Saat ini tiga lelaki itu berada di markas, ya__ seperti tempat biasa untuk mereka nongkrong disana.
Aji menatap Bery dengan pikiran yang selalu menghantuinya apakah ia sudah tau tentang Zara atau belum?
"Ber" ucap Aji kepada Bery.
"Napa?" jawab Bery dengan tatapan bertanya tanya.
Aji berpikir apakah ia tidak merasa kehilangan Zara. Kringgg, Benda pipih yang berada di saku celana Bery pun berbunyi. Pria itu mengambil ponselnya dari dalam saku. Aji pun sempat melihat itu panggilan telfon dari siapa. Tapi tak ia hentikan karena merasa tidak ada yang aneh "Iya, kenapa Rin?"
Aji menjenggut rambut kepalanya ia membuang nafas kasarnya lalu menyenderkan tubuhnya di sofa dengan diiringi nafas yang memburu. Lagi dan lagi Rina kenapa Rina selalu merepotkannya di situasi seperti ini. Atau memang takdir yang nanti suatu saat akan mengatakannya tanpa harus mulut Aji yang berkata satu patah pun.
"Ada ada aja anjing pas gue pengen ngomong selalu aja ada yang ngalangin, setan." gumamnya dengan menahan penuh emosinya.
"Mau ngomong apa lo tadi?"
"Penting intinya lo dengerin dulu."
"Duh sorry gue sekarang lagi ada urusan penting harus jemput Rina, kalo lo cerita panjang mending nanti aja deh ya, yaudah gue pergi dulu." balas pria itu seadanya.
"Rina?"
"Iya murid baru disekolah kita, lo tau kan"
"Ada urusan apa dia minta jemput sama lo?"
"Gak ada lagian gua juga senang hati nganterin dia" Aji berdeham. Bery segera keluar markas dan mengambil motornya untuk pergi menjemput gadis itu.
"Rina?" pikir Aji yang tidak mengerti mereka baru kenal kan kenapa sudah sedekat itu lagi pula Aji juga jarang melihat mereka berduaan tiba-tiba Rina menelfon untuk dijemput apa itu waras?.
"Rina minta jemput sama Bery, stress tuh anak. Baru kenal belom juga deket udah langsung mepet aja. kalau lo tau pawangnya Bery kaya setan abis lo!" ucap Aji membiarkannya dan merasa bodoamat.Luthfi
Aji; Woi!Aji; Ke markas, ada yang mau gua omongin
Luthfi; Penting gak? soalnya gue males bawa motor.
Aji; Penting banget ini jnck
Luthfi; Biasa aja. Lo mau gue timpuk pake duit gue?
Read.
Brum brum.
Terdengar suara motor dari depan markas kemungkinan itu adalah Luthfi memangnya siapa lagi kalau bukan dia. Luthfi pun masuk kedalam markas dan hanya menemui Aji yang tengah sendirian di ruangan itu. Tak segan Luthfi melayangkan Toss an ringannya.
"Apa yang mau lo omongin ji?"
"Lo tau. Tadi Rina nelfon Bery buat minta dijemput" Luthfi sedikit tak percaya apa yang dikatakan Aji saat ini. "Rina mana?"
"Rina anak baru yang lo omongin waktu dia masuk, lo lupa." Luthfi menutup mulut Aji dengan tangan kanannya. Suttt
"Tangan lo bau ikan asin uwekk" balas Aji memasang ekspresi ingin muntah.
"Sotau lo jenong" jawabnya tak mau kalah Aji pun membuang pandangannya malas.
"OMGG RINA MURID BARU ITU?!"
"Telat lo monyet."
"Y,ya sorry tan" balas Luthfi dengan cengiran diwajahnya.
"Udah lo mau ngomongin mereka aja?" tanya Luthfi, Aji sebenarnya ingin memberitahu tentang Zara kepadanya apakah ia akan percaya secepat itu? tidak, tidak akan mungkin ia akan percaya bahwa perempuan itu adalah Zara.
"Eh Aji anak mamak Jamilah" panggil Luthfi Aji pun menatap sahabatnya satunya itu.
"Kenapa lo,"
"Zara kemana si? gara gara dia semuanya jadi sepi kaya rasanya gak ada warna sedikitpun di dunia ini." sontak Aji terkejut dengan pertanyaan yang sudah ia nantikan.
"Kalau gue ngomong sama lo, emang lo bakalan percaya hal yang dialamin sama Zara?" Luthfi tak mengerti memangnya ada apa dengan Zara?
"Emangnya Zara kenapa?"
"Gue masi belom pingin ngasih tau ini ke elo fi biar nanti gue kasih tau ini, kalau Zara benar benar udah siap." jawabnya yang semakin dibuat penasaran oleh Luthfi.
Aji mengambil ponselnya yang berada diatas meja tersebut lalu menyalakannya pria itu mengklik ikon WhatshApp lalu memberi tau beberapa chat dengan Zara.
"Nomer Zara masih aktif?"
"Sw lo mungkin di privasi sama dia."
"Tapi kenapa?" tanya Luthfi, Aji pun menggerakkan bahunya tidak tau.
Brakkk.
Mereka saling tatap menatap ada suara orang yang mendobrak pintu markas mereka. "Woi. Sini lo anjing" panggil lelaki itu yang tidak lain adalah musuh dari geng mereka.
"Ji, itu pasti Rafik anak jahanam." ucap Luthfi.
"Lo hapal aja suara adek lo."
"Anjing udah ayo, bantai" mereka berduapun beridiri lalu menghampiri sumber suara tersebut. "LO PUNYA SOPAN SANTUN GAK ANJIR GADA ANGIN GADA UJAN GANGGU TERUS LO." ucap Luthfi kepada Rafik dengan keras. Aji tak segan segan menutup telinganya akibat suara toa yang keluar dari mulut Luthfi.
"Kenapa lo kesini, perasaan kita juga gak buat masalah sama lo!" lanjut Aji.
Pria itu mengepalkan tangannya lalu melayangkan pukulan kosong kearah Aji sedangkan Luthfi yang melihat itu hanya menyingkirkan diri dengan melebarkan matanya. Segera Aji menangkap pukulan dari musuhnya itu lalu memelintir tangannya dan membuatnya terjatuh tak segan Luthfi juga ikut ikutan menginjak punggung Rafik. "Kenapa lo kesini hah?" tanya Luthfi sekali lagi.
"Gue kesini karena gue mau bales dendam anjing, Zara mecahin ban motor gue!." ucapnya yang membuat Aji bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Yang Terpisah [On Going]
Novela Juvenil[Part bersambung] ⚠️ WARNING⚠️ • DILARANG PLAGIAT/SS FOTO/ APAPUN ITU! *** Cerita ini adalah sebuah kisah anak remaja yang bersekolah di sebuah SMA semua murid disana merasa kalau seorang "Queen Zara" adalah anak yang nakal tidak pernah mematuhi atu...