21

568 68 4
                                    

Hai..
Maaf karena menghilang terlalu lama, soalnya kuliah ku lagi di tahap memusingkan

Dan maaf lagi kalau ceritanya mulai gak jelas✌

__________

“Ken? kau kah itu?” tanya Beval kepada seorang pria misterius yang berjalan kearahnya. Pria tersebut membuka tudung matelnya. Dan benar saja, dia Ken alias Jeno.

Cuaca hari ini sedang hujan, karena memasuki awal musim penghujan. Hujan turun dengan tiba-tiba dan untungnya Jeno menggunakan mantel yang terbuat dari bahan anti air jadi Jeno sedikit terlindung dari basah karena hujan.

“Ya, paman. Ini aku.”

“Kau mencari Karina?” Jeno mengangguk mengiyakan.

“Maaf kan aku. Tapi Karina sedang tidak ada. Entah kemana dia perginya. Dia menghilang sejak pagi.”

“Karina menghilang?”

“Tidak. maksudku, dia pergi tanpa mengatakan apapun kepadaku. Padahal pesanan hari ini sangat banyak. Aku membutuhkan bantuannya. Apa kau tahu dimana Karina pergi?”

Jeno menggeleng. “Aku tidak tau Paman.”

Beval menghembukann nafas beratnya. Ia khawatir akan keadaan Karina saat ini. Ia pergi sejak pagi dan keadaan diluar sedang hujan.
“Entah mengapa, sejak kedatangan Putri Brianna kemarin, Karina berubah murung.”

“Brianna?!” Jeno nampak terkejut mendengar nama Brianna (Winter) disebut oleh Beval. Dan apa tadi? Winter menemui Karina? Apa yang dilakukan Winter?

“kau mengapa terkejut? Tapi, yah wajar saja jika kau terkejut. Mendengar berita seorang putri bangsawan mendatangi sebuah toko roti yang kumuh ini, tentu saja semua orang akan terkejut sepertimu.”

Mengabaikan apa yang dikatakan Beval, Jeno memilih untuk bertanya
“Apa yang dilakukan Win- ah maksudku Putri Brianna disini?”

“Entahlah. Saat Putri Brianna datang, aku sedang tidak ada di toko. Dan setelah kedatangan Putri Brianna kemarin, Karina menjadi murung.” Jelas Beval.

Jeno terdiam memikirkan apa yang terjadi kemarin. Apa yang dikatakan Winter kepada Karina. Tiba-tiba Jeno berpikir, apakah jangan-jangan Winter mengtakan semuanya kepada Karina? Tapi bagaimana mungkin Winter bisa tau siapa Karina? begitu banyak pertanyaan yang ada di pikiran Jeno.

Ia harus mencari Karina sekarang. Kemana perginya gadis itu.

“Paman, aku pergi dulu.”

“Kau mau kemana?” Tanya Beval saat Jeno membalikkan badannya dan berjalan keluar tolok.

Jeno membalikkan badannya menghadap Beval.
“Aku ingin mencari Karina.”

.
.
.

Dan disinilah Jeno sekarang. Di danau, tempat yang biasa dikunjungi Karina. Jeno menusuri sepanjang pinggir danau untuk mencari keberadaan wanita yang dicintainya itu. Namun sayang, hasilnya nihil.

Hujan deras yang sedari tadi mengguyur kini berganti dengan gerimis. Jeno mengusap kasar rambutnya yang sedikit basah.
“Kau dimana, Karina” Gumam Jeno.

Jeno melangkah ke alun-alun kota. Matanya terus mencari keberadaan wanita yang dicintainya itu hingga penglihatannya terfokus pada sosok yang duduk di kursi taman, membelakanginya. Jeno perlahan mendekat dan tebakannya benar, sosok itu adalah Karina. Wanita yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

"Karina?"

Merasa terpanggil, Karina mendongakkan kepalanya dan terkejut mendapati Jeno telah berdiri di sampingnya.

"Kau? Bagaimana bisa kau kesini?" Tanya Karina dingin.

"Aku mencarimu sedari tadi. Kau pergi sejak pagi dan ini sudah hampir malam." Ucap Jeno dan duduk di samping Karina

"Kenapa kau berbohong?" Tanya Karina tanpa melihat kearah Jeno

"Maksudmu?" Tanya Jeno bingung.

Karina memiringkan badannya kearah Jeno.
"Apakah membodohi wanita miskin sepertiku adalah hal yang biasa dilalukan oleh seorang putra mahkota sepertmu?" Pertanyaan yang keluar dari mulit Karina membuat Jeno terkejut.

"A-apa maksudmu Karina. Membodohi apa maksudmu?"

"Berhenti berpura-pura lagi. Aku sudah tau semuanya!" Balas Karina.

"Jeno Beldiq Cynderyn, calon raja Exodiyus. Itu identitas aslimu bukan? Bodoh sekali aku karena tidak menyadari semuanya" Lanjut Karina.

Kekhawatiran Jeno benar. Winter telah memberitahukan semuanya kepada Karina.

"Aku harus memanggilmu apa? Ken atau pangeran Beldiq?"

Jeno masih setia dalam kebisuannya.

"Sepertinya hubungan kita hanya bertahan sebentar. Maaf karena telah lancang menyukaimu. Dan, selamat atas pertunanganmu dengan Nona Giselle." Karina mengusap air mata yang membanjiri kedua pipinya dan pergi meninggalkan Jeno yang sedari tadi hanya bisa tertunduk diam.

Tbc....

Hehehe...


Jujur maaf banget, aku lagi sibuk banget akhir-akhir ini..
Aku bakalan usahain buat lanjutin cerita ini tapi kemungkinan aku akan jarang update..
ㅠㅠ

THE EXODIYUS || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang