Happy reading♥️
Terima kasih yang masih setia mampir ke cerita ini💚💜
******
Bagian delapan
Langit masih cerah di siang ini padahal di bulan ini adalah bulan penghujan, kemarin saja hujan sejak pagi sudah mengguyur kota ini sampai malam harinya. Tidak tanggung-tanggung hujan lebat dan petir bergema pada hari kemarin.
Hari ini tepatnya pada siang ini Salma akan bertemu dengan Awan lagi dan ia yakin pasti masih membahas sesuati di antara mereka. Jujur yang membuat Salma pusing sendiri dengan ke rumitan ini.
Andai waktu di pantai itu Salma tak terlalu terbawa emosi dan mengatakan segalanya pada Awan mungkin keadaannya tidak akan mungkin serumit ini, andai Salma cukup bersyukur dengan adanya Awan kembali padanya walau sama seperti dulu, tidak bisa di miliki, harusnya Salma tahu diri saja.
Mana mau bocah itu akan suka pada dirinya melebihi seorang teman dan kakak perempuan baginya. Berdecih dalam hati, Salma menertawakan nasibnya yang harus mendapatkan cinta pertamanya ke laki-laki yang umurnya di bawah dia dan kasihannya lagi cintanya itu berada di bawah frendzone dan tak terbalas.
"Kita mau kemana?" Tanya Salma saat dia sudah duduk di kursi mobil yang di bawa oleh Awan
"Jalan-jalan di daerah taman kota aja mbak"
Salma menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ide Awan untuk ke sana, setelah itu Awan melajukan mobilnya dari pelataran apartemen milik Salma.
Perempuan itu kemarin malam tidak pulang ke rumah ke dua orang tuanya, dia pulang ke apartemennya yang lebih dekat dari tempatnya bekerja karena kemarin hujan lebat dan juga dia kemarin pulang larut.
Tidak ada pembicaraan di mobil itu selain musik dari radio yang Awan sengaja sudah nyalakan dari tadi.
Lagu Like water dari Wendy red velvet mengalun dari radio yang sedang di putar itu, sebentar lagi mereka akan sampai di parkiran yang di sediakan oleh pihak pengelola taman di sini. Tapi mereka masih memilih bungkam, diam dan menghayati lagu yang sedang terputar itu.
Salma yang notabane-nya adalah penggemar drakor sampai kpop tentu hafal beberapa lagu korea karena dia sering memutarnya, tak terkecuali dengan lagu satu ini juga. Dia hafal sampai dengan maknanya.
Dia ingin hubungannya bersama Awan seperti air yang mengalir dan tenang, tapi sayangnya dia tahu Awan tak membalas rasa sukanya itu.
"Yuk mbak" ajak Awan setelah Awan sudah menepikan mobilnya.
Mereka berdua keluar dari mobil dan berjalan di kawasan taman kota itu.
Terlihat ada beberapa orang di taman itu, cuaca hari ini cukup membuat Salma gerah dan kepanasan.
"Mau beli es potong itu nggak?" Tanya Awan saat tahu Salma sepertinya kepanasan.
Awan tak menyangka cuaca siang ini akan sepanas ini, dia mengajak Salma siang ini karena biasanya setelah siang menjemput cuaca akan mendung tapi tidak dengan hujan, tapi kadang juga gerimis.
Salah Awan yang tak melihat perkiraan cuaca untuk hari ini.
Salma berjalan lebih dulu ke arah penjual es potong itu dan duduk di salah satu kursi yang di sediakan oleh penjual jajanan di sana.
Ada beberapa penjual jajanan di daerah taman kota itu, ada banyak makanan kesukaan Salma juga. Tapi yang lebih penging sekarang adalah dia ingin memakan dulu apa yang sedang di pegang oleh Awan, es potong yang tadi dia tawari.
"Thank's"
Awan hanya mengangguk dia lalu duduk di sebelah Salma. Mereka menikmati es potong itu tanpa pembicaraan, sebelum Awan mengahadapkan duduknya ke arah Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Love
Short StorySalma adalah seorang Dokter yang baru saja lulus dan sedang melanjutkan ke tahap spesialisnya, yang menerapkan bahwa hidupnya selalu monoton setelah di tinggal oleh gebetan sekaligus teman kecilnya saat dia ada di masa 'cinta itu segalanya' Tak lama...