Part [10] Siswi baru

49 50 85
                                    

Seorang gadis memakai baju seragam lengkap yang sedang menunggu jemputan  bersama dua sahabatnya itu disebuah halte bus didepan sekolah.

"Ayo naik za." suruh seorang pria memakai jaket kulit berwarna hitam dengan baju seragam yang melekat ditubuhnya ia tidak lain adalah Bery kekasih Zara saat ini.

"Eh lo, langsung bawa temen gue pulang awas aja lo bawa dia kemana mana" ucap Caca yang tidak dijawab oleh bery ia  bukannya tidak suka mereka dekat-dekat tapi kondisi Zara saat ini sedang sakit.

"Yaudah gue duluan ya"

"Iya" sahut Ayara dan Caca dengan kompak. Bery dan Zara mereka saat ini sudah jalan pulang sedangkan Ayara dan Caca masih menunggu taksi atau bus disekitar halte bus didepan sekolah.

"Enak banget ya si Zara sekarang"

"Maksud lo?"

"Iya, itu anak udah punya pawang sekarang jadi ada yang merhatiin deh"

"Lo kan masih ada gue, ay" jawab Caca, Ayara tidak menyangka sekarang sahabatnya sudah tidak waras apakah ia belok?

"LO NGOMONG APA TADI CA?"

"Lo bisa gak sih kalo ngomong jangan tereak gitu anjir" beberapa orang yang berada disana juga ikut terkejut karena suara gadis itu yang begitu keras.

"Ya abis gaya lo udah kaya mau melesbi aja sih anjir" Caca mengangkat buku yang berada ditangan kanannya apa lagi jika bukan untuk menampar muka gadis itu.

"EH ANJIR KDRT LO CA SAMA SAHABAT!"

"Bangsat." batin Caca ia sudah lelah dengan sahabat satunya itu ingin rasanya ia membuang ayara jauh-jauh dari hidupnya.

~•🌹•~

"Itu siapa?"

"Mana gue tau lo nanya gue, gue nanya siapa?" dua pria ini melirik seorang siswi yang sedang berjalan dari ruang guru menuju kelas mereka.

"Eh ada siswi baru tuh."

"Jangan serakah lo, udah ada Zara."

"Iya lo ber, tuh liat si Aji takut gak kebagian" Aji yang mendengarnya pun melebarkan kedua bola matanya.

"YA GAK JUGA SIH KALO LO MAU, AMBIL AJA MASIH BANYAK TUH CEWE" balas Aji entah kenapa mulutnya begitu lemas seperti perempuan. Luthfi yang melihat itupun langsung terkejut dengan suara Aji yang begitu kencang.

"Kayanya cuma gue yang waras" puji Bery kepada diri sendiri.

"Maksud lo?."

"Lo berdua ngomong kaya gitu makan apa?  toa ya?" ucap Bery tak lama setelah berbicara itu ia lari untuk menghindar dari amukan temanya itu.

"Sialan. Jangan lari lo!" semua yang berada disana menatap kearah Luthfi dan juga Aji para siswa siswi disana sudah tidak asing lagi dengan mereka yang selalu membuat kerusuhan disekolah. Sesampainya mereka bertiga dikelas mereka dikejutkan dengan siswi yang tadi mereka bicarakan ternyata siswi itu duduk di bangku sebelah Bery.

"Ber dia duduk sebelah lo" bisik Luthfi yang masih bisa didengar oleh Aji.

"B,bu dia kenapa duduk sama saya masih banyak bangku kosong" ucap Bery kepada guru yang sudah berada dikursi kedudukannya saat ini.

"Iya memangnya kenapa?"

"Suruh dia pindah aja bu saya gak suka"

"Kamu belum kenal aja udah bilang gak suka" sosor guru itu.

"Kalau gak mau saya bisa pindah ketempat lain" siswi itu angkat bicara dan beberapa murid menghentikan aktivitasnya ketika mendengar hal tersebut.

"Iya sono lo pindah aja!"

"Bery, apa apaansih kamu gak boleh begitu!."

"Tapi kan," 

"Tidak ada tapi tapian dia duduk di samping kamu ya!."

"Ya." jawabnya dengan terpaksa, siswi itu menatap Bery dari atas hingga bawah sebelum ia pindah di SMA Perkasa ini sebenarnya ia sudah mendengar dari mulut ke mulut bahwa seorang Bery Wijahya Saksena adalah murid terkenal di SMA ini.

"oh ini yang namanya Bery, ganteng juga" batin seorang siswi yang berdiri tidak jauh dari pria itu, ia menunjukkan smirknya.

"Eh za lo udah tau belom?"

"Tau, tau apaan?"

"Masa lo gak tau sih anjir itu cowok lo sebangku sama siswi pindahan baru" ucap pria ia adalah ketua kelas Bery yang tidak lain juga adalah temannya Zara.

"Terus gue harus apa rel?"

"Lo, gak cemburu? Liat noh cowok lo duduk sebelahan sama cewe lain. Anak baru pula za."

"Tinggal putus" Farel yang saat ini sedang memberi tabungan kepada Zara itupun melebarkan matanya, dengan gampangnya gadis itu mengatakan hal yang susah untuk dilupakan.

"NAMANYA JUGA QUEEN ZARA BEDA DARI YANG LAIN REL EMANGNYA ELO SUSAH MOVE ON" balas Ayara.

"Pala lo susah move on"

"Buktinya lo gak bisa move on sama anaknya pak haji Somad depan rumah gue"

"HAHA" semua yang berada didalam kelas tertawa mendengar tutur kata Ayara jika seorang Farel seperti itu.

"Anjing diem lo!"

"Apa?"

"WOI UDAH UDAH GUE NGAKAK" ucap Caca sambil memegangi perutnya yang kesakitan karena tawanya itu. Tak lama farel pun pergi dari dalam kelas itu suasana kembali tenang dan Zara sama sekali tidak tertawa saat tadi ia jarang tersenyum saat ia mengenal ibu tirinya semuanya seakan akan berubah ia hanya akan tersenyum dengan seseorang yang ia anggap sebagai sahabat saja semua murid yang berada disekolah itu sudah tau kalau Zara mempunyai seorang Ibu tiri tapi mereka tidak memperdulikan hal itu yang ia tau Zara bahagia tapi jarang menunjukkan senyuman termanisnya lagi saat ini.

Dua Garis Yang Terpisah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang