Part [6] Kejailan

54 56 74
                                    

"Lo masuk ke kelas jangan kemana mana ya za nanti istirahat gue kekelas lo"

"Iya aku tunggu" Bery yang kini sedang menatap wajah gadis itu melebarkan bola matanya karena cara bicara Zara yang dulunya seperti seorang devil berubah menjadi anak yang ramah.  Semua yang berada dikoridor pun terkejut mendengar tutur bahasa yang keluar dari mulut Zara.

"A,aku kamu?" ucap salah satu siswa yang berada disana. "OMG. GUE GAK SALAH DENGER AKU KAMU NIH OMO OMO! GILA!"

"Maksud lo, lo lagi mimpi gue ngomong apa tadi hah?!"

"Engga si za tapi gimana bisa lo berdua akur" Aji yang berada disana langsung merangkul siswa tersebut untuk menjauh dari kedua manusia yang saat ini sedang merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.

"Eh semvak lo gausah ngurusin mereka deh biarin aja itu udah jadi hubungan mereka"

"Tapi ji lo yakin mereka pacaran, Bery kan kadang ga pernah serius"

"Buaya kalo udah ketemu pawangnya pasti serius lo tenang aja deh mending lo nge homo sama gue"

"IDIH NAJIS GUE MASIH WARAS" siswa itu bergidik geli karena ucapan Aji yang seperti itu.

"Anjing gue cuma bercanda setan gak usah nge gas!" meski hanya candaan apakah lelaki ini tidak jijik sama sekali.

Saat ini bel berbunyi menunjukkan pukul sembilan tiga puluh artinya murid-murid di SMA ini sudah diperbolehkan istirahat. Bery lupa ia mempunyai janji dengan kekasihnya saat ini lelaki ini seperti belum terbiasa ia suka lupa bahwa Zara adalah pacarnya saat ini. Tak lama ia sampai dikelasnya Zara namun gadis itu tidak ada dikelas.

"Eh lo tumben banget kesini ber ngapain?" tanya salah satu siswi dikelas itu.

"Putri lo lupa apa gimana, ya pasti Bery nyari Zara sih" jawab siswi yang bernama Lena itu.

"Gue kesini emang cari Zara dimana dia?" tanya Bery sebenarnya ia ingin menyembunyikan hubungannya dengan gadis itu tetapi teman-temannya Bery tidak bisa menyimpan rahasianya dengan benar sepertinya ia salah pilih teman.

"Tadi gue liat sih tapi sekarang gak tau deh tuh anak kemana" percuma Bery diam dikelas ini mereka tidak akan menjawab dengan benar. Kini lelaki itu mulai mencari kekasihnya tidak butuh waktu lama untuk mencari Bery sudah menemukan gadis itu ia sedang menggambar disebuah pohon besar.

"Lo gimana si za gue bilang nanti gue kekelas kenapa lo malah disini za" gadis yang sedang menggambar itupun menghentikan aktivitasnya karena suara lelaki itu ia tau itu suara siapa. Bery mendekat dan duduk disampingnya.

"Za gue risih sama rambut lo mending dikuncir aja" Bery menjepitkan beberapa helai rambut gadis itu dibagian belakang telinganya.

"Maaf ya soalnya aku tadi itu males dikelas anak-anak dikelas pada ngomongin hubungan kita" Bery pun masih belum terbiasa dengan cara bicaranya tapi untuk Zara apa yang tidak akan ia lakukan?.

"Iya gak apa-apa nanti lo pulang pake apa za?"

"Aku bawa mobil ber kamu gak perlu anter aku sampai kerumah"

"Tapi za gimana gue ikutin lo dari belakang?" tanya Bery ia tidak ingin gadisnya itu terluka meski biasanya lelaki ini sering sekali menurunkan Zara ditengah jalan ketika ingin pulang tetapi keadaan sekarang berbeda.

"Alah lo ber so soan biasanya juga lo turunin si zara dijalanan kan" sahut Luthfi yang sedang berjalan mendekat bersama Aji.

Bery dan Zara yang mendengar itupun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Iya ga ber?" tanya lelaki ini sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya ga?, Iyalah masa engga ji"

"HAHAHA" mereka berdua tertawa seharusnya kali ini momen romantis Zara dan Bery disekolah tetapi teman-temannya ini selalu saja menggagalkan rencananya.

Zara terbayang ketika ia diturunkan dan ditinggal begitu saja oleh Bery dijalanan ketika pulang sekolah saat itu ia ingin sekali memukul laki-laki itu.

"Diem lo semua jangan ketawa itu kan dulu sekarang Zara udah jadi milik gue"

"Gak ber tapi gue milik orang tua gue juga."

"Noh denger tuh ber terlalu mengharap sih lo" sebenarnya Luthfi dan Aji tidak ingin mengganggu mereka tapi rasanya seru juga.

"Za lo ngomong apa tadi, kenapa pake gue elo?"

"Bery lo pikir gue gak kesel pas lo turunin gue dijalanan waktu itu" Zara tidak memperdulikan cara bicaranya saat ini ia hanya ingin balas dendam kepada kekasihnya itu ia tidak perduli jika Bery adalah pacarnya.

"Za. lo," saat ini Zara sungguh tidak ingin bicara kepada Bery hanya karena perlakuannya Bery terhadapnya dulu. Gadis itu pergi kekelas dan membawa buku gambarnya.

"Za tungguin gue za lo mau kemana za?" tanyanya tergesa.

"Gue mau kekelas" sedangkan teman-temannya Bery hanya tertawa ia tidak memperdulikannya nanti juga hubungan mereka membaik dengan sendirinya.

"HAHA EMANG ENAK LO BER"

"SIALAN LO BERDUA KAMBING!" entah kenapa sifat mereka masih seperti anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran Bery hampir saja menangkap bajunya Luthfi. "Haha gak bisa lo, anj"

"Apa lo, ketangkep juga lo!" Bery tak segan untuk menggelitik temannya itu. Aji yang melihat perlakuan merekapun tertawa melihat kelakuannya. Sebenarnya mereka ini anak-anak atau orang dewasa ya? dasar masih saja seperti anak kecil.

Dua Garis Yang Terpisah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang