12

644 66 0
                                    

Hai..

Abaikan typonya.

_____________

Jeno dan Karina saat ini tengah berdiri di depan toko roti.

"Sudah malam, masuklah." Ucap Jeno sambil salah satu tangannya terangkat, membelai rambut hitam Karina.

"Kau langsung pulang? Tidak ingin mampir dulu sebentar?"

"Sebenarnya aku mau, tapi aku harus segera pulang kerumah. Sampaikan salamku pada paman Beval."

"Baiklah. Hati-hati." Ucap Karina yang dibalas anggukan dan senyum tipis oleh Jeno.

Karina masuk kedalam toko setelah memastikan bahwa Jeno sudah pergi.

"Aku pulang!"

"Sudah bertemu dengan Ken?" Tanya paman Beval.

Ia saat ini sedang membuat sebuah kue di dapur.

"Sudah." Kata Karina yang dibalas anggukan oleh paman Beval.

"Paman sedang membuat kue?"

"Iya. Istana yang memesannya." Ucap Beval sambil mengoleskan krim pada kue.

"Istana? Tumben sekali. Apakah akan diadakan pesta?"

"Ku dengar besok akan diadakan pesta dansa untuk merayakan kemenangan perang kemarin sekaligus pertunangan putra raja Dixon."

"Pangeran Beldiq?"

"Iya. Dia akan bertunangan dengan anak dari tuan Edward Hamilton."

"Benarkah? Paman, apakah paman pernah melihat pangeran Beldiq secara langsung?" Tanya Karina.

Saat ini ia tengah membantu Beval memotong buah yang nantinya akan digunakan sebagai hiasan kue.

Beval menghentikan sejenak kegiatannya dan menoleh kearah Karina.

"Kalau untuk bertemu secara langsung, paman belum pernah. Tapi dari yang paman dengar, dia memiliki wajah yang sangat tampan dan juga tinggi."

Hampir seluruh rakyat Exodiyus belum pernah atau bahkan tidak mengetahui rupa asli dari Jeno. Sejak kecil istana melarang Jeno dan saudarinya, Winter, untuk keluar dari gerbang istana. Alasannya simple, karena takut musuh akan melukai mereka.

Keduanya akan diperkenalkan didepan umum ketika acara-acara tertentu. Misalnya Winter, dia diperkenalkan didepan umum ketika acara pertunangannya dengan Jaemin. Saat itu banyak yang memuji kecantikan Winter. Ia terlihat sangat anggun.

Sama halnya dengan Jeno. Ia akan diperkenalkan sebagai calon penerus kerajaan besok, di hari pertunangannya juga.

"Benarkah?"

"Ya. Jika paman tidak salah, kemungkinan Pangeran Beldiq seusia denganmu."

"Oh ya! Ngomong-ngomong, tadi Ken menemuimu karena ingin membicarakan sesuatu." Lanjut Beval.

Mendengar pertanyaan Beval membuat wajah Karina memerah. Ia teringat dengan kejadian yang terjadi tadi di taman.

"Kau baik-baik saja? Wajahmu merah sekali." Tanya Beval khawatir.

"Tidak, Paman. Aku baik-baik saja." Ucap Karina sambil mengibaskan kedua tangannya didepan wajah.

Melihat gerak-gerik Karina membuat Beval tersenyum tipis. Ia sadar bahwa keponakannya ini sedang menahan malu. Ia bisa menebak, apa yang terjadi tadi.

"Apapun yang dibicarakan Ken padamu tadi, semoga saja itu hal yang baik." Ucap Beval sambil tersenyum kearah Karina.

"Dan paman akan selalu berdoa yang terbaik untukmu." Lanjut Beval

"Semoga." Gumam Karina

.
.

--Bersambung--

Ini part paling tidak jelas

Bye.

Saranghae tto saranghae..🎵

THE EXODIYUS || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang