7. Teman dekat

33 7 2
                                    

Happy reading 💚💚💜💜

*****

Bagian tujuh

"Terima kasih pak atas makan malamnya dan mengantar saya pulang juga" ujar Salma pada Arman yang sudah menepikan mobilnya tepat di depan pagar rumah Salma

Arman terlihat mengangguk lalu tersenyum
"Sama-sama"

Salma keluar dari mobil itu di ikuti juga oleh Arman yang ikut keluar dari balik kemudinya.

Saat mereka sudah berhadapan kembali, suara pagar dari seberang rumah Salma terdengar dan munculah satu sosok manusia yang dengan santainya melangkah maju ke arah mereka berdua.

"Baru pulang mbak?" Tanya seseorang yang baru keluar dari rumah di seberang rumah Salma itu, yang tidak lain adalah Awan.

Awan juga menatap penasaran dengan laki-laki yang sedang bersama Salma saat ini, tatapannya agak menilai dan entah kenapa juga ada sedikit tidak enak dalam hatinya saat melihat laki-laki itu yang menatap hangat dan lembut pada Salma.

Laki-laki yang beberapa hari ini tidak bergelayutan dengan menemui Salma dengan alasan yang beragam itu seolah dia sedang menghindar dari Salma. Setelah pulang dari pantai beberapa hari yang lalu, Awan seakan menghilang dari Salma tepatnya menghindari Salma.

Mungkin Awan terkejut dengan pengakuan yang Salma utarakan waktu di pantai hari lalu. Tapi, Salma tetap kesal dengan laki-laki itu entah dari dia yang niat melarikan diri lagi atau juga kesal karena Awan ternyata punya tahta tertinggi di hati Salma yang membuatnya susah untuk membenci Awan.

"Iya" jawab Salma cuek

Melihat tatapan bertanya dari Arman, Salma mengenalkannya pada tetangganya yang satu ini.

"Kenalin pak, ini Awan tetangga saya" ujar Salma sekenaannya

"Awan, tetangga, sekaligus teman dekatnya mbak Sal" ujar Awan pada Arman dan mereka saling berjabat tangan.

Arman mengagguk dengan senyum tipisnya.
"Arman, sepertinya saya juga akan jadi teman dekatnya Salma mulai hari ini" Senyum tipisnya bergerak semakin lebar lalu menatap juga Salma yang menjadi sedikit salah tingkah.

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu, mari" lanjut Arman menganggukan kepalanya pada Salma dan Awan lalu masuk pada mobilnya dan membunyikan klakson mobilnya sebagai tanda dia pergi.

"Mau ngapain kamu?" Tanya Salma pada Awan dengan sikap cueknya.

"Mau ke rumah mbak, tadi Ayah Adi ajakin aku nonton bola. Bang Raska nggak pulang katanya, jadi minta di temenin sama aku" ujar Awan lalu masuk ke dalam rumah Salma lebih dulu.

Salma hanya mengendikan bahunya, dia sudah berpikiran mungkin Awan akan meminta maaf padanya karena sudah membuat hidup Salma monoton atau minta maaf karena tidak bisa membalas perasaannya. Tapi, melihat gelagat Awan yang seolah tak terjadi apa pun Salma mengeraskan hati dan pikirannya untuk tidak memikirkan dulu perasaanya pada Awan itu.

Salma lalu masuk setelah berdebat di dalam hatinya tentang Awan, dia sudah melihat Awan duduk lesehan dengan Ayahnya di ruang tv lalu fokus mereka mengarah pada layar lebar di hadapan mereka itu.

"Adek pulang!" Ujar Salma setelah mengucapkan salam.

Ayah dan Awan yang menyadari ada Salma mengalihkan dulu fokus mereka pada Salma.

"Di anter siapa tadi? Kata Awan cowok" Ayah menyipitkan matanya curiga setelah Salma menyalimi tangan Ayahnya.

Salma duduk di sofa ruangan itu lalu memijit kepala depannya, karena pening tiba-tiba menderanya apalagi setelah Ayah tahu dia di antar oleh seorang cowok selain tukang ojeg yang sering dia pesan.

Hi, Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang