Seorang putra mahkota yang dijodohkan dengan wanita yang tidak ia cintai.
Putra Mahkota tersebut bernama Jeno Beldiq Cyndryn. Jeno merupakan satu-satunya calon penerus tahta kerajaan Alphanus. Jeno dijodohkan oleh seorang wanita keturunan Duke, namu...
"Kenapa kau sendirian? Dimana Jeno?" Tanya Winter.
Saat Winter ingin pergi ke perpustakaan milik istana, tanpa sengaja ia melihat Giselle yang sedang berdiri sendirian ditaman.
"Jeno, dia baru saja pergi." Balas Giselle dengan sedih.
Melihat Giselle yang nampak sedih, membuat Winter penasaran.
"Ada apa? Apakah acara minum teh kalian lancar?"
Giselle menghela nafas dan menggelengkan kepala. "Dia bahkan belum meminum tehnya." Ucap Giselle sambil melirik kearah cangkir teh yang masih terlihat penuh itu.
Winter mengikuti arah yang dilihat Giselle dan berdecak kesal.
"Apalagi yang dia lakukan sekarang." gumam Winter.
"Ceritakan padaku, apa yang terjadi tadi?" Tanya Winter.
"Tidak ada. Aku hanya memperkenalkan diri dan memberitahukannya tentang tanggal pertunangan."
"Tanggal pertunangan?" Tanya Winter memastikan.
Giselle mengangguk. "Ya. Setelah aku mengatakan itu dia pergi begitu saja"
"Ck. Dasar anak itu." Ucap Winter.
"Winter, memangnya apa yang terjadi? Apakah Jeno tidak menyetujui perjodohan ini?" Tanya Giselle.
Memang, Giselle tidak mengetahui jika Jeno menolak perjodohan ini. Bukan hanya Giselle, tapi ayahnya juga tidak mengetahuinya. Pihak kerajaan menutupinya karena jika keluarga Hamilton tahu, maka mereka akan membatalkannya.
Edward sangat menyayangi anak bungsunya itu. Ia tidak ingin jika Giselle menikah dengan pria yang tidak mencintainya. Dan ia tidak akan segan-segan untuk membatalkan rencana perjodohan yang bahkan sudah direncakan sejak dulu.
"Apa? Tidak.. Bukan seperti itu." Balas Winter.
"Lalu kenapa Jeno pergi begitu saja. Bahkan tadi dia mengatakan bahwa pertunangan ini ide gila. Winter, jawab jujur. Jeno menyetujui hubungan ini atau tidak?"
"Ya-ya tentu saja Jeno menyetujuinya. Kau tenang saja, Jeno mungkin terkejut mendengar rencana tanggal pertunangan itu. Kau tahu sendiri bukan, saat kita membahasnya kemarin Jeno sedang tidak di istana."
"Benarkah?"
Winter mengangguk dan mengulurkan tangan kananya untuk menepuk ringan pundak kiri Giselle. "Kau tidak usah khawatir. Urusan Jeno, biar aku yang mengurusnya."
Giselle pun tersenyum. "Baiklah. Oh iya, ku dengar istana memiliki banyak koleksi buku. Apakah itu benar?"
"Iya benar. Exodiyus memiliki koleksi buku terbanyak. Memangnya kenapa?"
"Aku sedang mempelajari ilmu tentang ramuan. Koleksi buku di kastilku tidak lengkap. Mungkin istana punya koleksi lengkap. Apa aku boleh membacanya?"
"Tentu saja." Balas Winter
"Terimakasih. Aku pergi ke perpustakaan sekarang." Ucap Giselle lalu kemudian pergi.
"Ck. Apalagi yang Jeno lakukan sekarang?" Gumam Winter kesal kemudian pergi untuk mencari Jeno.
. .
"Tunggu!" Winter menghentikan langkah tiga orang dayang istana. Ketiganya kemudian membungkuk untuk memberi salam.
"Salam, Putri." Ucap ketiganya.
"Apa kau melihat Jeno?"
"Tadi saya melihat Pangeran Beldiq keluar dari ruang kerja Raja Dixon dan pergi kearah kamarnya" Ucap salah satu diantara ketiganya.
"Ruang kerja ayah?" Tanya Winter.
"Iya Putri. Pangeran terlihat begitu marah." Balasnya.
"Baiklah. Kalian boleh pergi."
"Permisi, Putri." Ketiganyapun membungkuk dan pergi.
Winter lalu berjalan kearah kamar Jeno. Setelah sampai, ia melihat pintu kamar Jeno dalam keadaan terbuka dan ada Jaemin didalamnya.
"Fyuh.. semoga saja dia tidak melakukannya." Gumam Jaemin.
"Melakukan apa?" Tanya Winter saat memasuki kamar dan berdiri tempat di belakang Jaemin
"Oh, Astaga!" Jaemin berbalik badan dan terjatuh kebelakang karena terkejut melihat Winter yang kini sudah ada di belakangnya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Winter khawatir.
Jaemin berdiri sambil menyentuh pinggangnya yg sakit akibat terjatuh tadi.
"Aku baik-baik saja. Mencari Jeno?"
Winter mengangguk. "Kau melihatnya? Kata dayang tadi Jeno pergi kekamarnya."
"Ya, benar. Tapi sekarang Jeno sedang tidak ada. Dia baru saja pergi keluar istana mengunjungi kekasihnya."
"Apa?! Kekasih? Jeno memiliki kekasih?!"
"Hey, Winter sayang. Kenapa kau terkejut begitu?"
"Ceritakan padaku apa yang Jeno katakan diruang kerja ayah tadi!"
Jaemin pun menceritakan segalanya. Tentang Jeno yang tidak menyetujui tanggal pertunangan dan tentang Jeno yang sudah memiliki kekasih.
"Apa kamu tahu siapa kekasih Jeno?" Tanya Winter.
"Tidak. Aku bahkan baru mengetahuinya tadi."
"Tolong rahasiakan ini kepada siapun. Jangan sampai ada yang tahu bahkan keluarga Hamilton. Bisa-bisa mereka akan membatalkan perjodohan ini."
"Ya, kau benar."
"Oh ya. Punggungmu. Kau yakin tidak apa-apa?"
"Iya Winter sayang. Aku tidak apa-apa."
"Syukurlah kalau begitu."
. .
Diruang kerja miliknya, Winter sedang menunggu seseorang.
Tok Tok
"Salam, Putri." Ucap wanita bernama Faya. Ia adalah orang suruhan Winter. Ya hampir mirip dengan asisten lah.
"Tolong kau cari tahu siapa wanita yang saat ini sedang dekat dengan Jeno aku ingin secepatnya!" Perintah Winter.
"Dan rahasiakan ini dari siapapun!" Lanjut Winter
"Baik, Putri." Ucap Faya kemudian pergi untuk mengerjakan tugasnya.
"Tidak akan ku biarkan kau menghancurkan segalanya, Jeno" gumam Winter.
________
Bersambung....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku liat Giselle berasa kaya lagi bercermin🤭
. .
Get me get me now, get me get me now (Zu zu zu zu)