20

714 65 2
                                    

Halo...

Kasih tau aku kalau ada typo..

Vote dan juga komen💚💚💚💚

________


Malam ini hujan turun dengan lebatnya menandakan musim akan segera berganti.

Winter berdiri tenang memandangi suasana malam yang dihiasi oleh aliran air yang turun dari langit di balkon kamarnya yang menghadap langsung ke taman.

Winter berbalik saat merasakan sesuatu menyentuh pundaknya.

“Disini dingin.” Ucap Jaemin sambil menyelimuti Winter dengan selimut tipis yang entah dari mana ia dapatkan.

Winter memandangi selimut kecil yang menyelimuti tubuhnya. Senyum tipis terukir di wajahnya.

“Terimakasih.” Jaemin membalasnya dengan anggukan.

“Kenapa berdiri di sini? Kau tidak dingin? Ah iya, aku lupa. Namamukan Winter, tidak lucu jika Winter merasa kedinginan di musim dingin.” Ucapan Jaemin mendapat lirikan tajam dari Winter.

“Kenapa kau datang kekamarku?”

“Kenapa? apakah tidak boleh jika aku mengunjungi calon istriku sendiri?”

“Siapa yang kau sebut calon istri?”

“Siapa lagi? tentu saja kau, Winterku sayang.” Ucap Jaemin.

“Memangnya aku mau menikah denganmu?” balas Winter.

“Tentu saja kau harus mau.” balas Jaemin dengan yakin.

“Memangnya kau siapa, sampai aku harus mau menikah denganmu?” Tanya Winter dengan nada mengejek.

“Hei! Aku ini Jaemin. Satu-satunya pria tampan di  Exodiyus.” Balas Jaemin dengan penuh percaya diri.

Winter mendelik tidak suka.
“Jau percaya diri sekali.”

“Kh tentu. Percaya diri sudah menjadi nama belakangku.” Lagi-lagi Jaemin membalasnya dengan bangga.

“Terserah kau saja.” Winter sudah menyerah menghadapi sikap Jaemin yang kelebihan percaya diri ini.

Entah apa yang merasuki pikiran Winter dulu sehingga dia menyetujui perjodohannya denga Jaemin.

Dulu, Winter dan Jaemin bagaikan tikus dan kucing. Keduanya tidak pernah akur dan selalu mengibarkan bendera perang ketika bertemu. Jenolah yang selalu sabar menghadapi mereka berdua saat perang internal terjadi.

Pernah sekali Winter dan Jaemin hampir berperang jika saja Jeno tidak menarik Winter keluar dari ruang kelas. Waktu itu, saat tahun kedua di akademi kerajaan, Jaemin menyembunyikan buku tugas milik Winter sehingga menyebabkan Winter di hukum karena tidak mengumpulkan tugasnya.

Hingga pada saat Winter yang baru kembali dari toilet memergoki Jaemin yang tengah memasukkan buku tugas Winter ke dalam tasnya. Winter menghampiri Jaemin dan langsung menarik rambut Jaemin kebelakang. Jaemin yang terkejut berteriak dengan keras, mengagetkan teman sekelasnya. Jeno yang merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi dengan cepat menarik Winter keluar kelas.

Namun, dibalik sikap mereka yang bermusuhan, mereka juga menyimpan rasa peduli satu sama lain. Misalnya saja ketika Jaemin di utus ke medan perang sebulan setelah mereka bertunangan. Awalnya Winter tidak mengijinkan Jaemin untuk pergi berperang, karena itu adalah perang pertama yang Jaemin hadapi. Winter takut Jaemin terluka atau bahkan kehilangan nyawanya. Namun, ketika ditanya apa alasan Winter tidak mengijinkan Jaemin untuk pergi, jawaban Winter berbeda dengan kenyataanya, "Bertemu dengan serangga saja dia takut, bagaimana dengan bertemu musuh. Bisa-bisa yang tersisa hanya baju besinya saja karna Jaemin melarikan diri.”

