"Gue kok bosen ya dirumah sebesar ini, aneh" ucapnya kepada diri sendiri. Tentu saja gadis itu bosan dengan keadaan rumah yang sepi dan masih menjadi keluarga baru bagi Zara. "Kalo gue keluar ngapain?"
Satu pikiran terlintas dari benak gadis itu kenapa ia tidak menelfon Aji untuk balapan saja? Bukan kah itu hal menyenangkan lagi pula esok libur sekolah.
Aji
Zara; Aji balapan gak?
Aji; Lo gak trauma setelah kejadian
muka lo itu apa za?Zara; Ga
Zara; ???
Aji; Gass
Read.
Seperti biasa gadis itu siap-siap untuk balapan ia mengambil kunci motor, jaket dan juga helm untuk melindungi kepalanya saat ia terjatuh nanti. Gadis itu tau benar Aji pasti akan curang dan mendorong motornya dari belakang. Pria itu memang tidak ingin kalah jika soal balap liar.
Zara menaiki motornya ia melaju dengan pelan dinginnya angin malam menusuk permukaan kulit yang dilapisi jaket kulit berwarna hitam tersebut. Mereka sampai ditempat balapan. Aji melihat Zara dari atas sampai bawah padahal ia sudah tau jika itu Zara tapi tetap saja ia tidak percaya.
Zara membuka helm ia menuruni motornya dengan jaket kulit berwarna hitamnya yang sudah menjadi ciri khasnya itu. "Kenapa lo, liatin gue kaya gitu?." tanya Zara kepada Aji.
"Niat lo balapan sama gue kan za? Kenapa lo turun dari motor" ucap pria itu.
"Ya. Lo juga turun dari motor"
"Gue turun dari motor karena nungguin lo, paham!" ucap Aji ia menunjuk dahi gadis itu dengan jari telunjuknya.
"Lo itu, gak ada bedanya ya ji selalu kaya gitu"
"Udah deh lo mau balapan apa mau ngobrol?" tanya Aji ia tau jika Zara tidak pernah ingin balapan motor liar jika ia tidak memaksanya. Itu hanya sekedar alasan Zara saja agar tidak bosan dirumah.
"Ji."
"Kenapa lo?,"
"Gak, Bery sama sekali gak pernah nanyain gue akan hal ini gitu?" Aji yang kala itu terdiam saat melihat kearah Zara. Sudah yakin jika bertemu Zara pasti akan menanyakan hal ini.
"Dia cuma nanyain, lo kenapa cuma read pesannya dia" Zara berpikir kapan ia read pesannya Bery saat itu?. O__oh dasar pelupa karena Aji chat saat ia ingin bertemu kepantai ya! Dasar bodoh hanya karena Aji ia melupakan Bery.
"Iya gue lupa bales chatnya jadi ya gue gak bales" jawab Zara seadanya. "Lo lupa? Lo tau kan gara-gara itu dia jadi Over Thinking tau gak!"
"Ya,ya sory anjir namanya juga lupa!" gadis itu membuang matanya malas. "Terus gimana dia masih nyariin gue gak ji?" Aji menggeleng tidak tau menahu tentang urusan itu.
Masi terpikir jelas kejadian kala Rina menelfon Bery hanya untuk meminta dijemput. Kalo gue ngomong ini ke Zara gimana ya, gue kasian sama dia mending nanti aja. Lagian Zara juga abis punya hubungan yang retak antara dia sama Tante Dina. Batin pria itu. Pria itu cukup berpikir lama dan akhirnya.
"WOII AJI" gadis itu menjentikkan tangannya didepan wajah seorang Aji Mahendra.S sehingga membuat pria itu terkejut mati-matian.
"Apaan su!" Zara membekap mulut pria itu. "Bisa gak sih lo jangan teriak gitu!. Malu tau gak anjir!"
~•🌹•~
Jam sudah menunjukkan pukul 03.50 hanya untuk menenangkan pikiran mereka duduk disebuah halte mini. Beberapa kali berbincang bincang dan mencari topik lain Aji pun mulai berbicara akan keluarganya. "Za, mending lo tinggal dirumah gue. Orang tua gue khawatir sama lo za."
Zara sempat menatap manik mata lelaki itu.
"Gak bisa ji, gue harus bales budi sama mereka kalau gak ada mereka mana mungkin gue selamat kaya gini." balas gadis itu seadanya.
"Tapi nyokap gue khawatir sama lo!."
"Bilang ke nyokap sama bokap lo, kalo gue gak bisa pulang. Tapi pasti gue kesana sesekali" mata sayu gadis itu menatap keatas dengan tatapan sendu.
"Kira kira keluarga baru gue itu punya saudara gak ya?"
"Lo sekarang udah punya mereka za. Pasti keluarga mereka terkejut akan kehadiran lo," jawab Aji yang sudah menahan kantuknya.
"Lo ngantuk kan ji?" Aji hanya mengangguk.
"Yaudah ayu kita pulang aja, nanti mamah Syeira nyariin gue ji,"
"Mamah Syeira?" tanya Aji dengan menaikkan alisnya keatas.
"Iya mamah Syeira dia orang yang nolongin gue kala itu." Aji lantas mengangguk.
"Gue pengen ketemu dia"
"Mau ngapain lo?"
"Mau ngucapin terimakasih, karena udah nyelamatin adek gue yang cantik ini." ucapnya yang dibuat salah tingkah oleh Zara lantas Aji mengelus elus kepala Zara dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Kenapa pipi lo merah gitu?" Zara pun terkejut, sejak kapan ia bisa terbawa perasaan seperti ini.
"Sotau lo!" jawabnya kesal ia pun lantas mengerucutkan bibirnya, Aji yang melihat tingkah gadis itupun sangat gemas dengan kelakuannya.
"Kita pulang sekarang. Gak baik lo perempuan main malam kayak gini." perintahnya penuh perhatian. Zara pun mengangguk lalu menjawab.
"Abang anterin aku pulang yah?" tanya Zara dengan nada sedikit menggoda dan alis naik turun, Aji yang melihat itupun tersenyum lalu menggigit bibir bawahnyanya dan membuang nafasnya dan menyetujui apa kemauan gadis itu.
Dilihat sangat sangar tetapi tidak dengan Aji justru ia melihat Zara seperti seorang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Yang Terpisah [On Going]
Fiksi Remaja[Part bersambung] ⚠️ WARNING⚠️ • DILARANG PLAGIAT/SS FOTO/ APAPUN ITU! *** Cerita ini adalah sebuah kisah anak remaja yang bersekolah di sebuah SMA semua murid disana merasa kalau seorang "Queen Zara" adalah anak yang nakal tidak pernah mematuhi atu...