membalas dendam mamah sama jake " lirih Azsya.
Riki yang mendengar itu ia membalikan badan Azsya menghadap ke hadapannya dengan wajah yang bertanya tanya
" Maksud omongan lo tadi apa ? Jangan coba coba Lo sakitin kakak gue " Azsya terdiam, justru ia malah menangis
" Gue benci kakak Lo Rik gue benci " ucap Azsya sembari memukul mukul dada Riki
" Dia udah bunuh mamah gue, dia buat mamah gue meninggal, kakak Lo pantes mati Rik " ucap Azsya tersedu sedu
" Jaga omongan Lo, kakak gue ga mungkin ngebunuh " ucap Riki yang sedikit demi sedikit mundur
" Lo emang bodo Rik, Lo bodo, Lo udah di tipu sama muka polos kakak Lo itu Rik " ucap Azsya tertawa remeh
Sungguh Riki tidak tau harus berbuat apa, sekarang pikiran nya begitu kalut, terlalu banyak rahasia pada kakak nya, namun mengapa harus dia yang jadi korban
Duarr
" Aaaaa " teriak Azsya setelah mendengar suara petir yang begitu keras, nafas nya tersegal segal dengan tangis yang tak henti henti
Riki langsung memeluk Azsya berusaha menenangkan nya dan memberi ucapan ucapan penenang padanya
" Lo tenang gapapa gapapa itu cuma petir gue ada di sini jangan takut tenang ya " bisik Riki,ya mau bagaimana pun Riki masih mempunyai hati nurani ia tidak tega ketika melihat seorang wanita menangis ketakutan
Di sisi lain Jake melihat mereka menambah kesan sedih pada hari yang menyedihkan ini sungguh hati nya begitu sakit walaupun ia tau ia belum ada ikatan apapun dengan Azsya namun mengapa hati nya begitu sakit
Tiba tiba tetesan demi tetesan turun membasahi pakaian Jake ia memilih untuk segara masuk kedalam mobil tanpa memikirkan Azsya dan adik nya itu
Sedangkan Riki dan Azsya masih berpelukan bahkan sekarang pelukan itu semakin erat ketika tetesan air tersebut jatuh pada pakaian Azsya dan membuat nya basah
" Az "
" Hujan hiks hujan jangan tinggalin gue " lirih azsya
" Lo tenang ya gue ga akan ninggalin Lo "
Tiba tiba Azsya melepas pelukan itu dan terduduk di depan batu nisan milik mamah nya itu
" Mah Azsya takut, Azsya benci hujan, Azsya gamau di tinggalin mamah, hujan jahat mah jangan tinggalin Azsya, Azsya takut mah, Azsya pengen di peluk mamah " lirih azsya, Riki yang melihat Azsya begitu hati nya begitu sakit sungguh kehilangan orang yang paling kita sayang dan butuhkan itu sangat menyakitkan
" Az udah ya kasian mamah Lo "
" Ini semua salah kakak Lo, kakak Lo udah bunuh mamah, orang bangsat kayak kakak Lo itu pantes mati, gue benci " lirih azsya
Riki hanya terdiam sungguh Riki tidak tahu kakaknya berbuat apa hingga Azsya berbicara seperti itu
" Kita pulang sekarang ya gue anter, nanti Lo sakit " membantu Azsya bangkit dan mengalungkan jaket milik nya pada Azsya, ia memilih untuk memesan taksi karena tidak mungkin jika ia harus bersama kakak nya ketika Azsya sedang dalam keadaan Marah pada Jake, mungkin itu akan terjadinya bencana
Riki mengirim pesan singkat pada kakak nya itu
Kakak pulang duluan aja Riki ada urusan
" Ouh jadi gitu Rik "
Semoga kalian suka ☁️🖤🐻
Maaf telat update 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Random" Riki rindu kakak yang dulu " " Riki gapapa kakak jangan khawatir " Kedekatan seorang adik kakak yang selalu bersama Secara tiba tiba terjadi konflik di antara mereka yang membuat kedekatan mereka sedikit merenggang Ini adalah sebuah cerita fiksi...