Tidak hanya itu. Ketika Winter tidak sengaja jatuh dari kudanya dan membuat ia tidak bisa berjalan selama beberapa minggu, Jaemin selalu menemani Winter di kamarnya. Jaemin tidak ingin meninggalkan Winter. Ketiga ditanya, mengapa Jaemin bersikap seperi itu, jawabannya selalu “Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melihat Winter menderita.” padahal, yang Jaemin ucapkan tidak sejalan dengan niat yang sebenarnya. Jaemin ingin menjaga dan merawat Winter.

Mereka berdua sama-sama saling memiliki rasa satu sama lain. Hanya saja ditutupi dengan sikap keduanya yang selalu mengundang perkelahian.

Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Jaehyun menjodohkan Winter dengan Jaemin. Jaehyun tahu, jika keduanya sama-sama memiliki perasaan hanya saja mereka berdua tidak menyadarinya.

“Kau pergi kemana tadi?” Tanya Jaemin.
Hujan sudah reda sedari tadi, namun keduanya masih enggan pergi dari sana.

“Aku pergi menemui seseorang” balas Winter dengan tatapan lurus kedepan. Sepertinya pemandangan langit malam setelah hujan lebih indah dibanding wajah Jaemin, tunanganganya.

“Siapa?”

“Kekasih Jeno.”

“APA?!” Teriak Jaemin tepat di samping telinga Winter.

Winter memukul lengan Jaemin dengan keras.
“Jangan berteriak. Kau membuat gendang telingaku rusak akibat suara mu itu!”

“Kau tau Jeno memiliki kekasih dari siapa?”

“Kau masih muda tapi kenapa sudah pelupa begini?” Ucap Winter sambil melirik kearah Jeno.

“Kau sendiri yang mengatakannya kepadaku beberapa hari yang lal sebelum pertunangan Jeno dan Giselle.”

“Benarkah?” Tanya Jaemin tidak yakin.

“sudahlah, berbicara denganmu membuat kepalaku menjadi pusing. Sebaiknya kau kembali kekamarmu.”

Jaemin sebenarnya memiliki rumah sendiri yang letaknya tak jauh dari istana. Namun, karena beberapa keperluan membuatnya terpaksa harus tinggal di Istana. Sesekali Jaemin pulang kerumahnya, entah itu ketika hari libur atau karena ketika ia rindu akan suasana rumahnya.

Winter berjalan menuju kasurnya
“Kenapa kau diam disitu? Pergilah! aku mengantuk.”

Agaknya Jaemin tidak mendengarkan perintah Winter untuk keluar dari kamarnya.

Jaemin melangkahkan kakinya, bukan kearah pintu, melainkan mendekati Winter yang masih berdiri di samping kasur.

“A-apa?” Tanya Winter saat Jaemin mendekat kearahnya.

Jaemin perlahan mendekati Winter dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Ka-kau mau apa?!”

Jaemin menghentikan langkahnya saat jaraknya dengan Winter hanya berkisar sejengkal.

Jaemin membungkukkan badannya, memandangi wajah Winter yang merah.
Perlahan wajah Jaemin mendekat mengarah pada ceruk leher putih Winter, dekat dengan telinganya. Deru nafas Jaemin yang begitu hangat dapat  dirasakan oleh Winter. Mata Winter perlahan terpejam.

“Selamat malam, Sayang.” Bisik Jaemin tepat di telinga gadis itu dengan suara serak namun terdengar merdu.

Bibir Jaemin beralih ke pipi Winter memberikannya kecupan kilat dan setelahnya Jaemin berlari dengan cepat meninggalkan Winter yang saat ini berubah menjadi patung karena perlakuan dari Jaemin.

Tbc......

Jaemin Daroll Curt

Jaemin Daroll Curt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaaaaa... maafkan jika part ini sangat cringe..
Aku nggak bisa buat jalan cerita yg lshqjzjiw karna aku jomblo, jadi kalau feelnya nggak dapat yah harap dimaklumi..
😁😁

Btw, bayangin Jaemin ngolong 'selamat malam, sanyang' pake deep voice..
Jxowvsiw gak tuh...

THE EXODIYUS || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang