15

319 42 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Di dalam kamarnya Rose memang sedang menangis.

Hari ini dia kembali merasa sangat emosional karena mengingat anaknya yang telah tiada bahkan sebelum lahir.

"Sayang...ibu benar-benar merindukan mu. Andai saja kau tidak pergi meninggalkan ibu..."

Mengingat calon anaknya yang sudah tidak ada, itu juga mengingatkan Rose tentang pengkhianatan Chanyeol yang terjadi di depan matanya sendiri.

Tok..tok..tok..

"Rose"

Rose tau betul itu suara siapa. Tanpa sadar tangannya pun terkepal.

"Diam dan pergilah! Jangan mengganggu ku!"

Dan setelah itu, tidak ada lagi suara Chanyeol yang terdengar dari depan pintu kamar. Mungkin Chanyeol tau bahwa dirinya benar-benar tidak ingin bicara dengannya, pikir Rose.

"Kenapa dia harus datang sih ? Aku benar-benar tidak mengharapkannya sama sekali"

Rose berdecih. "Aku membencinya!"

•••

Rose baru saja membersihkan dirinya di kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya. Ia pun memilih untuk memakai baju santai yang biasa ia pakai untuk malam hari.

Tok..tok..tok..

"Rose"

Rose menghela nafas mendengar suara ibu memanggilnya dari depan kamar.

"Makan malamnya sudah siap, ayo turun"

"Aku tidak lapar, kalian saja yang makan"

"Rose, jangan bersikap seperti itu"

"Aku memang tidak lapar. Jadi ibu makan duluan saja"

"Roseanne Park ! Jangan membuat ibu marah"

"Ishh!!"

"Cepat turun atau ibu akan-"

"Iyaiya, aku akan turun sebentar lagi"

"Tidak, kau harus turun sekarang"

"Ibu tolonglah, jangan membuat mood ku semakin buruk. Aku akan turun sebentar lagi"

Ibu menghela nafas. "Baiklah, tapi cepat"

Rose tak punya pilihan lain selain menuruti ibunya. Setelah selesai merapikan dirinya, Rose segera pergi ke meja makan.

Di sana, Rose melihat kedua orang tuanya, Chanyeol dan juga ibunya sudah duduk di kursi meja makan.

Dan bukannya duduk di sebelah Chanyeol, Rose malah berputar dan duduk di sebelah ayahnya.

Dan saat Rose melirik Chanyeol, ternyata pria itu sedang menatapnya dengan tatapan sedih.

Rose berdecak dalam hati. "Untuk apa memasang ekspresi seperti itu ? Dia pandai berakting rupanya"

•••

Setelah menghabiskan makanannya, Rose langsung kembali ke kamar dan mengurung diri di sana.

Dia tak peduli walaupun ayah maupun ibunya meminta dirinya untuk keluar dan bicara dengan mereka.

Setelah cukup lama mengurung di kamar, dia tiba-tiba merasa haus.

Ia pun bangkit dari posisi rebahannya.

Rose menghela nafas. Mau tak mau ia harus pergi ke dapur untuk menghilangkan rasa hausnya itu.

Perlahan Rose turun ke lantai bawah dan memastikan bahwa di ruang tengah tidak ada siapapun.

OPPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang