Part [28] Kekalahan/mengalah

25 15 47
                                    

Perlombaan segera dimulai mereka bersiap siap untuk melaju mencapai garis Finish Zara mencoba untuk tenang dan menarik nafasnya dalam dalam. Liat aja lo bakalan kalah hari ini. Batin gadis itu untuk mencoba mengalahkan Lionel. Mereka saling menggeber geberkan motornya.

"KALIAN SUDAH SIAPP?! SAYA HITUNG SATU, DUA, DANN TII... TIGAA!" ucap wanita yang mengangkat benderanya. Mereka menggegas motornya secepat mungkin mencoba menyeimbangkan arah motor yang mereka kendarai. Zara berhasil menjadi urutan paling utama didepan Lionel. Tak mau kalah lelaki itu turut menancap gasnya secepat mungkin untuk mengalahkan gadis itu.

Lionel pun tertawa melihat Zara yang sudah tertinggal beberapa meter darinya.

"Sialan lo!" Zara mencoba untuk menyamakan posisinya dengan pria itu, tak disangka gadis itu tak mau kalah dan mencoba untuk bermain curang. Ia menendang bagian badan motor milik Lionel sehingga membuat pria itu kehilangan keseimbangan dan posisi terdepannya saat ini persaingan sengit pun masih berlanjut Lionel masih bisa menyeimbangkan pergerakan motornya dan.

Lionel mencapai garis Finish dengan mudahnya. Mereka melepas helm yang mereka kenakan pria itu melirik kebelakangnya yang terdapat Zara disana ia mengacungkan Ibu jarinya lalu memutarnya kebawah sembari tersenyum ringan. "Payah."

Zara yang melihat itupun dibuat kesal oleh pria bule itu. Mereka turun dari motor dan segera menyelesaikan semuanya. "lo. Keluar dari rumah gue hari ini, dan sore ini, juga." perintah Lionel yang membuat Zara hampir putus asa dengan kemauannya.

"Lo bisa gak sih yang lain aja?!" balasnya dengan menahan penuh amarah dihatinya.

"Gue mau lo pergi. Dan lo juga bukan keluarga gue." ucapnya lalu menunjuk dada gadis itu dengan jari telunjuknya dan mendorong gadis itu hingga hampir terjatuh. Zara pun membuang nafasnya kasar ia berpikir bagaimana nanti nasibnya setelah pergi dari rumah Dermawan dan Syeira?

"Alasan lo minta gue pergi?."

"Lo punya keluarga dan rumah. Kenapa lo harus tinggal dirumah gue? Hargai orang tua lo."

"Tarik keputusan lo nel, gue mohon." Lionel sempat terdiam. Pria itu melirik motor Zara dengan ekor matanya lalu kembali melirik gadis itu dengan artian cepat cepat pergi dari dirinya dan keluarganya. "Bawa motor dan barang barang lo." Zara hampir menahan tangisan dan emosinya yang mendalam tak berpikir lama ia mengangguk dan memutuskan untuk pergi.

Zara tinggal disini ya nel, mamah yakin kalian bisa akur. Kasian dia gak pernah ketemu Ibu kandungnya dan Ayah nya pun juga sudah meninggal harta dan semua propertinya juga diambil sama Ibu tirinya.

Syeira yang pernah mengatakan itu kepada Lionel sebelum ia terbang ke Indonesia itupun sempat meluluhkan hatinya. Ia meneguk Salivanya dan berpikir. Kalau dia pergi dari rumah dia bakalan tinggal sama siapa?.

Tak berselang lama pria itu pun langsung mencekal tangan gadis itu. "Jangan pergi." Zara yang melihat perlakuan Lionel itu merasa aneh.

"Gak jelas lo!" Zara menghentak tangan Lionel dengan keras hingga membuat pegangan itu terlepas.

"Gue tarik omongan gue. Tapi ada syaratnya."

"Syarat?"

~•🌹•~

~•🌹•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Za... lo?"

"KENAPA LO? SENENG HAH LIAT GUE BEGINI?"

"HAHA" mereka berdua pun tertawa. Luthfi dan Aji mahluk receh itupun menertawakan Zara karena potongan rambut gadis itu.

"SEJAK KAPAN LO DIPOTONG?!" Luthfi pun memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa yang berlebihan.

Zara pun melirik Aji dengan tatapan jijik. "Idih kenapa lo, ketawa gak ada suaranya begitu?" Aji pun mengangkat kepalanya yang tadinya tersender pada meja kantin disana.

"Bengek gue." jawabnya yang masih mengeluarkan tawa. Zara pun hanya cemberut akibat ulah Lionel yang sangat memalukan ini, ia harus menahan malunya.

Bery yang melihat dua insan lelaki yang sedang tertawa lepas bersama satu wanita  itupun langsung menghampirinya. Zara yang melihat itu terkejut bukan main saat Bery sudah mulai mendekatinya kali ini.
"Gue boleh gabung?" mereka bertiga sempat terdiam ketika pertanyaan itu keluar dari mulut seorang Bery Wijahya Saksena. "kenapa? Ada yang salah sama gue?" Zara menggeleng dengan alasan tidak.

Akhirnya gadis itupun membuka suara untuk dekat bersamanya lagi. "Lo boleh gabung selagi lo betah disini."

Bery yang melihat itupun langsung terkekeh. "Lo baru tau? Gue sama dua mahluk ini, udah temanan dekat sama mereka sebelum elo." Zara yang mendengar itu pun memalingkan wajahnya.

"Eh, suara lo kaya gue pernah denger?" tanyanya. Mereka dibuat terdiam dengan semua pertanyaan Bery yang belum mengetahui semuanya.

"Iya, lo emang pernah dengar tapi lo gak nyadar aja." jawab Zara dengan tenang.

"Oh iya gue sama Luthfi ada rapat penting habis ini, kita duluan ya. Lo ber sekalian kenalan. Ya ga fi?" ucapnya dan Luthfi yang hanya membuat cengiran. Mereka pun segera pergi meninggalkan dua insan itu.

"Kenalin gue Bery. Nama lo, siapa?"

"Gue...,"

"Iya siapa?"

"Gue Zara." Mereka sempat berhenti sejenak dan semuanya pun menjadi hening begitu saja hanya ada suara bising dari murid lain yang berada di kantin itu.

Suaranya mirip banget sama Zara tapi masa iya dia Zara kalau dia Zara kenapa dia gak ngenalin dirinya ke gue?!.

"Zara. Nama yang bagus." Zara yang mendengar tutur kata itupun melihat wajah pria itu dengan tatapan berharap secepatnya bahwa lelaki itu akan mengenali dirinya meski tidak yakin.

Dua Garis Yang Terpisah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang