Anyeong...
Typo, bilang.
____________
Dilain tempat namun diwaktu yang sama. Terlihat seorang pria tengah berdiri di depan sebuah toko roti.
Pria tersebut adalah Jeno.
Ingatkan saat Jeno mengatakan pada Karina bahwa dia akan mengambil mantelnya?
Ya. Jeno ingin mengambil mantelnya.
Kring...
Suara nyaring bel yang terpasang di pintu toko menandakan ada seseorang yang masuk.
"Selamat datang." Ucap paman Beval yang tengah berdiri dibelakang kasir.
"Oh, kau Ken? Ingin bertemu dengan Karina?" Tanya Paman Beval saat ia mengetahui bahwa orang itu adalah Jeno.
"Iya, paman." Balas Jeno.
"Tunggu sebentar. Akan aku panggilkan." Ucap paman Beval yang dibalas anggukan oleh Jeno.
Karina pun datang menghampiri Jeno.
"Ken? Ingin mengambil mantelmu?" Tanya Karina.
"Iya. Sekaligus aku ingin mengajakmu berjalan-jalan sebentar." Jeno.
"Oh begitu yah. Tunggu sebentar aku ambilkan mantelmu dulu." Ucap Karina kemudian pergi mengambil matel yang ia simpan didalam kamar.
Setelah itu Karina menghampiri paman Beval dan meminta ijin untuk pergi keluar sebentar bersama Jeno.
"Ini mantelmu."
Karina memberikan mantel yang kini terlihat lebih bersih dan wangi kepada Jeno.
"Ayo, kita pergi sekarang." Ucap Karina.
Keduanya kini berjalan menyusuri jalan setapak disertai keheningan yang selalu setia menyertai mereka berdua.
"Kita mau pergi kamana?" Tanya Karina.
Jika boleh jujur, Jeno sendiri tidak tahu ia ingin membawa Karina kemana.
Tiba-tiba, Jeno mendapatkan ide.
"Kita ke danau, tempat pertama kali kita bertemu." Putus Jeno.
Keduanya berjalan menuju danau.
Sesampainya disana. Mereka langsung duduk di pinggir danau.
Di danau tersebut, ada sekumpulan angsa putih yang sedang berenang.
Melihat itu, Karina tersenyum senang. Tanpa ia sadari, Jeno sedari tadi memperhatikan senyum itu.
Jeno pun ikut tersenyum. Hingga akhirnya ia tersadar dan bertanya pada Karina.
"Kau begitu menyukai tempat ini?"
Karina lalu menoleh kearah Jeno.
"Iya. Sejak kecil, aku selalu mengunjungi tempat ini ketika sedang merasa sedih." Jawab Karina.
"Merasa sedih?" Tanya Jeno memastikan.
Karina menjawabnya dengan anggukan.
"Jika boleh tau, apakah kau hanya tinggal bersama paman Beval?" Tanya Jeno.
Mendengar pertanyaan Jeno, membuat senyum yang sedari tadi Karina perlihatkan mulai luntur.
"Ah. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menanyakan hal itu padamu." Kata Jeno dengan raut wajah bersalah karena membuat Karina bersedih.
Melihat reaksi Jeno, membuat Karina tersenyum tipis. Entahlah, Jeno terlihat begitu mengemaskan.
"Sedari kecil aku memang sudah tinggal bersama paman Beval. Ayahku meninggal disaat aku berusia lima tahun dan ibuku.." Karina menghembuskan nafas beratnya dan mencoba untuk tersenyum.
"Ibuku pergi meninggalkanku demi pria lain saat aku barusia sepuluh tahun." Lanjut Karina."Selama sebulan aku tinggal sendirian. Hingga saat Paman berkunjung kerumah ku dan kemudian membawaku untuk tinggal bersamanya." Ucap Karina tanpa ia sadari, ia menangis sekarang.
Entah hasutan dari mana, tiba-tiba saja tangan Jeno terangkat dan mengusap air mata yang kini tengah membasahi pipi Karina.
Karina menoleh kearah Jeno.
Mereka berdua kamudian saling tatap. Dan keheningan kembali tercipta.
Krik.. Krik.. Krik..
Suara jangkrik terdengar dibalik semak-semak dan menyadarkan mereka berdua.
Uh, suasana terasa canggung sekali.
"Sudah sore. Sebaiknya kita pulang." Ucap Karina.
Jeno pun berdiri dan mengulurkan tanganya kearah Karina yang masih duduk.
Karina mengangkat sebelah alisnya karena bingung, kenapa Jeno mengurkan tangannya.
"Ayo, aku bantu kau berdiri." Ucap Jeno.
Karina tersenyum dan membalas uluran tangan Jeno.
Mereka berdua kini berjalan pulang tanpa melepaskan genggaman tangan.
Bersambung........
Jujur, aku rada aneh gitu waktu nulis adegan romantis. Jadi, kalau kurang feel, mohon di maklumi.
Aku datang di hari senin yang indah ini😁Curhat:
Dosen aku kenapa suka banget ngasih tugas banyak dan deadlinenya mepet sih..🏎🏍
![](https://img.wattpad.com/cover/282007299-288-k62935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXODIYUS || Jeno - Karina
Kısa HikayeSeorang putra mahkota yang dijodohkan dengan wanita yang tidak ia cintai. Putra Mahkota tersebut bernama Jeno Beldiq Cyndryn. Jeno merupakan satu-satunya calon penerus tahta kerajaan Alphanus. Jeno dijodohkan oleh seorang wanita keturunan Duke, namu...