⚠️WARNING⚠️
TOXIC YANG BERLEBIHAN!
HAPPY READING
Queen Zara itu adalah nama seorang gadis anak pemilik perusahaan terbesar di Jakarta gadis ini biasa di panggil dengan sebutan Zara, gadis ini mempunyai dua saudara tiri yaitu satu perempuan dan satu laki-laki diantaranya bernama Nara dan Angga. Gadis ini sangat benci dengan keluarga tirinya apa lagi dengan saudara perempuannya entah mengapa untuk menyapa saja tidak mau jangan kan untuk menyapa, bertemu saja rasanya Zara enggan. Dina Dewiwati nama inilah yang disebut sebagai Ibu tirinya Zara.
Seperti biasa Zara di bangunkan oleh sang Bibi untuk bangun dan pergi ke sekolah, setiap hari pasti Zara dibangunkan oleh sang Bibi karena mana mungkin Ibu tirinya itu mau membangunkannya, jangan kan untuk membangunkan membuatkan sarapan saja tidak pernah ingin rasanya Zara mengusirnya tapi apa boleh buat Ayah dari gadis itu sangat menyayangi Ibu tiri nya.
"Non bangun udah siang nanti sekolah nya telat bangun yuk mandi terus sarapan" Zara pun hanya mendengar kan perkataan sang Bibi tapi entah kenapa rasanya malas untuk membuka matanya.
"Iya Bi. Zara bangun ini"
Zara langsung bergegas menuju sekolahnya dengan kendaraan tersayangnya.
Sesampainya di sekolah bernama SMA Perkasa tempat Zara bersekolah dengan seragam lengkapnya ia pun menuju kelas. teman-temannya pun sudah tak asing lagi dengan Zara mereka semua takut dengan gadis itu karena sifat gadis ini yang dinilai sering membentak dan memarahi anak-anak lain.
Gadis itu langsung duduk di bangku paling depan, pelajaran pun dimulai oleh seorang guru perempuan yang memanggil nama nya untuk absen.
Queen Zara. Sahut seorang guru yang berada di meja paling depan tetapi gadis itu tidak menjawab, kelaspun rasanya sunyi.
Sebenarnya guru itu sudah tau seorang murid yang bernama Queen Zara. Ya benar tepatnya gadis yang duduk di meja paling depan dan berada di depannya tetapi guru itu mengabaikannya saja. Bel istirahat pun berbunyi ada salah satu murid yang berteriak memanggil Zara ketika di kantin.
"Woii lo budeg apa gimana sih?" tanya seorang murid laki-laki yang sedang berjalan mendekat kearah Zara.
"Brisik" decit Zara. Pria itupun segera memegang bahunya yang disadari oleh Zara. "Diem atau lo, gue banting?!" ucap Zara kesal.
"Gue cuma pingin nanya gimana hubungan keluarga lo?" tanyanya terkesan mengejek.
"Kenapa lo, tiba-tiba nanya kaya gitu seneng lo, liat gue menderita?." tanya Zara dengan sorot mata tajam.
"Haha lucu lo. Lo tau ga Zar kalo ada apa-apa cerita ke gue aja, gue tau lo lagi butuh temen curhat kan za." ucap laki laki itu membenarkan dasinya.
"Ya." jawab Zara yang enggan untuk menatap laki-laki itu. Bery Wijahya Saksena. ini adalah nama laki-laki tersebut tidak lain pria itu adalah sahabat Zara sejak dulu.
Waktu sudah menunjukkan bahwa semua mata pelajaran pun sudah selesai kini Zara bergegas untuk pulang.
Apa pulang?. Sudah tentu Zara tidak akan pulang terlebih dahulu ia pasti akan pergi bersantai sebentar karena jika ia pulang pasti tidak diperbolehkan untuk keluar lagi.Saat ini Zara sedang berada di sebuah cafe. banyak anak muda di sana, mereka berlalu lalang melewati gadis itu. Sedangkan Zara hanya sesekali menatap mereka, sebenarnya ia ingin kesini bersama temannya tapi teman-teman perempuan nya itu sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sungguh menyebalkan? Tidak perlu ditanya. Itu memang sudah pasti!.
"Mba, saya pesan minumannya satu ya mbak" teriak Zara kepada satu pelayan yang bertugas di cafe itu.
"Iya kak pesan minum apa?" tanya pelayan itu lalu menghampiri Zara.
"Matcha, aja kak." jawab gadis itu. Pelayan itu hanya mengangguk dan segera membuatkan minuman itu untuk gadis tersebut.
Zara melihat dua sepasang kekasih duduk didekat mejanya memang aneh rasanya jika tidak membawa teman kesini, jika ia membawa Bery?. Tidak mungkin. Untuk apa membawa musuh sendiri!.
Zara pun pulang dari cafe menuju rumahnya suasana jalan kali ini sangat ramai begitupun dengan udaranya yang buruk dan terik sinar matahari yang begitu menyengat untung saja gadis ini punya mobil pribadi yang diberikan Paman tersayangnya itu.
"Assalamualaikum Zara pulang bi."
"Eh non Zara sudah pulang, Bibi lagi masak nih non. Bibi lagi masak nasi goreng enak deh non"
"Iya bi nanti Zara makan, emm... oh ya Bi kira-kira Ayah pulang kapan ya Bi?" tanya Zara kepada pembantunya. Saat ini Zara tau jika Ayah nya sedang dinas keluar kota karena pekerjaannya itu.
Bibi pun hanya menjawab "Mungkin beberapa minggu lagi juga pulang non tenang aja deh" jawab sang Bibi yang hanya di angguki oleh gadis ini.
Zara dan adik tirinya memang dekat bahkan mereka terlihat seperti adik dan kakak kandung. Sepertinya itu sungguh tidak mungkin!.
Mereka sedang berada didapur untuk menyiapkan makan malam seperti biasa Bibi, Zara, dan Angga. "Kenapa liatin gue begitu?." protes gadis itu dengan tatapan tajamnya.
"Dih enggak juga, siapa yang liatin pede banget."
"Terus? Lo ngapain liatin gue begitu anjir!"
"SMA itu enak gak?." tanyanya dengan muka polosnya.
Seketika suasana hening akan pertanyaan yang dilontarkan dari Angga. Zara tidak bisa berkata kata apa yang ia alami saat ini ada dipikirannya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Yang Terpisah [On Going]
Fiksi Remaja[Part bersambung] ⚠️ WARNING⚠️ • DILARANG PLAGIAT/SS FOTO/ APAPUN ITU! *** Cerita ini adalah sebuah kisah anak remaja yang bersekolah di sebuah SMA semua murid disana merasa kalau seorang "Queen Zara" adalah anak yang nakal tidak pernah mematuhi atu...