16

562 51 4
                                    

Halo...

Typo bilang yah..
______

Brak.

Jeno membanting pintu ruangan kerja ayahnya dengan keras. Ia terlihat sangat marah. Bahkan terlihat jelas bahwa aajahnya saat ini memerah karena marah.

"Apa-apaan ini, Ayah?!" Ucap Jeno sesaat setelah masuk kedalam ruangan.

"Apa maksudmu?"

"Atas persetujuan siapa ayah menentukan tanggal pernikahan ku dengan Giselle?!"

"Tentu saja aku dan ayahnya Giselle. Siapa lagi?" Jawab Jaehyun santai yang membuat Jeno berdecak kesal.

"Lagi-lagi ayah menentukannya secara sepihak."

"Ayah, sampai kapan ayah melakukan ini semua atas keinginan ayah sendiri? Aku bahkan tidak mengatakan apapun terkait perjodohan ini dan ayah dengan seenaknya menentukan tanggal pertunangan. Setelah itu, dengan tiba-tibanya mengumumkan tanggal pernikahanku juga?!"

"Ayah tau sendiri bukan, jika aku sudah memiliki kekasih." Lanjut Jeno.

"Jadi kau mesih belum mengakhiri hubunganmu dengan wanita itu?"

"Tidak. Dan tidak akan pernah." Tolak Jeno tegas.

Mendengar jawaban anaknya membuat Jaehyun tersenyum remeh.

"Karina Bella. Ku dengar kekasihmu tinggal disebuah toko roti bersama pamannya. Benar begitu, Jeno?"

Jeno terkejut. Secepat itu kah ayahnya mencari tahu tentang Karina?

Cukup lama Jeno diam membuat Jaehyun yakin dengan jawaban dari pertanyaanya.

"Kau diam, berarti itu benar. Kau harus segera mengakhiri hubungan kalian berdua."

"Tidak akan."

"Dia hanya gadis biasa, Jeno. Hubunganmu dengan wanita itu tidak memberikan kuntungan bagi kerajaan."

"Lalu aku harus menikah dengan siapa? Giselle? Begitu?"

"Sudah berapa kali aku katakan. Aku tidak ingin menikah dengan wanita yang tidak aku cintai. Aku tidak peduli dengan akibat yang terjadi jika aku tidak menikah dengan Giselle."

Setelah mengatakan itu semua, Jeno memutuskan untuk pergi menenangkan diri ke kamarnya. Namun belum sempat ia berbalik, suara Jaehyun menghentikan niatannya.

"Ini perintah terakhirku. Menikah dengan Giselle, atau aku akan melakukan sesuatu kepada kekasihmu itu."

"Jangan menyentuh Karina sedikitpun." Ucap Jeno dengan penuh penekanan di tiap katanya.

"Pilihan ada di tanganmu. Jika tidak ingin wanita tersayanganmu celaka, menikahlah dengan Giselle."

Jeno menatap ayahnya dengan marah, kemudian memilih untuk pergi meninggalkan ayahnya.

Tanpa mereka sadari, seorang wanita sedari tadi mendengar perdebatan keduanya.

"Karina Balla." Gumam wanita itu.

Udah segitu dulu...

Aku bikinya pendek aja, takutnya ngebosenin.
(Ya walaupun emang selalu ngebosanin)

Bye..

THE EXODIYUS || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang