24

675 71 2
                                    

Kamsahamida untuk seribu bintangnya😭😭😭😭😭.....
Nggak nyangka sekali aku (emot nangis lebay)
Sebagai ucapan terimakasih aku, hari ini aku update..


.
.

"Jeno? Bukannya kau saat ini sedang minum teh bersama Giselle?"

Jaemin bingung melihat Jeno yang saat ini sudah berada di tempat latihan.

"Hei. Bagaimana dengan calon istrimu itu? Apakah minum teh tadi berhasil membuatmu jatuh cinta kepadanya?"

"Jangan banyak bertanya!" Hardik Jeno. Ia jengah dengan pertanyaan yang dilontarkan Jaemin.

"Oh kenapa?" Jaemin menatap Jeno bingung. Kemudian senyum nakal terbit diwajahnya.

"Biar ku tebak. Kau sudah menyukai Giselle? Sudah ku bilang bukan? Kau hanya cukup bertemu dengannya dan kau pasti akan langsung jatuh cinta padanya. Biar ku tanya lagi, sudah di tahap mana rasa cintamu itu?" Jeno menatap Jaemin dengan tajam

Pertanyaan dari Jaemin lagi-lagi Jeno abaikan. Jeno malah berfokus memilih pedang mana yang akan ia gunakan untuk latihan.

Jeamin yang tak kenal lelah mencecar Jeno dengan sejumlah pertanyaan. Seolah diamnya Jeno tidak membuatnya takut.

"Kenapa kau diam? Oh. Aku tahu. Kau pasti malu, kan?" Jaemin memeperhatikan Jeno. "hei, ayolah. kau tidak perlu malu kepadaku. kita sudah lama berteman."

"Kau bisa diam tidak?! Dan satu lagi, hapus semua anggapan mu tentang aku menyukai Giselle!" ucap Jeno dengan dingin. Semakin dibiarkan Jaemin akan semakin membantainya dengan pertanyaan anehnya.

"Mengapa?"

"Mengapa apanya?"

"Apa alasan kau tidak menyukai Giselle? Dia anak yang baik dan dari keluarga baik-baik. Bahkan jika aku tidak bertungangan dengan Winter, aku pasti akan mendekatinya."

"Mendekati siapa maksudmu?"

"Tentu saja Gis- WINTER?!"

"Coba kau lanjutkan. Kau mau mendekati siapa jika kita tidak bertunangan?"

Tadinya Winter ingin menemui Jaemin untuk memberikan air, namun tanpa sengaja ia mendengar perbincangan Jaemin dengan Jeno.

"Ti-tidak. Aku tidak ingin mendekati siapapun." Jawab Jaemin gugup. Bisa kacau jika Winter tahu. Ya, meskipun ucapannya tadi untuk mendekati Giselle hanya gurauan, tapi Jaemin tetap takut. Winter seperti singa betina jika sedang marah

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan tadi? Dan apa? Kau ingin mendekati Gieselle jika kita tidak bertunangan?"

"Tidak Winterku sayang. Itu tadi aku hanya bergurau. Aku tidak mungkin mendekati Giselle. Kau tau? Kau adalah wanita paling cantik yang pernah aku temui, jadi tidak mungkin aku akan mendekati atau bahkan menyukai wanita lain selain kau." Jaemin mulai mengeluarkan jurus rayuan anehnya membuat Winter menatapnya dengan tatapan aneh bahkan Jeno mendadak merasa mual.

"Akh. Sepertinya aku salah sarapan tadi." Tentu saja itu sindirian Jeno untuk rayuan kardus dari Jaemin.

"Diam kau!" Perintah Jaemin kepada Jeno.

"Percayalah padaku Winter. Aku tidak mungkin melirik wanita lain selain kau." Jaemin kembali mengeluarkan jurusnya.

"Rayuanmu itu tidak mempan, Jaemin. Jika memang kau ingin mendekati wanita lain, baiklah. Aku akan mengatakannya kepada ayah. Aku yakin kau tidak akan bisa berdiri dengan sempurna setelahnya." Winter melangkahkan kakinya keluar dari tempat latihan mengabaikan teriakan Jaemin yang terus memanggilnya.

"WINTER.. TUNGGU.."

Jaemin panik. Wajahnya mendadak pucat. Jeno yanh melihatnyapun tidak mampu menahan tawanya.

"Bagaimana ini Jeno?"

"Bagaimana lagi? Kau siap-siap saja."

"Sahabat macam apa kau ini? Setidaknya bantu aku menjelaskan semuanya kepada Winter, bukannya diam."

"Bukannya tadi kau menyuruhku untuk diam?"

Jeno berdiri dari duduknya dan menepuk pundak Jaemin pelan.

"Bersiaplah untuk akhir hidupmu." Bisik Jeno tepat ditelinga Jaemin.

.
.

"Kau tadi melihat Winter?"

"Tadi saya melihatnya sedang berbicara dengan Raja di halaman depan istana." Ucap salah satu pelayan istana.

Jaemin segera berlari menuju tempat yang dikatakan oleh pelayan istana tadi. Ia harus segera menghentikan aksi Winter. Jika tidak maka ini adalah hari terakhir Jaemin dengan kakinya.

Jantung Jaemin berdetak lebih kencang (seperti genderang mau perang🎶) saat ia melihat Winter yang sedang berbicara dengan ayahnya. Jaemin melangkah mendekati keduanya. Dalam hati ia berdoa semoga saja Winter tidak menceritakan kejadian tadi kepada ayahnya.

Winter yang mengetahui kedatangan Jaemin pun tersenyum.
"Jaemin? Kemari, ayah ingin mengatakan sesuatu kepadamu."

Jaemin perlahan mendekat. Tanganya mulai basah karena keringat.

"Jaemin, benar apa yang Winter katakan?" Tanya Jaehyun.

"Be-benar Ya-yang Mulia." Saking takutnya Jaemin sampai terbata-bata.

Jaehyun berdiri dari duduknya dan mendekati Jaemin. Tangan Jaehyun terangkat membuat Jaemin menutup matanya. 'Apakah Raja Jaehyun akan memukul ku? Tidak jangan diwajah. Wajah adalah aset berhargaku' begitu kira-kira suara hati Jaemin.

Tentu saja anggapan Jaemin salah. Tangan besar Jaehyun tidak mendarat diwajahnya, melainkan dibahunya. Sebuah tepukan pelan yang dirasakan Jaemin dibahunya. Jaemin membuka matanya dan melihat Jaehyun yang tersenyum ramah.

"Aku percayakan keamanan Winter kepadamu." Ucap Jaehyun membuat Jaemin bingung.

"Sebentar lagi sore. Segeralah bersiap." Lanjut Jaehyun kemudian pergi meninggalkan Winter dengan Jaemin.

"Hei? Kau masih sadar?" Winter menjentikkan jarinya didepan Jaemin dengan maksud menyadarkan Jaemin.

"Kau dengar apa yang ayahku tadi katakan? Segera bersiap, aku tidak mau terlambat."

"Kita mau kemana?" Tanya Jaemin yang baru saja sadar dari kenyataan.. (asek)

"Ke pusat kota. Ada perayaan pelepasan lampion nanti malam. Aku ingin melihatnya." Balas Winter.

"Tunggu."

"Apa?"

"Kau tidak menceritakan kejadian tadi kepada ayahmu, kan?"

Winter terkekeh pelan
"Tentu saja tidak. Untuk apa aku mengatakannya? Lagipula mana ada wanita yang mau didekati oleh lelaki aneh sepertimu? Kalaupun ada mungkin manita itu gila."

"Dan kau wanita gilanya. Buktinya sekarang kau mau bertunangan dengan ku."

"Ya, kau benar. Dan aku gila karnamu."

.
.
.

TBC.......

Bum ciki bum ciki ciki bum bum ciki bum ciki🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bum ciki bum ciki ciki bum bum ciki bum ciki🎶

THE EXODIYUS || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang